Part 21 Luka dan Duka

47 2 0
                                    


Hati Seputih Salju

Part 21 Luka dan Duka

Gema adzan isya di malam pertama bulan puasa telah berkumandang. Para umat muslim di komplek perumahan Mekar Indah bergegas menuju masjid besar di komplek tersebut. Saut-sautan warga yang saling bertemu untuk menuju tempat yang sama. Suasana kala itu seakan begitu indah dan damai. Namun tetap saja masih ada orang-orang yang tidak mempedulikan moment berharga itu. Mereka lebih memilih di rumah atau kost, bahkan ada yang memilih pergi keluar ke tempat-tempat yang mereka sukai.

Begitupun dengan Sheilla yang pergi keluar rumah, bukan untuk menuju tempat yang disukai, melainkan menuju tempat yang tidak disukai, bukan hanya tidak suka melainkan sangat membencinya. Itu yang menyebabkan Indri kala itu tidak bisa melaksanakan tarawih pertamanya karena dia curiga dengan tingkah Sheilla yang pergi di waktu isya namun dengan berpakaian yang kurang sopan untuk di bulan suci ini.

Sheilla masuk ke dalam mobilnya dan menjalankannya meninggalkan pelataran rumah Om Rahmat. Indri yang memiliki motor segera menuju tempat di mana motornya terparkir. Dengan jarak yang cukup aman, Indri mengikuti arah ke mana mobil Sheilla melaju. Hingga sampailah mobil Sheilla memasuki pelataran rumah kotor dan kumuh, di sana juga banyak motor-motor mewah terparkir.

Indri memposisikan dirinya di mulut gang kecil untuk memperhatikan apa yang akan dilakukan Sheilla di tempat itu. Sheilla keluar dari mobil, dia membuka pintu rumah itu dan masuk ke dalam, beberapa detik kemudian banyak yang keluar dari rumah tersebut. Indri tersentak kaget karena gerombolan-gerombolan itu adalah gengnya Reyhan serta beberapa orang yang berasal dari luar kampus.

"Astaga! Apa yang dilakukan Sheilla di tempat itu? Para cecurut Reyhan juga ada di situ. gue semakin khawatir dengan Sheilla. Tapi gue tidak mungkin menerobos masuk untuk saat ini, mereka terlalu banyak," ucap Indri dalam batin.

Tidak tahu apa yang harus dilakukannya, Indri hanya bisa memfoto rumah tersebut yang banyak geng sedang duduk-duduk di motor, kemudian dia juga memfoto nomor rumah tersebut pada pagar rumah yang terbuat dari semen.

"WOYY! Siapa yang di situ!" bentak salah satu geng yang seketika melihat kerlipan lampu seperti flash kamera HP.

Indri kaget dan segera lari sekencang mungkin menghampiri motornya yang terparkir cukup jauh. Para geng sebagian ada yang keluar pelataran untuk mengejar Indri yang masih belum di ketahui oleh mereka. Namun para geng itu salah perhitungan karena yang mereka kejar telah menaiki motor dan melaju dengan kencang.

"Kita harus lapor sama Bos ini, ayo balik."

Beberapa geng yang berlari mengejar Indri kembali ke markas untuk melaporkan kejadian yang baru saja mencurigakan itu. Kala itu jalanan masih ramai, sehingga Indri begitu mudah untuk bersembunyi di keramaian kendaraan dan menyelinap pergi meninggalkan lokasi tersebut.

***

"Sayang, lo kok diem aja? Tenang ajah, makhluk yang lo sayangi itu aman kok hari ini, dia tidak terluka apalagi lecet. Malahan dia bahagia tertawa bebas," ucap Reyhan yang duduk di samping Sheilla dengan merangkulnya.

Sheilla begitu tertekan dengan keadaan itu. Batinnya menangis sejadi-jadinya menahan penderitaan yang dia rasakan. Begitu bodohnya dia melakukan hal seperti ini hanya untuk orang lain yang belum tentu tahu pengorbanannya. Namun nyatanya dia melakukannya, karena dia tidak bisa melihat Rizki semakin terancam kehidupannya.

"Aku memang bodoh ... bahkan aku sangat gila. Perasaan cinta ini telah mendorongku melakukan hal yang menyimpang dari perasaanku. Aku mencintainya, namun aku juga harus melindunginya. Semua agar dia bisa hidup tenang dan bahagia. Rizki ... maafkan aku yang selalu menjauh darimu. Sungguh ... sungguh aku rindu ingin dekat denganmu, melihat wajahmu, serta mendengar ucapanmu mengtakan cnta kepadaku. Tapi semua percuma, asal kamu kelak hidup bahagia, itu cukup buatku, Rizki."

Hati Seputih Salju (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang