Felix & Nancy
"FWB"Belajar menghargai karya orang lain ya.
Targetnya minimal 10 vote.
Gue sakit hati, sangat-sangat sakit hati. Gue terpukul dan tertampar keras sama apa yang dibilang Rachel ke gue, kalau gue pelacur. Gue serendah itu ternyata, dan setiap gue ngaca gue nangis dan jijik lihat diri gue sendiri.Selama 2 hari ini gue gak keluar dari apartment gue, dan gue juga gak pergi ke sekolah. Gue mengurung diri gue dan merenungi semua yang terjadi antara gue dan Felix.
Gue bingung dan gak tahu mau cerita ke siapa tentang masalah ini. Pengen cerita ke sahabat-sahabat gue, tapi takut mereka bakalan jauhin gue dan gak anggap gue sahabatnya. Gue takut sahabat-sahabat gue malu punya sahabat macam gue. Heejin, Siyeon, Eunbin, gue takut mereka pergi dari hidup gue.
2 hari ini juga gak tahu gimana kabar hp gue yang sengaja gue matiin, password apartment juga gue ganti. Intinya gue gak mau orang-orang tahu keadaan gue yang kelewat kacau.
"Lo emang bodoh banget, Nancy." gumam gue sambil ngaca, mata sembab, wajah merah, dan rambut acak-acakan.
"Gue benci diri gue sendiri!" gue menghela napas dan langsung berdiri dari posisi duduk, gue pengen makan karena perut gue lapar banget.
Asik-asik buat mie instant tiba-tiba ada yang mencet bel apartment gue kenceng banget. Kemarin juga ada yang mencet kenceng banget, kalau enggak sahabat-sahabat gue ya Felix.
Gue males banget, jadi ya biarin aja mending makan terus mandi dan tidur lagi. Berharap besok mood gue baikan dan mau ngompres mata yang bengkak parah ini.
"Duh berisik banget!" gak betah lagi gue, dari makan sampai habis itu yang mencet bel gak mau berhenti.
Dengan terpaksa gue bukain pintunya dan dugaan gue benar, Felix ada di depan pintu apartment gue. Jangan lupa muka paniknya.
Felix langsung nerobos masuk apartment gue, habis itu langsung meluk gue yang membeku kayak batu ini.
"Nancy, kamu kemana aja hm?"
"Nan, aku khawatir sama kamu!"
Gue masih diam, hati gue sakit banget lihat muka Felix. Apa lagi pelukan dia, gue benci diri gue sendiri dan gue benci hubungan gue sama Felix, sekarang.
"Ngapain lo kesini?"
"Nan, aku khawatir sama kamu, 2 hari kamu gak ada kabar sama sekali!"
"Keluar dari apartment gue."
"Nan, hey kamu kenapa sih?"
"Keluar, gue bilang keluar kan?!"
"Hey, kamu--- mata kamu juga bengkak gitu, kamu nangis?"
"KELUAR DARI APARTMENT GUE SEKARANG!"
Felix terdiam dan gue udah nangis sambil jongkok dan nutupin telinga gue sendiri. Omongan Rachel dua hari yang lalu bikin telinga gue sakit dan kepala gue pusing.
"Jangan nangis, Nan, aku sakit lihat kamu nangis," kata Felix sambil meluk gue.
"Pergi dari sini, gue butuh waktu sendiri."
"Tapi, kamu gimana?"
"Gue mohon, Felix, lo pergi dari sini sekarang!"
Felix menghela napas kasar, dan kayaknya dengan berat hati dia keluar dari apartment gue. Setelah felix keluar, gue nangis lagi.
Apa gue harus mengakhiri semuanya?
Hello, maaf ya kalau aku telat update. Ehehehe lagi mengumpulkan banyak ide soalnya.😅😅😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Friend with benefit
Short StoryFt. Lee Felix & Nancy J. Mcdonnie "Just friend with benefit to you, right?" "No!, you're my universe" [C O M P L E T E D] ✔