chapter 7. Stefani

25.3K 1.1K 111
                                    

Pagi ini baik Raya maupun Refan sudah bangun pagi-pagi. Karena mereka akan beraktifitas seperti sedia kala. Raya dengan kuliahnya, Refan dengan kerjanya.

Raya, memperhatikan Refan, dari atas sampai bawah. Tampan. Satu kata untuk suaminya. Refan memakai sepatu safety nya, dan bersiap di sana. Sementara Raya dengan gaya casual tomboy-nya.

Kaos putih, dipadupadankan dengan kemeja kotak-kotak hitam putih, tak lupa celana jeans belel dan sepatu putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaos putih, dipadupadankan dengan kemeja kotak-kotak hitam putih, tak lupa celana jeans belel dan sepatu putih. Tak lupa tas jinjing warna putih. Yang ia Sampirkan di pundak kanannya.

Refan tersenyum melihat penampilan istrinya, yang tomboy abis. Padahal wajahnya imut banget, kenapa bisa seperti laki gini, kelakuannya.

"Mau saya antar?" tanya Refan. Raya menggeleng dengan cepat. Malas, sebab nanti yang ada teman-teman cewek kampusnya bisa heboh.

"kenapa?"

"Nanti temen-temen cewekku, bisa heboh kalau lihat kamu," jelas Raya.

"Kok, bisa gitu?"

Raya menghela nafas, malas menanggapi omongan tidak mutu seperti gini.

"Udah ah, aku laper, mau sarapan." Raya langsung keluar kamar disusul Refan.

"Kalian sudah siap?" tanya Hani. Baik Raya maupun Refan hanya mengangguk
Mereka duduk dan mengambil piring. Refan menatap meja makan. kan... Nasi goreng ceplok telor lagi.

Lama-lama bisa bisulan ini.

Tapi mau bagaimana lagi, cuma ini yang ada. Refan melihat semua keluarga nampak asik memakannya tanpa mengeluh, kenapa ia harus mengeluh. Lagi pula, rasanya enak kok. Walau lama-lama eneg.

"Kak, gue ikut Lo ya," rengek Hendi. Raya dan Refan menatap Hendi bingung

"Ikut ke mana?" tanya Raya balik.

"Ikut, mobil kak Refan," jawabnya. Raya memandang Refan. Refan diam saja.

"Siapa juga yang mau ikut mobil dia, kakak tuh sendiri tahu naik sepeda, kaya biasa," jelas Raya.

Semua keluarga kini menatap Refan. Refan sampai berhenti menyuap nasi ke mulutnya. Dan melihat mereka semua.

"Kenapa?" tanya Refan bingung. Hani langsung berdehem.

"Nak Refan, kamu kan ada mobil, kenapa kamu nggak anter istrimu dan adiknya, kan jadi hemat tenaga?" usul Hani
Refan melirik Hendi yang berharap. Menatap Raya yang menggeleng.

"Saya akan antar." Refan menghabiskan sarapannya dan langsung pamit. Disusul Hendi dan Raya. Refan membuka kunci mobil dengan remotenya. Dan membuka pintu. Hendi langsung naik di depan, sementara Raya masih diam.

Refan yang hendak masuk ke dalam mobil mengurungkan niatnya.

"Kenapa gak masuk?"

"Aku mau naik sepeda."

Refan Dan Istri Tomboy-nya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang