Chapter 12

2.4K 340 104
                                    

× BAB I ×

[ MADNESS MIND ]
12 ; CHAOTIC




Malam terlampau larut, dan hari juga sudah berganti kendati langitnya masih terlihat sama; hitam dan begitu kelam.

Jungkook masih di sana. Di dalam mobilnya dengan dahi yang menempel pada stir mobilnya-menutup kedua matanya, walaupun tidak benar-benar tertidur lantaran saat ini isi kepalanya penuh akan sesuatu yang membuatnya bingung.

Belum selesai masalah tentang chip yang masih tersimpan di dalam kepala Yoongi, kali ini munculah masalah baru-tentang Acey yang sepertinya adalah manusia. Bukan kloningan-atau bahkan robot, seperti apa yang mereka tahu selama ini. Hal itu jelas membawa dampak buruk. Apalagi jika benar Yoongi telah melakukan seks dengan wanita itu. Semua akan semakin kacau.

Ponselnya bergetar lagi. Entah sudah keberapa kalinya ponsel milik Jungkook bergetar-menandakan panggilan masuk dari dua orang yang berbeda, tetapi satu tujuan yang sama; mencari sebenarnya ke mana Jungkook pergi selama empat hari ini.

Pemuda itu pergi meninggalkan mansion juga apartemen miliknya. Tidak pernah kembali atau barangkali hanya untuk mengambil beberapa lembar pakaiannya yang terdapat di apartemennya. Jungkook benar-benar pergi setelah keluar dari ruangan milik Yoongi dan Karen tempo lalu.

Melepas napas yang begitu berat, Jungkook akhirnya keluar dari mobil dan membanting pintu mobilnya dengan emosi yang meletup-letup. Menyangga kedua tangan pada sisi mobil, lalu menekuk tubuhnya dan berteriak sekencang mungkin.

Satu. Dua. Lalu tiga kali Jungkook berteriak, setidaknya ia bisa membuang sedikit kekesalan yang mengganjal di dalam dirinya untuk sementara.

"Jungkook?"

Lalu lamunannya buyar. Jungkook berbalik dan mendapati seseorang yang tengah ia cari selama ini datang padanya.

Emma Wilson.

"Kau berbohong padaku, Emma," tuduh Jungkook dengan cepat juga wajah yang terlihat mengeras. Kedua tangannya bahkan sudah mengepal sampai urat-urat yang timbul begitu kentara.

Yang dipanggil lantas mengerutkan kedua alisnya karena merasa bingung. "Apa yang kau bicarakan?"

"Kau tahu betapa aku mempercayaimu selama ini! Tapi kenapa saat ini-argh!" Tidak. Jungkook belum sanggup membicarakannya. Ia malah berbalik lalu dengan cepat berteriak lagi. Emosinya sangat sulit dikontrol karena merasa bodoh untuk percaya pada Emma.

Itu jelas saja. Semua yang dilakukannya tak lebih dari sekadar memperbaiki keadaan, dan Emma adalah salah satu orang yang dipercayai oleh Jungkook selama ini.

Semua masalah, rencana bahkan perkembangan yang selama ini diteliti Jungkook seorang diri selama bertahun-tahun-tak jauh dari pengawasan Emma. Wanita itu yang selalu memberinya saran atau bahkan menenangkannya layaknya orang dewasa yang tengah memperhatikan anaknya.

Namun ilmuan tetaplah ilmuan. Selama apa pun ia hidup, ia tidak akan pernah puas dengan apa yang tengah ia miliki-sebelum semuanya berjalan sesuai dengan keinginan. Bukan Jungkook tak menyayangi Karen-bukan pula Jungkook tak memikirkan Yoongi. Hanya saja semua luka masa lalu itu terus bercokol di kepalanya. Ia harus memperbaiki keadaan. Ia tidak ingin berada dalam situasi yang menjepit seperti ini. Namun nyatanya, kenyataan berkata lain.

Jungkook ingin pergi dari Scarface.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Jeon," Emma kemudian menjawabnya dengan nada yang datar.

[M] FRACTURE TRILOGY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang