11

380 31 5
                                    

Semua member Mipa satu berkeliaran di sekitar taman dengan pasangan masing-masing, eh pasangan kelompok maksudnya. Termasuk Nara yang sedang mengitari beberapa bunga dengan Third yang mengekorinya.

Nara tiba-tiba berhenti dan berbalik dalam sekejap,"awas lo!!! Jangan kabur, kalo lo tiba-tiba ngilang gue aduin lo sama pak Vetto!"ancam gadis itu pada laki laki yang berdiri dengan santai.

"Dasar bawel,"ejeknya yang seketika membuat Nara naik darah."bomat."

Nara jalan di depan mencari sasaran korban tulisan laporan yang membosankan. Dan ia akhirnya menemukan kumpulan bunga yang menurutnya indah. Nara sibuk melihat bunga bunga itu dan bergumam sendiri sambil jongkok.

"Ini bunga fotocopy wajah gue yah jadi cantik gini"

"Mana ada bunga bisa fc muka lo. Aneh,"timpal Third.

"Apasih lo, iri aja"

"Ngapain gue iri sama lo, gue kan cowok. Lo tuh pantesnya mirip ini,"Third menunjuk daun kering dari salah satu bunga.

"Jahad banget lu"

"Yee, dasar oon. Gini ya gua jelasin, mumpung lagi baik nih. Bunga itu secantik apapun juga bakal layu terus mati. Kalo daun, udah layu pun dia bisa berguna bagi tumbuhan lain, jadi pupuk misalnya."

"Oh ya?" Nara jadi takut kalau-kalau Third lagi kesurupan jin baik.

"Iya manis,"katanya sambil ngacak rambut Nara. Nara diem aja nggak tau harus gimana apalagi ini pertama kali dia liat Third senyum manis gitu eaa asyiquee.

Nara mulai buat laporannya tapi ia ngerasa risih diliatin Third terus. Eh bukan risih, mungkin lebih ke grogi.

"Lo kenapa keringetan gitu?"tanya Third melihat sekitar yang nampak rimbun,"perasaan gak panas."

Nara gelagapan sendiri,"hah? Iya ini panas banget suasananya mau hujan kali ya?" Gak tau deh mukanya kaya apa sekarang.

Third berdiri,"tunggu bentar,"suruhnya.

"Mau kemana lo? Awas kalau kabur,"ancam Nara.

"Enggak, bawelku yang manis,"dia pergi gitu aja.

Sering banget bilang manis, apa semua cewek digituin? Pantes aja banyak yang suka.

Lagi enak enak ngelamun Third idah nongol aja sambil nyodorin botol minuman dingin tepat di wajah Nara."Nih, jangan ngelamunin gue terus napa."

"Ih sory, gak sudi gue ngelamunin lo,"sinis Nara menyambar botol minum di depannya lalu meneguknya hingga sisa setengah.

Nara berteriak marah saat Third ngambil botol minumnya tanpa permisi,"Niat ngasih gak sih, main ambil aja"

Dia mah diem aja dan malah minum sampai habis. Jangan bilang itu artinya gue sama dia secara gak langsung kiss.

"Eh,"Nara menutup bibirnya dengan tangan sekaligus merutuki pikirannya.

"Kenapa hm?"tanya Third kaya ngegoda.

"Nggak,"ketus Nara melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Ngapain sih liatin gue terus mending lo liatin bunganya aja,"Nara sudah tak tahan dilihat Third terus rasanya pengin nyolok matanya. Tapi jangan, sayang kalau dicolok. Entar jelek lagi.

"Ogah. Cantikkan kamu dari pada bunga."

Eh ini orang agak kurang waras apa gimana. Suka ngebaperin mulu. Pantes ciwi ciwi pada nempel. Kaya lintah.

"Gak usah baper. Cuma lo kok yang pernah gue giniin."

Ini bocah nyebelin banget yah,"gak"

Nara berhenti nulis, pegel semua dah tuh tangan. Nulis berpuluh puluh kalimat. Third yang peka ngerebut pulpen dari tangan Nara dan mindahin kertasnya jadi di depannya sendiri.

"Eh lo mau ngapain?"

"Udah gue aja yang nulis, capek kan lo pasti."Oke kali ini Nara gak ngelak kalau Third emang perhatian. Dia sebenernya baik tapi gak tau deh sifat playboynya tuh pengaruhnya siapa.

"Gak usah segitunya juga liatinnya, gue emang ganteng,"kata Third sambil nulis.

Nara mukanya berubah seratus delapan puluh derajat jadi datar binggo. Dia langsung malingin wajahnya ke arah lain.

Tiba-tiba Yaza dateng bareng sama Mieta, anak kelas sebelah yang nggak tau bisa sama Yaza sekarang. "Ra, gue mau ngasih undangan ke lo sama...,"ucap Yaza ngegantung,"Third." Mieta memberikan dua undangan ke Nara. "Dateng ya ke birthday party gue."

"Iya pasti. Makasih Za udah undang gue sama Third," Nara senyum sebelum Yaza pergi membagikan undangan ke yang lain.

"Lo mau pergi?"tanya Third disela-sela nulis.

"Iyalah. Udah diundang masa nggak dateng."

"Oke. Lo pergi sama gue terus pulang sama gue. Titik." Putusnya sendiri.

Ini orang kenapa sih. Perasaan nggak ada yang minta. "Gue nggak minta ya"

"Gue juga nggak nawarin. Itu perintah yang harus lo turutin"

Hell, siapa dia merintah merintah seenak dengkul. "Siapa lo asal merintah aja."

"Gue? Nama gue Third. Gue coganis (cowo ganteng manis). Gue peduli sama lo. Lo nggak boleh sendirian, bahaya. Dan nggak usah protes."

Udahlah ngalah aja ama orang yang kepedeannya menjulang sampe langit ke tujuh. Lagian lumayan juga dari pada naik taksi atau nyuruh abang Arkin yang notabene malesable. Nara sekarang panggil abang enggak kakak lagi karna ikut-ikutan si Aynam.

Pas pulang sekolah Third yang biasanya udah menghilang dengan satu jurus sekarang masih di kelas. Tumbenan. Aynam udah duluan karna dijemput. Terus si marc lagi kumpul sama kakak kakak dance jadi perwakilan anak anak dance lain. Udah nggak banyak orang di kelas.

Nara udah beranjak keluar kelas diikutin Third di belakang. Tapi sekarang mereka udah sejajar. "Jam tujuh jangan lupa. Gue jemput."

"Hm"

"Lo mau pake baju warna apa?"
Third jadi agak cerewet gak sih. Lah biarinlah.

"Kepo,"ucap Nara singkat langsung pergi gitu aja.

***
TBC

Mian jarang update. Udah kelas 12 terus bnyk tugas. Apalagi sekarang lagi uas.

See you next part...
Gomawoo...

You Don't Know-Third ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang