Part 29 Milad Sheilla Priscilla Ramadhani

65 2 0
                                    


Hati Seputih Salju

Part 29 Milad Sheilla Priscilla Ramadhani

Kini pagi telah menyongsong. Sheilla yang sedari usai subuh matanya ditutup menggunakan kain oleh Indri telah menanti saat-saat yang sebenarnya sudah dia pahami adalah hari kelahirannya. Hari kelahiran yang dihitung menggunakan bulan islam. Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang memiliki keistimewaan paling utama dibandingkan dengan bulan-bulan islam lainnya, meski tidak memungkiri semua bulan dalam islam memiliki keutamaannya masing-masing.

Memiliki buah hati yang lahir di bulan yang penuh kesucian ini menjadi suatu karunia bagi semua orang tua. Tidak ayal jika nama yang disematkan kepada sang buah hati juga mengambil nama dari bulan suci ini. Itupun yang diberikan oleh kedua orang tua Sheilla. Nama yang kini Sheilla bawa di setiap masa hidupnya merupakan doa yang dalam dari kedua orang tuanya agar kelak menjadi manusia yang baik sesuai tuntunan agama.

Sheilla yang duduk di meja makan masih saja menunggu Indri menyelesaikan tugasnya untuk membuatkan kejutan di hari ulang tahunnya. Rangkaian kata indah dia buat hanya untuk mengingat hari kelahiran Sheilla. Sheilla hanya bisa duduk dengan tidak sabarnya untuk segera diperbolehkan membuka kain pengikat kepalanya itu.

"Indri, kamu lama banget, sih? Aku udah nggak ada waktu, aku harus ke rumah sakit," ucap Sheilla dengan nada yang penuh kegelisahan.

"Iya bentar, Sheill. Dikit lagi, kok," terang Indri mencoba memastikan Sheilla agar tetap sabar.

Kini tatanan sudah usai. Ruang tamu kini terlihat mewah dengan berbagai tulisan selamat ulang tahun di mana-mana. Terpampang berbagai foto kebersamaan kedua sahabat itu. Semua keseruan-keseruan yang mereka lalui selama kuliah hingga saat itu telah Indri rangkum dalam satu momen untuk Sheilla yang sedang merayakan hari ulang tahunnya dan juga memperingati hari baru Sheilla yang cerah.

"Taraaaam. Happy Birthday Sheilla Priscilla Ramadhani? Semoga panjang umur, sehat selalu dan tetap jadi sahabatku yang baik," ucap Indri setelah membuka ikat penutup mata Sheilla dan kemudian memeluk Sheilla dengan bahagianya.

"Masyaallah, Indri, Kamu rangkai semua ini sejak kapan? Subuh tadi ruangan ini belum ada rangkaian seperti ini," ucap Sheilla penuh kagum dengan pemandangan yang indah itu.

"Semalem, Sheill. Waktu kamu tidur, aku keluar dan bikin semuanya di ruang tengah. Terus aku kemas-kemasin bahan-bahan yang udah siap dan kembali tidur, baru usai subuh aku rangkai semuanya."

"Ya Allah, Ndri. Niat banget, sih, kamu bikin kayak gini?" ucap Sheilla penuh haru kepada Indri.

"Iya dong, karena ini hari istimewa kamu di bulan yang istimewa juga."

Sheilla memeluk Indri.

"Makasih ya, Ndri. Kamu emang sahabat yang paling ngertiin aku, maaf selama ini aku sering bikin kamu sakit hati, maaf banget ya, Ndri."

"Udah, Sheill. Aku nggak mikirin hal kayak gitu kok, yang penting ini nih, kamu harus pake pembelian aku dan segera kita ke rumah sakit," ucap Indri sembari memberikan kain jilbab yang terbungkus rapi di plastik putih. Kain jilbab sebagai hadiah ulang tahun Sheilla.

"Berhubung hari ini kita puasa, jadi gue beliin kerudung aja buat kamu. Kan, kamu lagi pingin make jilbab. Dengan warna ini, aku bakal jamin kamu pasti cocok dan terlihat sangat cantik," lanjut Indri.

"Ya ampun, Ndri. Repot-repot banget sih, kamu."

Indri kemudian membuka kemasan plastik putih kerudung itu. Warna merah muda dengan lukisan bunga yang indah itu Indri bentangkan dan dilipat membentuk segitiga yang kemudian akan diterapkan ke kepala Sheilla. Sheilla hanya diam dan siap didandani dengan jilbab. Dengan teliti dan saksama, kini Indri benar-benar telaten memakaikan kerudung buat Sheilla agar lebih rapi dan indah.

Hati Seputih Salju (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang