Part 9 Nasihat Tersirat

113 13 0
                                    

Hati Seputih Salju
Part 9 Nasihat Tersirat

Pagi telah berlalu meninggalkan tragedi pahit menimpa pemuda biasa yang mencoba meluruskan kesalah fahaman yang menyebabkan tetes air mata kepedihan membasahi hati yang hampa akan sentuhan jiwa seputih salju.

Dua wanita yang masuk dalam pena kehidupan Rizki telah meneteskan air mata mereka demi alasan yang masih belum diungkapkan melalui kata-kata. Namun biarlah pena itu menari indah dalam putihnya kertas kehidupan.

Harapan kecil sang pemuda desa dengan sejuta harapan dalam menggapai hidup yang berarti. Menjadi manusia yang berguna dalam segala kehidupan orang-orang di sekitarnya. Menjadi manusia dengan hati yang bersih dari sifat yang tercela. Mengambil analogi salju, putih dengan segala terpaan noda yang berlabuh dalam kencangnya angin salju.

seperti saat Rizki menerima pertanyaan dari Ustadz di desanya, "Rizki, semua orang yang memiliki jiwa bersih untuk menjauhi larangan Allah, mereka memiliki pandangan dan ideologi yang mendukung jiwanya untuk intiqomah menjaga syariat Islam. Bagaimana denganmu, apa pandangan serta ideologimu untuk menguatkan sifat terpuji dalam menegakkan syariat Islam."

Rizki yang duduk bersila di hadapan Ustadznya menjawab dengan suara yang pasti, "Pak Ustadz yang saya hormati. Dalam mendukung agar saya tetap menjaga perbuatan baik untuk menegakkan jalan Allah, akan saya gunakan analogi Salju, salju sebagai salah satu kebesaran Allah SWT dengan segala keindahan dan manfaatnya. Salju yang putih bersih, itulah ideologi saya, menjadi manusia dengan hati selalu terpaut kepada Allah, menjalankan kebaikan, menegakkan kebenaran, menjalankan syariat-Nya dan menjauhi kemungkaran-Nya. Seperti halnya Nabi tercinta, Rasulullah SAW, saya tidak bisa mencontoh sepenuhnya akhlak Beliau, namun saya ingin sebagian dari putihnya hati Beliau dalam mengajarkan jalan kehidupan di dunia ini."

"Ketahuilah nak, segala apa yang ada di dunia ini yang terlihat baik dan menunjukkan kebesaran-Nya dapat menjadi musibah pula atas perintah-Nya. Jadilah kamu umat Muhammad dengan Hati Seputih Salju yang memberikan jalan hidayah bagi sesama. Lafadzkanlah istighfar saat angin jahat mengajakmu kepada jalan kesesatan sehingga menjadikan badai salju dan menimbulkan musibah bagi sesama."

***
"Astaghfirullah!!!" Rizki yang terbaring di tempat UKS kampus terhentak dan mencoba untuk bangun mengangkat badannya namun "Auuuhhh sakit,,,"

"Alhamdulillah Riz, kamu sudah siuman." Amalia yang berada di sampingnya menunjukkan rasa syukur karena Rizki telah sadarkan diri.

"Eih Riz, gimana kamu sampai kalah, seharusnya pukul balik saja orang kurang ajar itu," celoteh Josep seketika Amalia mencubit lengannya dan menunjukkan wajah gemesnya menandakan untuk jangan bicara yang aneh. Josep akhirnya diam dan duduk manis.

"Aku di UKS yah, udah jam berapa ini," tanya Rizki sembari tangannya memegang perut yang masih terasa ngilu.

"Udah jam satu Riz, kamu tadi pingsan sekitar dua jam. Ini kamu minum dulu."

Amalia membuka dan menyerahkan minuman botol kepada Rizki, serta membuka nasi bungkus untuk makan siang Rizki. Rizki meminum air mineral tersebut.

"Aku mau shalat dzuhur dulu," ucap Rizki dan mulai beranjak dari ranjang UKS, "Auuhhkk"

"Riz, kamu istirahat dulu ajah sebentar lagi, lagian masjid jauh dari sini," ucap Amalia dengan wajah khawatir.

"Nah benar itu kawan, istirahatlah dulu sebentar kamu ini," timpal Josep yang sedari tadi duduk di sebelah Amalia.

"Shalat itu tidak boleh ditunda,nah kalian sudah shalat belum?"

"Aku tadi waktu beli nasi bungkus sekaligus shalat Riz, ini nih si Josep belum shalat kayaknya," jelas Amalia sembari menyodorkan muka menunjukkan pada Josep.

Hati Seputih Salju (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang