28

86 5 4
                                    

Nara terpenjat saat seseorang mengetuk pintu kamarnya brutal. Dengan mata setengah terbuka, Nara menoleh ke arah jam beker di atas nakas. CK baru jam 5.

Ogah-ogahan Nara menuju pintu, bersiap untuk mengomel pada laki-laki kurang kerjaan itu.

"T... eh loh kok nggak ada orang, perasaan barusan baru aja berhenti ngetuk."

Nara sedikit was-was menengok ke kanan lalu beringsut ke kiri. Jangan-jangan...

"BWAA!!!"

"HUAA HANTU!"

Nara terjungkal ke belakang tidak elit diikuti suara kekehan lalu tawa nyaring dari Third yang sudah bersandar pada ambang pintu sebelah kanan.

"Hahaha mana ada pagi-pagi ada hantu."

Nara menatap kesal Third yang cuma melihat tanpa berniat membantu berdiri. Dengan geram, Nara menarik rambut laki-laki itu dengan keras. Rasakan!

"Aduhhh lepasin dong, astaga tolonggg gue di-kdrt."

Nara memutar bola mata malas. Alay-nya orang ini mulai terlihat.

"Pagi-pagi udah bikin kesel aja sih! Untung gue nggak jantungan, rasain nih!"

"Hhahh iya ampun, Nyai. Lepasin dong Cantik, sakit ini."

Nara melepas rambut Third. Tapi tidak semudah itu, dia masih sempat menampol kepala Third.

"Nggak usah ngegembel, kok bisa lo tiba-tiba muncul sih."

Third yang masih memegang kepalanya menyeringai. "Hebat kan gue."

Nara kembali me-rolling eyes bersiap untuk menampol remaja laki-laki itu jika saja tangannya tidak segera ditangkap Third.

"Ett...suka banget sih nyentuh-nyentuh gue," godanya sambil menaik-turunkan alisnya.

Mendengar itu, Nara makin kesal dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Third. Namun, apa daya kekuatannya tidak sebanding. Terlebih sekarang Third malah mendorongnya ke dalam kamar kemudian memojokkan dan mengurung tubuh mungilnya ke tembok.

Nara terpaku dengan jarak mereka yang lumayan dekat. Gadis itu berdoa dalam hati agar jantungnya yang sedang berdisko tidak terdengar.

"Tatap gue, Ra."

Bak kata perintah yang tidak bisa ditolak, Nara menatap mata Third gugup.

Detik berikutnya Third tersenyum manis diikuti cahaya matahari yang mulai tampak.

"Selamat pagi, Sunshine."

***

Setelah insiden pagi tadi, tidak terjadi apapun. Hanya ucapan selamat pagi yang sukses membuat Nara lemas. Setelah itu, Third hanya mengusak rambut Nara pelan lalu pergi menuju kamarnya dengan santai.

Nara sudah selesai bersiap. Ingat dengan acara main mereka berempat hari ini? Tentu saja no wacana kkkk.

"Eh sepi banget deh rumah."

"Papamu kerja; Mama sama Tante lagi belanja," ucap Third tanpa ditanya. Dia sendiri sedang mengoles selai pada roti tawar.

"Nih, sarapan dulu. Bentar lagi Marc sama Aynam jemput."

Nara hanya mengangguk lalu duduk di salah satu kursi. "Kita mau ke mana?" tanya Nara di sela-sela mereka sarapan.

Third hanya tersenyum jahil tak berniat menjawab yang menimbulkan decakan dari Nara. Tak lama suara klakson mobil menyudahi acara sarapan mereka berdua.

You Don't Know-Third ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang