Chapter 04

4.4K 614 267
                                        


× BAB I ×

[ MADNESS MIND ]
04 ; WE'RE NO LONGER IN CONTROL





Jam di atas nakas dalam ruangan minimalis ini menunjukan pukul dua pagi. Min Yoongi masih belum terlelap. Tidak bisa, lebih tepatnya. Yang dilakukannya semalam suntuk sejak kemarin hanyalah merenung dengan pikiran yang bercokol sampai habis. Ia bahkan sudah tidak tidur selama dua hari, dan itu semua karena beban yang terus bertambah untuk mengisi kepalanya.

Pria pucat dengan surai blonde itu tetap terjaga walaupun kedua matanya tertutup. Duduk di sebuah sofa single tanpa menyandarkan punggungnya, bersamaan dengan kedua tangan yang ia lipat dan simpan di depan dadanya. Di atas meja yang ada di hadapannya ada satu buah gelas yang berisi seperempat air dan satu botol obat psikoaktif yang selalu Yoongi konsumsi sejak satu tahun lamanya, hal itu berawal dari penyalahgunaan yang menyebabkan ketergantungan fisik yang disebut adiksi.

Singkatnya, Min Yoongi kecanduan obat psikoaktif yang selalu dikenal sebagai salah satu dari berbagai jenis zat (drugs), yang didesain untuk menyamarkan dan membedakan dengan berbagai jenis narkoba yang telah dikenal luas. Pria itu menggunakannya bukan sebagai halusinogen atau erforia, melainkan sebagai obat anti-depressan yang membantunya untuk tertidur.

Mengalami banyak tekanan lebih dari sepuluh tahun lamanya, membuat Yoongi mengalami stres yang berkepanjangan. Akibatnya, pria itu jadi membuat satu kepribadian dirinya yang lain yang selalu tidak bisa ia realisasikan. Normalnya, Min Yoongi adalah pria yang cukup tenang dan pendiam. Namun mungkin, jika melihat Min Yoongi dengan kepribadian diluar seperti itu—itu mungkin saja akibat dirinya yang lain.

Tenggelam bersama berbagai kepingan memori yang selalu membebaninya, tak lama Min Yoongi membuka kedua matanya karena kedua rungu yang mendengar bunyi dari password apartemen milik Min Karen yang berbunyi—ada seseorang yang tengah berusaha membukanya untuk masuk ke dalam.

Pintu terbuka, suara langkah kaki memecah geming di penghujung malam dan presensi Jeon Jungkook yang menggunakan leather pants berwarna hitam juga jaket, topi, masker dan tas gendong yang mengembung dengan warna senada terlihat tengah berjalan mendekatinya. Semuanya hitam dan tertutup. Namun, Min Yoongi terlalu mengenal Jungkook hanya dengan melihat kedua netra bulat milik pria itu. Maka dari itu, Yoongi hanya diam saat Jungkook berusaha masuk dan terduduk di salah satu sofa yang kosong sambil menyimpan ransel, juga membuka masker dan topi yang ia kenakan.

"Hyung, tidak tidur?" tanya Jungkook sambil berusaha membuka jaketnya.

"Aku baru bangun," kilahnya.

Jungkook mengedarkan pandangannya dan mendapati obat psikoaktif milik Yoongi. Kedua netra bulat miliknya melihat botol obat itu dan presensi Yoongi yang ada di hadapannya secara bergantian. Sebenarnya ia cukup tidak suka dengan Yoongi yang selalu bergantung dengan obat semacam itu hanya untuk membantunya tertidur, karena hasilnya akan tetap sama—pria pucat bersurai blonde itu tetap akan terjaga walaupun memakan sebanyak satu botol sekali pun.

Menghembuskan napas panjang dan berat, Jungkook kemudian membawa ransel miliknya yang tergeletak di lanta—membukanya dan kemudian membawa sebuah laptop miliknya untuk segera diakses. Punggungnya ia sandarkan, laptop miliknya sudah ia simpan di atas kedua pahanya, dan kedua biji mata bulatnya terus bergerak ke kanan dan kiri untuk membaca semua deret angka juga huruf yang memenuhi layar laptopnya.

Melihat Jungkook yang langsung terfokus, Yoongi akhirnya hanya beringsut mengangkat bokongnya dari atas sofa untuk berjalan ke lemari pendingin dan membawa dua kemasan kopi kaleng yang ada di sana. Tanpa ada aba-aba pria pucat itu melemparkan satu buah kopi kalengnya pada Jungkook—yang untungnya langsung mendapat respon yang cepat untuk ia tangkap tanpa memutus kontak dari layar laptopnya.

[M] FRACTURE TRILOGY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang