Part 1 Dunia Kampus

685 35 49
                                    

Hati Seputih Salju

Episode 1: Dunia Kampus

"Duh bisa telat masuk hari pertama ngampus nih." Batin Rizki dalam hati yang sedang tergesa-gesa untuk menuju kampus barunya.

Perjalanan sangat sempit, di pagi hari pukul 7 sudah merupakan jebakan yang tak bisa dihindari lagi oleh para pengendara. Kota-kota besar di jogja memang selalu macet di pagi dan sore hari, sebab itu waktunya berangkat dan pulang kerja. Rizki bergegas turun bis umum dan dengan langkah yang cepat segera menuju kampus barunya.

Akhirnya Rizki telah sampai di depan pintu kelasnya setelah beberapa menit mencari kelasnya sampai-sampai harus melihat denah kampus. Pintu terketuk dari luar. Perlahan Rizki membuka pintu dan menengok kedalam dengan kepala sedikit menerobos masuk.

"Assalamu'alaikum Pak" salam Rizki pada Dosen yang sedang berdiri di depan dengan memegang buku yang sedang dibaca, mungkin sedang proses penjelasan.

"Wa'alaikumsalam. Sini kamu." Jawab Dosen dengan melihat ke arah Rizki yang berdiri di depan pintu sembari mengangkat tangan tanda menyuruh Rizki untuk mendekat.

Rizki berjalan menuju arah Dosennya berdiri dengan menatap ke bawah karena puluhan mata memandangnya. Sudah bukan keringat dingin lagi bagi Rizki, sebab sejak awal dia sudah kelelahan dan berkeringat.

"Perkenalkan namamu, umur, kendaraan yang kamu pakai kesini." Tanya Dosen berkacamata itu.

"Perkenalkan nama saya Rizki Arnandu Ramadhan, umur saya saat ini 18 tahun, saya kuliah naik bis umum." Jawab Rizki dengan wajah menunduk.

"Rizki, kamu terlambat kelas saya 15 menit. Karena kamu belum mendengarkan tata tertib kelas saya, maka kamu saya maafkan. Tapi ingat jangan sampai terlambat di hari selanjutnya, mengerti?" tegas Dosen tersebut.

"Saya mengerti pak. Terimakasih pak."

"Yasudah, sekarang kamu cari tempat dudukmu."

Rizki melangkah menuju tempat duduk yang kosong, dan ternyata bersebelahan dengan Amalia yang sedari tadi memandangi Rizki tanpa sepengetahuan Rizki. Rizki duduk di sebelah lelaki dengan kulit hitam dan satu meja dengannya.

"Hei kau darimana asal kau punya?" sapa lelaki hitam itu dengan logat orang Indonesia Timur.

"Saya dari Jawa Tengah, kalo kamu?"

"Ah, kenalin nama saya Josep T Mambau, saya dari NTT na." Ucap lelaki bernama Josep dengan logat khasnya.

"T itu kepanjangannya apa?" tanya Rizki.

"Ah kau ini sembarangan, itu nama marga saya punya." Celetus Josep dengan nada kecewa.

"Ooh maaf maaf saya ndak tau."

Sedang asyiknya berkenalan dengan teman barunya yang bernama Josep itu, tiba-tiba keduanya dikagetkan dengan suara Josep yang kaget saat kepala Josep terkena pena dari arah depan.

"Adaww mak. Siapa pula mukul saya ini." Dengan posisi berdiri dan mencari orang yang melempar pena di kepalanya.

"Ekhem,,, sini kembalikan penanya." Suara tua itu menyahut suara Josep. Josep seketika menciut nyanlinya saat mengetahui ternyata itu perbuatan Dosennya.

"Kalian berdua (Rizki dan Josep) kalau masih sibuk bikin berisik di kelas saya, silahkan keluar dari ruangan ini."

"Maaf pak, tidak akan saya ulangi pak." Jawab Josep dengan kepala ditempelkan di meja agar mukanya tertutup badan mahasiswa di depannya.

Mahasiswa yang lain hanya cengengesan di tempat masing-masing melihat tingkah kedua anak itu, begitupun dengan Amalia yang tersenyum-senyum melihat ulah Josep dan prestasi Rizki yang sudah mendapat teguran dua kali selang waktu yang tidak begitu lama.

***

Jam istirahat setelah menerima dua matakuliah secara beruntun membuat otak menjadi panas, begitupula dengan Rizki dan Josep. Josep yang sedari tadi bergumal dengan kepusingan otaknya membuat Rizki tertawa menikmati teman barunya.

Di awal dunia perkampusan, memang wajar jika masih banyak mahasiswa yang belum memiliki teman dekat, namun berbeda dengan Rizki dan Josep yang telah akrab setelah mendapat insiden di awal pertemuan.

"Bro, mau pesan apa kau." Tanya Josep yang akan memesan makanan di kantin kampus.

"Aku es teh saja Sep."

"Ah kau ini bagaimana, belilah makan juga, butuh energi spirit kita buat menghadapi mata kuliah yang semakin bikin pala pusing."

"Udah gapapa, aku masih kenyang kok, cuman haus doang."

"Oke, aku pesankan dulu, disini saja kau, jangan berkeliaran oke."

"Hahaha, emangnya aku hewan gitu yang suka kabur."

"Ya barangkali kau merasa hehe" timpal Josep dengan wajah meringis menampakkan giginya yang putih.

Dilain tempat, masih di wilayah kantin, Amalia hanya sendiri duduk. Ia bingung dalam hati untuk menemui Rizki untuk berkenalan atau tidak. Karena sedari tadi dia mengikuti Rizki dan Josep. Apalagi Josep yang sedang pergi untuk memesan makanan, sudah jelas Rizki sendirian di meja itu.

Bersambung......

Bagaimana kelanjutannya? Apakah Amalia akan menemui Rizki dan berkenalan dengannya?

Tetap nantikan episode selanjutnya ya....

Hati Seputih Salju (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang