"Jangan pernah berikan senyumanmu jika kau tak ikhlas untuk memberikannya"
--Jungkook melempar berkasnya asal saat melihat seseorang yang hendak masuk ke ruangannya sekarang, ia terlihat enggan untuk menatapnya. Sedangkan di sudut lain, Jisung masih berdiri sambil memegangi daun pintu dan berharap bahwa kakak lelakinya itu akan mempersilakan ia untuk duduk dihadapannya, tapi sepertinya itu hanya harapan saja.
"Kalau kedatanganmu hanya untuk membicarakan orang asing itu, maaf tapi pekerjaanku sangat banyak," ucap Jungkook sambil kembali duduk di kursi kebesarannya ketika ia menangkap Jisung yang mendekat dengan sudut matanya.
Kedua lelaki Jeon itu sama-sama terdiam di tempatnya, tapi kemudian Jisung mengalah. Ia tak bisa terus bersikap demikian pada Jungkook.
"Dia akan selalu menjadi orang asing jika kau tak berusaha untuk mengenal dan menerimanya, Hyung," ucap Jisung kemudian sambil menarik kursi dihadapan meja kerja Jungkook.
Jungkook kembali menatap adik lelakinya dan menyelidik dengan tatapan matanya yang tajam. Menyadari hal itu Jisung sedikit menundukkan kepalanya.
"Maafkan aku karena telah kurang ajar padamu tadi, tapi-"
"Semua ini takkan terjadi jika Nona Chou tidak pernah hadir dalam kehidupanku, kehidupan keluarga Jeon dan merusak semuanya," dengan penuh penekanan dan amarah.
Jisung menatap mata kakaknya dengan tatapan yang sulit diartikan, bukan tatapan amarah, namun tatapan sedih--tatapan menyayangkan atas perbuatan Jungkook.
"Hyung, ingatkah kau kalau bukan Noona yang datang, tapi dari keluarga kita, pertama Ibu, dan selanjutnya kau sendiri yang membawanya, melarang Tzuyu Noona untuk pergi,"
Jungkook terdiam tanpa menatap Jisung, dalam hati ia membenarkan tentang apa yang dikatakan oleh pemuda dihadapannya, tapi menurutnya tetap saja, semua yang terjadi adalah karena keterlibatan gadis itu.
"Hyung, aku mohon jangan seperti ini, aku mohon hentikan dan ubahlah semua ini, sadarilah kalau Tzuyu Noona adalah gadis yang baik, dan dia adalah yang terbaik untukmu,"
"Tau apa kau tentang semua ini, kau sama sekali tak pernah bisa dan tak akan pernah bisa untuk mengerti semua ini. Karena kau tak pernah berada di posisiku, Jisung,"
"Ya, kau benar Hyung, tapi jika aku ditakdirkan untuk berada di posisimu, aku yakin akan menjadi pria beruntung karena mendapatkan gadis seperti Tzuyu Noona dan mendapatkan cintanya,"
Jungkook menatap Jisung penuh tanya tentang pernyataan adiknya tersebut.
"Tidakkah kau sadar Hyung jika dia mencintaimu? Tentang kelapangan hatinya memaafkanmu yang telah menolaknya, tentang dia yang rela melepas semua kesempatannya saat kau datang?"
"Hyung, jika aku ada di posisimu, atau berada di posisi orang lain, menurutku tak sulit untuk bisa mencintai sosok seperti Tzuyu Noona," Jungkook kembali menatapnya, sedangkan Jisung sudah beranjak dari duduknya sekarang.
"Saranku Hyung, jangan pernah sia-siakan dia, jangan sakiti lagi Tzuyu Noona, bukalah hati walau sedikit untuknya, karena akan dengan mudah dia memenuhi seluruh hatimu itu," dan meninggalkan ruangan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [COMPLETED]
Fiksi PenggemarHidup adalah pilihan tanpa bisa memilih apa yang telah dipilihkan Tuhan untuk kita. Bertemu dengannya adalah takdirku, dan mencintainya adalah nasibku. Takdir dan nasib yang begitu kejam atau Tuhan yang menginginkanku untuk belajar mencintai tanpa p...