9

396 28 3
                                    

Ujian akhir udah usai dengan sangat lancar. Itu artinya nggak ada lagi aturan-aturan minggu-minggu ujian. Yeay.

Dan holiday Nara kali ini nggak ada yang istimewa. Jadi yah cuma nyibukkin diri di rumah. Dia nggak punya niatan buat liburan kemana gitu kaya temen-temennya yang lain. Sebenernya bukan masalah besar,  yah karena dia udah banyak pergi ke luar negeri pas liburan jadinya agak males aja kalau liburan ke tempat yang udah pernah dikunjungi.

"Hallo Ra,"sapa Aynam dalam telepon.

"Hallo Ay, ada apa? Tumben nelpon"

"Enggak terlalu penting sih, tapi gue besok mau pergi liburan ke Italia, lo mau ikut?"

"Oh, enggak ah gue udah pernah kesana,"tolaknya saat Ia duduk di ayunan taman dekat rumahnya.

"Ya udah deh. Have a nice holiday Ra. Bye bye,"ucap Aynam mengakhiri telepon.

"Bye,"Nara menaruh ponselnya ke sakunya kembali lalu bermain ayunan sendiri sambil menatap sedikit orang di taman hanya sekedar untuk menyapa dunia.

Manik matanya menatap seseorang yang berjalan melewati taman.

"Third?"gumamnya beranjak untuk mengikuti orang itu.

Third berjalan terus melewati taman menuju arah pemakaman umum yang memang dekat dengan taman sambil membawa sebuket bunga. Lalu ia berhenti pada salah satu gundukan disana.

Nara memperhatikannya dari jauh. Sedangkan Third sibuk memandangi nisan sejenak lalu jongkok menghadap makam seseorang. Third meletakkan karangan bunga  yang ia bawa ke atas gundukan tanah yang entah milik siapa.

Tidak jelas memang, tapi Nara dapat melihat laki-laki itu menunduk dan me--nangis. Ah yang benar saja? Apa gadis itu salah lihat.

Puk

Jadi ceritanya Nara kaget karna ada seseorang yang nepuk pundaknya.

"Hei, lo ngapain? Cem detektif saja yang suka ngintip- eh maksudnya memperhatikan dari jauh,"kata orang yang menepuk pundak Nara, dan ternyata orang itu adalah Dean.

"Ya nggak usah ngagetin!"teriak Nara kesal.

"Ya nggak usah marah,"Dean mengikuti cara bicara Nara yang membuat gadis itu bertambah jengkel.

Nara menoleh kearah tadi, tapi pemandangan di sana telah berubah. Third sudah pergi dan ini karena Dean.

"Ah gara-gara lo nih,"-Nara.

"Lah kok gue? Emang lo liatin siapa?"

"Bodo,"Nara pergi gitu aja ninggalin Dean yang malah bingung sendiri.

***

Pagi ini udara sangat dingin, ditambah nyaring benda jatuh dari lagit serta bau khasnya yang menyeruak.

Hujan. Ada beberapa orang yang kurang suka dengan hujan lantaran membuat mereka susah beraktivitas di luar rumah. Alasannya macam-macam, yang tidak suka repot pake jas hujanlah, pake payunglah, sepatu jadi basahlah, air keciprat kesana kemarilah, begini begitulah, pokoknya ada aja yang nggak ada.

Tapi nggak buat Nara, ia sangat suka hujan. Baginya hujan itu semacam pelipur lara dari langit. Mengajarkan kalau di dunia itu nggak akan selalu indah dan nggak akan selalu bahagia. Seperti langit, walau dia sedang menangis tetapi dia masih saja memberikan manfaat bagi manusia.

Dan ya pagi ini Nara sudah rapi dengan seragamnya tak lupa tas ukuran sedang berwarna peach tergantung indah dipunggung dan juga sepatu berwarna abu-abu sudah terpasang manis pada empunya. Gadis itu sedikit merapikan kembali rambutnya sebelum keluar dari kamar untuk sarapan.

You Don't Know-Third ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang