"Setiap yang telah diciptakan pastilah berpasangan, termasuk kau dan aku, tak satupun seseorang ingin hidup sebagai orang yang jahat, tapi takdir yang memilihnya"
--Jungkook POV
Lagi, sungguh semuanya membuatku jengah, sampai kapan aku harus bersikap demikian. Rasanya kepalaku berat saat kembali mengingat semua yang terjadi, aku menatap wajahku di cermin, nampak seorang penjahat disana, tak lain adalah diriku sendiri.Chou Tzuyu.
Aku mengakui kalau dia gadis yang baik, tapi hatiku tak bisa menerima keberadaannya. Ya aku memang jahat, egois, tapi jangan salahkan aku sendiri disini.-flashback on-
"Kau akan pergi?" mendadak aku membeku, apa semudah itu bagi gadis ini untuk menebaknya, jangan sampai dia bicara pada Ibu dan membuatku gagal pergi bersama Eunha.
"Jangan pergi, Jungkook-Ssi," cegahnya lagi saat aku kembali melangkah, apa yang dia katakan? Apakah dia tak memiliki urat malu sedikitpun. Dalam hati aku merutuki wanita ini karena sudah jelas kutolak di depan umum, dia masih menahanku untuk tetap bersamanya.
"Jungkook-Ssi, kumohon jangan pergi, biar aku yang pergi," sontak aku kaget dan menatapnya penuh selidik, ia nampak tersenyum, senyum yang dipenuhi kesedihan.
"Kau masih memiliki banyak alasan untuk bisa bahagia disini dan melanjutkan hidup dengan orang-orang yang kau sayangi, sedangkan aku, aku tak memiliki itu," apa maksudnya? Mencari empatiku? Lupakan.
"Kau benar Jungkook-Ssi, tidak seharusnya perjodohan ini terjadi, kepergian Bibi mungkin salah satu peringatannya,"
"Cepat katakan apa yang kau mau sampaikan, aku tak punya waktu," ucapku karena dia terlalu bertele-tele, kulihat dia mengangguk.
"Aku sudah mengatakan pada Nyonya Jeon untuk membatalkan perjodohan ini," benarkah? Semudah itukah bagi gadis sepertinya untuk melepas kesempatan menjadi orang kaya?
"Beliau menyetujuinya," apa yang dia ucapkan? Ibu?
"Jungkook-Ssi, kedua orangtuamu sangat menyayangimu, jangan buat mereka kecewa, jika boleh aku mengatakan sesuatu, jangan pergi, tapi berusahalah dan bawalah gadis itu pada mereka,"
"Tidak ada orangtua yang tega mengorbankan kebahagiaan anaknya, aku yakin kedua orangtuamu akan merestui kalian, berusaha lebih keras lagi Jungkook-Ssi, kalian patut bahagia,"
"Kau patut bahagia hidup bersama dengan gadis pilihanmu dan tetap bersama keluargamu, wanita itu juga patut bahagia dengan mendapat restu, dan orangtuamu patut bahagia karena tetap bisa bersama putra mereka,"
"Apa yang kau katakan ini benar?" dia hanya mengangguk menyahuti.
"Cobalah Jungkook-Ssi, aku yakin mereka akan menerima pilihanmu,"
Rasa lapang menyeruak memenuhi dadaku, akhirnya aku tak harus memilih diantara orang-orang yang kucintai, gadis Chou ini benar, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari meninggalkannya, tanpa berpikir sedikitpun karena tujuanku sekarang adalah Eunha, dan membawanya ke rumah.
Sebelum memasuki mobil sempat kulihat Nona Chou itu berjalan ke arah yang berlawanan, ia berjalan ke arah salah satu loket, persetan dengan itu, yang terpenting sekarang adalah, bagaimana caranya agar aku bisa meyakinkan kedua orangtuaku untuk mau menerima Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [COMPLETED]
Fiksi PenggemarHidup adalah pilihan tanpa bisa memilih apa yang telah dipilihkan Tuhan untuk kita. Bertemu dengannya adalah takdirku, dan mencintainya adalah nasibku. Takdir dan nasib yang begitu kejam atau Tuhan yang menginginkanku untuk belajar mencintai tanpa p...