6

381 32 5
                                    

Pagi ini kaki Nara sudah baik-baik saja walaupun jalannya agak pincang.

"Sini gue bantu,"entah sejak kapan Yaza ada di sampingnya dan menawarkan bantuan saat akan menaiki tangga. Nara nggak nolak, jelas jelas dia susah jalan memang.

"Makasih Za,"Yaza hanya tersenyum lalu duduk di bangkunya sendiri.

Namun setelah itu agak aneh dia buru-buru keluar dari kelas dan lupa membawa ponselnya. Nara mengambil ponsel itu yang masih menyala. Disana ada pesan grup 'PMMT'.

"Ra,"rupanya Yaza kembali.

"Za, hp lo ketinggal. Tenang gue gak baca kok,"ucap Nara menyerahkan ponsel Yaza.

"Oke"

"Eh tapi PMMT itu apa?"

"Em...itu grup perserikatan murid murid tari,"jawab Yaza agak gugup.

"Oh, lo ikut ekskul tari?"

"Iya,"dia tersenyum kaku.
"Ya udah gue ada urusan,"katanya sebelum pergi lagi.

"Singkirin semuanya"
"Semuanya?"
"Iya. Semuanya, gak usah banyak mikir. Bertindak."
"Yayaya"

***

Hari ini sebenarnya latihan dance tapi apa daya kaki Nara yang tidak memungkinkan jadinya gadis itu duduk melihat yang lain saja. Sesekali dia lihat ke jendela yang terlihat banyak pasang mata di sana.

"Oke, cukup latihan hari ini,"kata ka Mey dan ka Sezad, mereka adalah pimpinan sekaligus pelatih dance.

"Pulang yuk,"ajak Aynam.

"Gue ke toilet dulu deh Nam, lo tunggu aja di sini bentar, gak pa pa kan?"

"Ya udah jangan lama-lama,"Aynam duduk di depan ruang dance.

Di perjalanan nggak sengaja Nara liat Third gandengan sama cewek cantik yang kayanya kaka kelas,"eh dasar playboy"

Nara merapikan rambutnya yang agak berantakan. Lalu keluar dari bilik kamar mandi cewek. Tapi ada tiga orang pake topi sama masker  ngehadang dia.

"Kalian siapa?"teriak Nara karena mereka  menahan Nara.

"Nggak usah sok cantik dan deketin banyak cowok kalau lo mau tenang,"kata salah satu dari mereka.

Srek...

Mereka mendorong Nara hingga gadis itu jatuh tersungkur. Hal itu membuat kakinya yang kemarin sakit jadi tambah ngilu.

"Aw,"ringisnya.

"Dasar cengeng,"kata salah satu dari mereka.

"Kalian ini siapa? Apa salah gue?"ucap Nara sambil memegangi kakinya yang sakit.

Plakkk...

Satu tamparan melayang indah di pipi kiri Nara.

"Nggak usah banyak omong"

"Tapi apa sal...,"belum ia berkata hadiah tamparan kembali ia dapatkan kali ini di pipi kanan.

Plaakkk...

"Hahahaha,"tawa mereka bertiga,"rasain"

Mereka pergi dari sana meninggalkan Nara sendirian dengan kesakitan.

You Don't Know-Third ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang