Part 4

160K 5.3K 46
                                    


"Liam, ngantin yok" ajak Kavin ke Aideen yang dari tadi lagi sibuk ngecek dokumen pembagian kelas buat peserta MOS besok yang diumumkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liam, ngantin yok" ajak Kavin ke Aideen yang dari tadi lagi sibuk ngecek dokumen pembagian kelas buat peserta MOS besok yang diumumkan. Yang di angguki oleh Abraham Reynand Prasaja dan Adelio Arsen Pratama.

Oh iya perkenalkan mereka semua adalah sahabatnya Aideen.

Yang pertama Kavin Ardana Abiputra yang merupakan waketos SMA Pelita Harapan, orangnya ganteng, pintar, jago main biola dan gitar, dan masih banyak lagi lah.

Yang kedua Abraham Reynand Prasaja adalah sahabat Aideen juga yang merupakan kapten basket di sekolah, ganteng, konyol tapi pintar.

Yang terakhir Adelio Arsen Pratama sahabat Aideen juga dan dia merupakan partner konyolnya Reynand, ketua futsal disekolah, oleh pintar juga.

Nah kenapa Aideen dipanggil Liam tadi karena orang-orang terdekatnya terutama keluarganya manggil dia Liam dan jadilah mereka ngikut-ngikut manggil Aideen gitu juga, kalau murid lain sih manggil Aideen dengan nama Aideen aja nggak ada yang tau kalau ia juga bisa dipanggil Liam.

Mereka di sekolah di juluki A3K karena nama Aideen, Arsen dan Reynand nama awal mereka adalah huruf A dan cuma Kavin yang berawalan K, jadilah mereka dijuluki A3K.

Back to topic....

"Bentar, dikit lagi selesai ini ngecek data peserta MOS tahun ini" jawab Aideen tanpa menoleh ke arah mereka.

"Yaelah, si Liam. Itu juga bisa ntar malam di cek keburu laper nih perut gue" jawab Rey sambil mengelus perut ratanya itu.

"Hah? Lo ngapain megang perut lo kayak gitu Rey? Lo hamil??" ucap Arsen dengan muka polosnya yang ngundang ni tangan Aideen untuk jitak tuh kepalanya.

"Iya Sen, yang ngehamilin gue juga nggak mau tanggung jawab sama anak yang gue kandung" jawab Rey seraya terus mengelus perutnya itu dengan muka dibuat sesedih sedih mungkin.

"Lo berdua jangan mulai bego deh entar nggak ada yang mau sama kalian lho" ucap Kavin seraya terkekeh pelan.

"Lo kalau ngomong suka bikin hati gue nyesek Vin, terlalu jujur dan nggak pernah di filter" jawab Rey yang di angguki oleh Arsen.

"Kenyataan coy" jawab Kavin lagi sambil terkekeh pelan (lagi).

"Kalian kalau masih mau ngomong hal yang nggak penting gue tinggal kalian disini juga" jawab Aideen yang mulai jengah dengan tingkah laku mereka bertiga.

"Yaudah, kuy lah otw kantin cacing di perut gue udah mulai demo minta diisi katanya" jawab Reynm seraya berdiri dari sofa dan berjalan duluan kearah pintu menuju kekantin yang diikuti Aideen, Kavin dan Arsen di belakang.

.....


Sesampainya A3K dikantin mereka mendengar suara gaduh dan bisikan dari berbagai murid yang ada dikantin.

"Ini kok pada gaduh yah dikantin padahalkan kita belum sampai di kantin, biasanya kan teriak-teriak nggak jelas gitu kalau kita udah sampai nih didepan pintu kantin" ucap Arsen yang di angguki Kavin dan Reynand sedangkan Aideen cuma ngangkat bahu  males ngeladenin tuh mulut Arsen, toh juga nggak penting.

"Ehh, ini ada apa sih kok pada gaduh semua begini?" tanya Kavin pada salah satu murid yang lagi ngantri makanan.

"Ohh itu kak, ada yang nempatin meja kalian yang biasanya nggak ada yang berani duduk disitu" jawab murid tadi yang berhasil buat kami menyernyitkan dahi.

"Kok bisa, padahal kan nggak ada yang berani yang duduk disitu selain kita kan" ucap Rey yang di angguki kami.

"Itu sepertinya peserta MOS kak, yang duduk dimeja kalian biasanya" jawab murid tadi lagi seraya mengambil makanan yang sudah siap dan membawanya pergi kesalah satu meja yang masih kosong.

"Ohh, pantesan aja nggak tau tuh meja nggak ada yang berani nempatin" jawab Arsen.

"Yaudah, kita liat kesana aja yok penasaran gue jadinya ini" ajak Rey yang di angguki kami dan mulai berjalan kearah meja paling pojok kiri yang sedang di duduki oleh dua orang cewek yang lagi asik makan dengan sekali-kali bercanda.

....

Ehmm

Dehem Aideen sengaja agar dua cewek tadi sadar kalau kami udah berdiri didepan mereka.

"Lo?" ucap salah satu cewek yang Aideen ingat tadi pagi dia nabrak dirinya terus marah-marah nggak jelas dengan mata melotot tak percaya.

Yang hanya di balas Aideen dengan menaikkan satu alis sebelah kiri tanpa mengeluarkan suara.

"Ngapain lo disini?" ucap Vanya,  perempuan tadi yang ternyata adalah Vanya

"Loh, kalian udah saling kenal?" tanya Kavin dengan bingung.

"Nggak" jawab mereka barengan yang dibalas nyernyitan dahi dari mereka semua.

" Nggak? kok tapi lo tadi nanya sama nih orang kenapa bisa disini" ucap Rey seraya nunjuk kearah Aideen.

"Ohh, itu tadi pagi gue nggak sengaja nabrak dia di koridor saat gue mau ke toilet" jawab Vanya santai.

"Lah terus ngapain kalian disini?" tanya Vanya lagi dengan muka polosnya itu.

"Inikan meja kami berempat, jadi terserah kami dong mau kesini atau enggak" jawab Arsen dengan santai yang diangguki Rey sama Kavin.

"Maksud lo?" tanya Vanya lagi.

Itu cewek kok otaknya lemot amat yah apa nggak ngerti tuh kata Arsen barusan pikir Aideen.

"Ini meja punya kami berempat jadi lo harus bangkit dari nih tempat" kata Aideen dingin plus muka datarnya.

"Heh, jangan mentang-mentang lo ketos yahh lo bisa ngusir gue sama temen gue yang lagi asik makan dimeja ini dan lo ngusir gue seenaknya gitu aja, nggak mikir apa ini tuh meja umum bukan punya kalian pada, dan tuh meja di sana kosong kenapa enggak milih disana sih malah kesini ganggu orang makan aja lo" cerocos Vanya panjang kali lebar sambil nunjuk kearah meja kosong yang berada di tengah-tengah kantin.

"Kenapa enggak lo aja yang pindah kesana?" jawab Aideen lagi yang berhasil buat muka Vanya tambah merah yang sedang menahan amarah dengan tangan terkepal di samping kanan kirinya.

"Gue? Nggak salah, kita yang duluan datang kesini dan lo malah seenaknya ngusir kita, gitu? heh sadar ni meja punya umum bukan punya kalian" jawab Vanya dengan muka berangnya kearah Aideen.

"Gak percaya?" tanya Aideen ke Vanya yang mencoba menahan emosinya itu.

"Nggak lah, emang lo siapa? pemilik sekolah bukan, kepsek juga bukan cuma sekedar ketos aja belagu" jawab Vanya lagi dengan ekspresi merendahkan ke arah Aideen, sedangkan dari tadi para penghuni kantin termasuk Kavin, Rey, Arsen dan Billa hanya bisa melongo tak percaya.

"Lo belum tau siapa gue?" tanya Aideen dengan dingin dan muka datarnya.

"Ya taulah, lo kan manusia dan lo menjabat jadi ketos songong nih disekolah" jawab Vanya santai sedangkan Aideen cuma masang smirk andalannya.

........

Bantu vote and comment yah

Rabu, 3 Oktober 2018.

Cool Ketos💣[End -- Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang