Part 30 Milad Rizki Arnandu Ramadhan (Tamat)

139 3 0
                                    


Hati Seputih Salju

Part 30 Milad Rizki Arnandu Ramadhan

Suasana di pagi itu terasa damai. Keluarga Sheilla yang sedang memperingati hari kelahiran Sheilla, meski hanya dihadiri oleh Om dan Ayahnya saja, namun itu sudah membuat hati Sheilla begitu senang. Mamah dan Tantenya juga hadir meski hanya lewat video, setidaknya mereka masih mengingat tanggal kelahirannya di bulan suci itu.

Pak Fajar, Ayah Sheilla membawakan kado ulang tahun untuk Sheilla berupa baju gamis indah dengan harga yang mahal. Tidak lupa juga Pak Fajar membelikan baju bagus untuk Indri karena dia juga sudah tahu melalui Om Rahmat tentang Indri sebagai sahabatnya Sheilla. Kedua wanita itu sangat senang dan bersyukur. Indri selalu mengucapkan ucapan terima kasih kepada Ayah Sheilla karena begitu baik kepadanya.

Suasana bahagia itu semakin bertambah bahagia ketika Josep menyadari tangan Rizki sudah mulai bergerak dan matanya mulai terbuka. Seketika itu juga Josep langsung menghubungi suster atau dokter melalui tombol yang telah disediakan oleh rumah sakit di setiap ruangan, sehingga saat ada keperluan mendadak yang berhubungan dengan pasien, pihak rumah sakit akan segera datang melalui alarm yang telah tersedia di ruang administrasi.

Sheilla sangat bahagia melihat Rizki sudah bisa membukakan matanya. Dia terus berada di samping Rizki yang masih lemah untuk melakukan gerakan. Tidak lama kemudian datang suster dan dokter untuk memeriksa Rizki yang sudah sadarkan diri.

Rizki dengan tenaganya yang masih belum sanggup untuk berkata ataupun menggerakkan tubuhnya hanya bisa melihat wajah-wajah yang sangat ia kenal meski ada satu yang belum dia kenal, yaitu Pak Fajar, Ayah dari Sheilla. Rizki langsung mendapat penanganan cepat dari pihak rumah sakit untuk mengatur kestabilan tubuh Rizki yang baru sadarkan diri.

Sedangkan itu, di luar ruangan, Sheilla, Indri, Om Rahmat dan Pak Fajar menunggu kepastian dari kesehatan Rizki. Josep saat keluar ruangan Rizki langsung menghubungi Amalia yang masih berada di kost-annya. Dengan segala kebahagiaannya Josep menguhungi Amalia melalui panggilan telephone.

Dalam telepon

"Assalamu'alaikum, Amel, kamu di mana sekarang?" tanya Josep kepada Amalia saat teleponnya sudah diangkat oleh sahabatnya itu.

"Aku ada di kost-an, Sep," jawab Amalia dalam balik telepon itu.

"Ei ... bagaimana kamu ini, saya belum juga ngasih tau kamu, kenapa kamu sudah menangis bahagia begitu, Amel?" tanya Josep yang mendapati isak tangis dan suara Amalia di balik telepon seperti sedang menangis.

"Apa sih, Sep. Kamu mau ngomong apa, cepet!" ucap Amalia ketus.

"Eeh, bagaimana kamu ini, saya mau bilang kalau Rizki baru saja sadarkan diri, mel, ini dia sekarang lagi di ...."

"Alamak, Amel, Amel!! Ke mana pula dia itu, belum selesai saya ngomong sudah di tinggal saja," gerutu Josep saat mendapati teleponnya sudah tidak terhubung lagi dengan Amalia.

Setelah itu Dokter dan Suster keluar dari ruangan Rizki. Semua berhambur menghampiri Dokter tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan Rizki.

"Dok, gimana kondisinya Rizki?" tanya Sheilla mendahului siapa pun.

"Alhamdulillah, saudara Rizki sudah normal kembali, hanya butuh beberapa hari lagi untuk dia bisa istirahat di rumah."

Dokter dan Suster kemudian pergi meninggalkan Sheilla dan yang lainnya. Sheilla langsung menghamburkan diri ke ruangan untuk menemui Rizki. Wajahnya kini penuh dengan paras yang telah di tata untuk tidak menampakkan wajah yang sedang menangis. Dengan senyum yang indah, Sheilla mendekati Rizki. Semua yang lain hanya mengikuti Sheilla dari belakang.

Hati Seputih Salju (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang