Felix & Nancy
"FWB"Belajar menghargai karya orang lain ya.
Targetnya minimal 10 vote.Sepulang sekolah tadi, gue sama ketiga sahabat gue memutuskan nongkrong di cafe dekat sekolah. Selain kangen ngumpul bareng, mereka juga maksa gue buat cerita semuanya soal hubungan gue dan Felix.
Ada sedikit rasa lega karena gue cerita ke sahabat-sabahat gue. Andai aja dari dulu begini, mungkin gak ada rasa ganjel di hati setiap saat. Rasanya pengen mengulang waktu, tapi gak akan pernah bisa karena semuanya sudah terjadi.
Gue masih duduk tenang di cafe ini sendirian, karena 15 menit lalu sahabat-sahabat gue pulang duluan. Gue gak masalah sih, karena akhir-akhir ini gue lagi pengen sendirian.
Sambil menikmati avocado latte, gue natap jalanan diluar cafe ini."Nancy!" fokus gue ke jalanan itu langsung buyar saat suara berat itu menyapa telinga gue, "kamu sendirian di sini?" gue melirik dari ekor mata gue, dan dia duduk di depan gue sekarang.
Gue masih malas buat menolehkan kepala dan bertatap muka sama dia, Felix Christian. Ini bukan hanya salah dia tapi ini kesalahan kita berdua. Tapi tiap kali tatapan langsung sama dia, bikin gue lemah dan jatuh lagi ke lubang yang sama.
"Hey, are you okay?" dan gue cuma mengangguk singkat, gue lirik lagi dia menghela napas panjang dan bersandar di punggung sofa cafe ini.
Gue menghela napas dan dengan setengah hati berani natap Felix, "ngapain ke sini?" pertanyaan gue terdengar lucu, ke cafe kalau gak mau jajan ya mau apa lagi sih, Nancy.
"Aku cuma pengen ketemu kamu," jawabnya sambil senyum, jangan senyum Felix. "Soalnya kamu ngehindarin aku seminggu ini."
Gue tersenyum tipis, bahkan udara kayaknya bisa bawa senyum gue pergi kapan aja. Dan gue kembali melempar tatapan gue ke jalanan di luar cafe yang sekarang lebih menarik dari Felix. Huh, gue benci suasana kaku kayak gini.
"Ngapain lo cari gue?" tanya gue sambil melihat sekilas ke arah Felix, dan ekspresinya kayak gak percaya sama pertanyaan gue tadi.
"Kok gitu, ya jelas aku kangen sama kamu."
"Harusnya lo gak perlu susah-susah kangen sama gue."
"Kenapa?"
"Pura-pura gak tau atau emang gak tau sih?" ekspresi Felix langsung berubah super kebingungan, apa dia beneran gak tahu sama masalah ini, padahal menyangkut dia juga.
"Sumpah, aku gak paham sama omongan kamu," katanya frustasi sambil ngacakin rambutnya sendiri, "kita ada masalah apa sebenernya?"
Gue gak jawab, dan langsung gendong tas gue buat pergi dari cafe ini. Baru aja gue berdiri tiba-tiba Felix pegang tangan gue, "mau kemana?"
"Gue mau pulang, lepasin!"
"Besok aku ke apartment kamu."
"Gue gak peduli!" gue langsung menyentak tangan Felix dan pergi gitu aja dari cafe ini. Untung tadi udah bayar duluan, jadi gak perlu buang waktu buat cepetan pergi.
Dari luar cafe gue menoleh sekilas, ke arah tempat gue tadi. Gue lihat ekspresi kecewa dan kacau Felix. Apa dia punya perasaan yang sama kayak gue? Apa dia cinta sama gue juga? Kalau gak cinta kenapa dia sekacau itu gue menghindar? Tuhan, gue pusing banget rasanya.
Hello Hai, ini detik-detik mau end ya hehehehe persiapkan diri untuk endingnya.Kira-kira sad or happy ending?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Friend with benefit
Historia CortaFt. Lee Felix & Nancy J. Mcdonnie "Just friend with benefit to you, right?" "No!, you're my universe" [C O M P L E T E D] ✔