Bab 12

23K 1.3K 238
                                    

Ini buat yang minta hadiah akhir pekan. Selamat membaca

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Refan menarik lengan Raya saat mereka selesai dari taman dan hendak kembali ke rumah. Melki sudah pulang sedari tadi, karena masih ada urusan. Sepanjang jalan jemari Raya di genggam oleh Refan.

"Fan, Lo kaya nganggep anak bocah tahu nggak," ujar Raya sembari manyun. Refan terkekeh, biarlah dia mau bicara apa. Refan hanya ingin menggenggam jemari istrinya.

"Ray, laper nggak?" Tanya Refan. Raya mengangguk.
"Kita makan bubur ayam yuk?" Ajak Refan. Raya menggeleng. "Kenapa?"
"Geli," jawab Raya. Refan melotot. "Geli," ulangnya.

"Dari bayi kata ibu gue gak suka bubur, selalu muntah, gue sukanya nasi goreng telor ceplok."
Astaga masa setiap hari makanya itu melulu Ray.
"Lontong sayur?"
"Nggak suka berkuah," jawab Raya.

"Nasi uduk?"
"Bolehlah... bolehlah." Suaranya dimiripin sama suara mail di film Upin Ipin.
Refan terkekeh dan mencari penjual nasi uduk. Di komplek Raya masih banyak yang jualan makanan seperti itu, beda dengan komplek Refan terlalu ekor hingga tak ada yang menjual makanan pinggiran.  Warung saja tidak ada.

Mereka duduk di sana dan mulai memesan makanan. Raya mengeluarkan ponselnya dan menelpon Hendi.
"Hen, sepeda gue aman kan?" Tanya Raya begitu Hendi mengangkat telponnya.
"Yaudah, awas Ampe pacar gue lecet," ancam Raya.

Mendengar kata pacar telinga Refan langsung siaga satu.
"Siapa Ray?"
"Hendi," jawab Raya.
"Maksud ku, pacar yang kamu maksud itu siapa?"
"Sepeda Pixy gue, kenapa?"
Refan hanya diam. Dan melanjutkan memesan nasi uduknya.

"Nih Ray." Refan memberikan sepiring nasi uduk yang langsung di ambil oleh Raya. Dengan cepat Raya melahapnya. Refan menepuk pundak Raya.
"Pelan-pelan, Ray," ujar Refan. Raya diam Saja. Refan pun ikut memakan nasi uduknya.
"Hmm enak ya," ucap Refan. Raya hanya ber-hmm-ria.

Selesai makan mereka langsung melanjutkan perjalanan pulangnya di tengah jalan ponsel Refan berdering. Refan langsung melepas jemari Raya dan mengambil ponselnya.

Refan menelan Saliva dengan susah payah.
"Sebentar Ray," ucap Refan yang menjauh dari Raya. Raya bingung, kenapa dengan Refan.

"Hallo, stef?" Bisik Refan.
"Kamu jadi datang malam ini?"
"Kemana?" Refan agak lupa.
"Ulang tahun ku, Refan. Masa lupa sih?"
"Oh ya, aku datang," jawab Refan
"Jangan lupa ajak istrimu."

Refan mematikan ponselnya, dan melirik Raya yang sedang memainkan debu dengan kakinya. Refan menghampiri Raya.
"Udah nelponya?"
"Sudah,"
"Yaudah yuk pulang," ajak Raya
"Tunggu Ray."
"Apa?"
"Kamu enggak tanya, siapa yang nelpon saya tadi?"
"Enggak penting buat gue, ngapain gue harus kepo soal Lo?"

Refan terdiam. Kenapa begitu? Aku juga butuh di curigai Rey.

®®®®

Di kamar, Raya asik main game ML. Sampai melupakan Refan yang sedari tadi di sampingnya. Refan dengan lamunannya, bingung bagaimana cara ajak Raya ke pesta Stefani.

"Ah... Sialan, paket data gue abis." Raya melirik Refan yang nampak melamun di sebelahnya. Raya melirik ponsel milik Refan dan dengan diam-diam mengambilnya untuk mencuri hotspot.

Tapi ketika ponsel itu dalam genggamnya ponsel bergetar. Ada sebuah pesan. Tanpa di buka pesan itu terlihat di layar
Stefani

Jangan lupa nanti malam, aku menunggumu 😘

Raya melirik Refan yang masih bengong. Stefani siapa? Sahabatnya kah?
Dari pada penasaran mending tanya langsung. Raya menarik ujung baju Refan, membuat Refan tersadar dari lamunannya.

Refan Dan Istri Tomboy-nya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang