Felix & Nancy
"FWB"Belajar menghargai karya orang lain ya.
Targetnya minimal 10 vote.
Sesuai janji gue sama Sunwoo, hari sabtu ini gue ngajarin dia mapel matematika materinya bu Wendy. Gak lupa, Felix yang nganterin gue. Bahkan jam 7 pagi aja Felix udah ada diapartment gue, serajin itu dia emang.Sampai di depan cafe yang Sunwoo bilang, gue langsung buru-buru mau keluar dari mobil Felix. Tapi Felix malah pegangin pergelangan tangan gue, bikin gue nengok dan natap dia.
"Main pergi aja sih!"
"Oh iya, makasih ya."
"Bukan itu."
"Terus apa lagi?"
Felix malah majuin bibirnya, dan reflek gue mundurin badan gue. Apa-apaan sih ini si Felix, ngeselin banget.
"Apaan sih, udah ah nanti Sunwoo nungguin lama!"
"Bawel!" setelah bilang gitu, Felix langsung cium pipi gue. Oh tadi itu niatnya Felix mau minta cium bibirnya tapi gue gak mau.
Tanpa jawab apa pun gue langsung keluar dari mobil Felix dan jalan menuju ke cafe itu. Sesekali gue megangin pipi gue, aduh muka gue merah gak ya.
Sampai di dalam cafe, gue langsung nemuin keberadaan Sunwoo. Dia lagi duduk di pojok dan ngobrol sama pelayannya, ya lagi pesan makanan kali ya.
"Sunwoo!"
"Hai, Nan, buruan duduk." Dengan segera gue duduk di depan Sunwoo, gak lupa senyum juga biar kelihatan fresh.
"Sorry ya, Woo, gue lama"
"Santai aja, oh iya lo mau pesen apa?"
"Lo udah pesen?"
"Udah, sekarang giliran lo mau pesen apa?"
Gue langsung dikasih buku menu sama pelayannya, gak lama dan gak ribet pilihan gue jatuh pada 2 menu ini.
"Mini pizza sama ice choco ya, mbak."
Setelah mencatat pesanan gue dan Sunwoo, mbak pelayan tadi langsung pergi. Sekarang gue bakalan sedikit awkward banget berduaan doang sama Sunwoo gini. Gue mulai obrolan dari mana coba? Bingung gue.
"Tadi lo berangkat sendiri, Nan?"
"Engga sih, tadi gue dianterin Felix."
"Oh gitu." Sunwoo kayak kecewa sama jawaban gue, tapi yaudah lah.
"Eh, kita mulai aja yuk biar cepet selesai," kata gue sambil ngeluarin buku catatan gue.
"Yaudah, yuk lah."
Gue sama Sunwoo mulai fokus buat bahas mapel matematika materi bu Wendy. Asli deh ya, ini pertama kalinya gue jadi tutor. Ya walaupun tutor abal-abal tapi penjelasan gue bisa dipahami sama Sunwoo.
Sesekali gue sama Sunwoo stop dulu belajarnya karena makan dan kita juga bercanda. Ngomongin hal random, gak jauh dari lingkungan sekolah dan teman-teman sekolah kita. Gue baru tahu kalau Sunwoo asik juga orangnya.
Setelah 2 jam lamanya gue jadi tutor dadakan buat Sunwoo, akhirnya tugas gue selesai dengan hasil memuaskan. Iya gue puas, Sunwoo paham dan ngerti banget apa yang gue jelasin. Ya emang dasarnya Sunwoo termasuk jajaran anak pinter sih.
Gue langsung masukin buku catatan dan juga pulpen ke dalam tas, gue berniat langsung pulang aja. Mau tidur aja gue ngantuk soalnya.
"Langsung pulang, Nan?"
"Iya Woo, gue langsung pulang."
Sunwoo ketawa pelan, "ayo gue anter, sekalian ikut gue ngumpul dulu sama temen-temen gue gimana?"
Gue langsung gelengin kepala gue sambil senyum kecil, "gak usah deh Woo, gue masih ada kegiatan lain soalnya. Lain kali aja, lo balik duluan aja, Woo."
"Lah, lo nanti gimana?"
"Gue gampang, lo duluan aja gue pengen ke toilet dulu."
"Eum... yaudah deh, sampe ketemu besok senin, Nan." Sunwoo ngelambaikan tangannya ke arah gue dan gue balas juga, habis itu gue langsung ke toilet.
Gue emang gak tahan banget nahan buang air kecil sampai rumah, jadinya ya ke toilet cafe ini dulu. Padahal gue pengen buru-buru pulang, untung aja ini toilet gak rame jadi enak langsung masuk.
Setelah urusan toilet selesai, gue langsung cuci tangan di wastafel. Sambil cuci tangan gue mikir, ini pulangnya naik gojek apa grab. Baru asik-asik ngoceh pelan soal pulang naik gojek apa grab, pintu toilet terbuka dan ada seorang cewek masuk.
Gue melirik sedikit, mau gak peduli tapi gue kayak kenal cewek ini. Dan pas gue nengok sedikit benar aja, gue kenal karena yang lagi cuci tangan samping gue itu Rachel. Pacar Felix yang notabene fwb gue, gue bingung mau pura-pura gak kenal apa nyapa duluan.
"Hai Rachel, kita ketemu lagi," sapa gue seramah mungkin saat Rachel ngelihatin gue sekilas.
"Hm... iya kita ketemu lagi." sama kayak pertama kali gue ketemu dia, Rachel gak pernah senyum ke gue.
"Lo, ada di sini juga ya tadi?" pertanyaan gue dijawab anggukan dan muka datarnya aja, untung gue sabar.
"Rachel, lo masih ingat gue kan? Gue sahabatnya Felix yang waktu itu kita ketemu di mall." Gue mencoba mengingatkan, kali aja dia lupa jadi jutek banget gini ke gue.
"Iya, gue inget lo sahabatnya Felix."
"Gimana kabar lo, Chel?"
"I'm fine, gue duluan ya."
"Iya Chel, hati-hati ya!"
Baru 3 langkah Rachel jalan ke pintu keluar, tiba-tiba dia balik lagi ke arah gue yang lagi benerin rambut gue.
"Kenapa Chel, ada yang ketinggalan?" tanya gue kebingungan.
"Semoga apa yang lo bilang itu bener, kalau lo sahabat Felix."
Rachel langsung keluar dari toilet, menyisahkan gue yang mematung. Mencoba memahami kalimat yang dilontarkan Rachel ke gue.
Mohon pengertiannya, jangan keseringan jadi silent readers. Tidak baik juga, apa tidak baiknya? Ya itu, tidak bisa menghargai dan mengapresiasi karya orang lain. Seenaknya aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Friend with benefit
Cerita PendekFt. Lee Felix & Nancy J. Mcdonnie "Just friend with benefit to you, right?" "No!, you're my universe" [C O M P L E T E D] ✔