"Semuanya 10.300 won."
Yoongi mengeluarkan satu lembar uang sepuluh ribu dan tiga keping logam dari dalam saku celananya. Memberikannya semua pada wanita dengan topi di kepalanya, lalu menerima struk belanja dan satu kantong penuh barang belanjaannya.
"Terima kasih telah berkunjung," kata wanita itu lagi, sambil menyatukan kedua telapak tangannya kemudian tersenyum.
Bocah itu kemudian hanya membalas dengan senyuman segaris khasnya lalu manggut-manggut setelahnya. Yoongi berjalan keluar sembari membawa satu kantong penuh belanjaannya dan mengeceknya satu persatu—barangkali takut ada yang lupa ia beli. Yoongi akan malas jika harus kembali lagi ke supermarket.
Sial memang. Tadi itu jika ia tidak menabrak pembatas jalan hanya karena lupa menekan rem sepedanya di jalan yang curam, ia bisa saja cepat-cepat pulang ke rumah. Namun, memang sial saja bocah itu, harus berurusan dengan beberapa paman polisi yang menyaksikan bagaimana tubuh dan sepedanya membentur pembatas jalan sampai tersungkur begitu jauh.
Bokong dan kepalanya bahkan masih sakit karena membentur sepedanya sendiri, untungnya salju cukup tebal sehingga kulitnya tidak bersentuhan langsung dengan aspal, tetapi tetap saja, Yoongi jadi pegal-pegal karena benturan-benturan itu.
Begitu keluar dari dalam supermarket, Yoongi langsung merapatkan jaket tebalnya. Udara malam ini dingin sekali. Ia kemudian dengan buru-buru berlari dengan gerakan aneh—tangan yang memeluk kantong belanjaan dan kedua kaki yang jinjit—ke arah sepedanya, menyimpan satu kantong penuh belanjaannya di ranjang depan sepedanya dan bersiap untuk berkendara menuju rumahnya.
Di sepanjang jalan, Yoongi berkendara dengan sangat hati-hati. Selain ia tidak mau menabrak lagi, ia juga menikmati bagaimana suasana jalanan yang sedikit penuh dengan orang-orang yang merayakan malam natal di luar rumah mereka.
Beberapa orang terlihat bersama keluarga, teman, atau pasangan mereka. Mengambil beberapa foto di taman kota dengan pohon natal yang menjulang tinggi di tengah sana. Ada juga yang berhenti dan menikmati malam natal mereka di dalam kafe untuk sekadar mengobrol dan menghabiskan waktu di sana.
Lalu kemudian saat manik bak bulan sabitnya tengah memandangi orang-orang di sekitarnya, ia tidak sengaja menemui pasangan yang tengah berciuman di antara dua bangunan besar yang ia lewati. Tak sadar, dan hampir tersungkur lagi karena terkejut bukan main. Ia kemudian berhenti sebentar untuk menetralkan degup jantungnya.
"Sial, berciuman di gang. Dasar tidak elit," rutuknya kemudian menyumpahi pasangan yang sama sekali tidak ia kenal.
Setahunya, sejauh ia pernah menonton film-film action bersama Jungkook minggu lalu, ada beberapa adegan berciuman yang dilakukan pasangan di sana, tetapi setidaknya mereka melakukannya di tempat-tempat yang bagus; dalam kamar, di dapur, dan pokoknya Yoongi belum pernah menonton film dengan adegan berciuman di dalam gang sempit dan kotor seperti itu. Seleranya rendahan sekali.
Iya, mungkin ini pertama kalinya juga ia menonton. Secara live.
Yoongi lalu mengayuh kembali sepedanya. Banyak kejadian aneh ternyata di luar rumah saat malam natal. Ia bahkan sempat menggelengkan kepala dan membuang napas berat sambil berkendara secara hati-hati untuk pulang ke rumah.
Setelah melakukan perjalanan yang sedikit panjang, ia akhirnya sampai pada bangunan dengan dua tingkat yang tidak lain adalah rumah kedua orang tuanya. Yoongi lantas berhenti sejenak untuk turun dari sepedanya dan mendorong kendaraan roda dua itu untuk ia masukkan kembali ke dalam garasi rumahnya.
Begitu membuka garasi, mobil dengan warna silver tengah terparkir di dalam sana. Pintu belakang bagasi mobil itu terlihat terbuka. Yoongi kemudian melangkah untuk ke dalam, dan menyimpan sepedanya di sisi mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/156635004-288-k491933.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] FRACTURE TRILOGY
Fiksi Penggemar[Completed.] [Thriller/Gore] "We must find our safe place." [Sebagian cerita dihapus karena dibukukan] blackswanodile©2018