Levi masih diam mendengarkan, sesekali menyeruput teh hitam kesukaannya. Mata tajamnya terus menatap intens seseorang yang sedang bicara didepannya.
Sedangkan, orang yang sedang berbicara itu selalu menunduk dengan tatapan tegang bercampur sendu. Sesekali matanya melirik sang Kapten yang tengah menatapnya juga.
Pembicaraan yang cukup memakan waktu ini sudah berakhir sekitar 10 menit yang lalu. Keheningan pun terjadi. Tak ada satu pun dari mereka untuk menyudahi keheningan ini.
Sampai sang Kapten menghela nafas panjang. Refleks, Y/N pun menoleh. Menunggu apa reaksinya.
"Well Nak, kau itu benar-benar seperti membacakanku dongeng yang selalu didengar bocah tengik setiap malam."
Y/N mengernyit, tanda ia bingung.
"Itu juga sudah kurangkum sedikit mungkin. Aku tak mungkin mengurangi atau melebih-lebihkan cerita. Itu namanya bohong."
Levi mendengus, "Terserah."
Y/N menunduk lagi, lalu melirik takut-takut kearah Levi yang sedang meneguk teh nya.
"J-jadi ... apa yang akan anda lakukan, terhadapku ... ?"
Levi diam. Tak lama kemudian, ia taruh cangkirnya kemeja. Dan menatap lekat si bocah remaja tanggung. Yang ditatap pun bergidik.
"Sebenarnya ya bocah, kalau aku yang menjadi pemimpin pasukan pengintai ini, sudah kutendang bokong kencangmu itu keluar dinding, Nak. Kau itu merepotkan. Sangat. Kau hanya bocah remaja tanggung yang cuma bergantung dengan organisasi kami. Kau orang luar. Warga biasa. Bukan anggota kami."
Y/N menunduk, merasa bersalah. Ia tahu, ia hanya bocah yang numpang makan dan tinggal ditempat khusus prajurit. Wajar saja kalau ada yang tidak sudi dia tinggal di tempat ini.
"Ekspektasi tak sesuai realita. Memang benar, aku bukan pemimpin disini. Aku hanya seorang Kapten yang memimpin sebuah squad. Hanya squad. Tidak lebih. Aku tak bisa melakukan semauku. Jadi Nak, kau harus berterimakasih pada si alis ulat sagu itu karna mau menerima kau tinggal disini. Asal kau tahu saja, tidak sembarang orang boleh tinggal disini, bahkan hanya masuk saja tidak boleh. Hanya yang berkepentingan saja."
Y/N diam.
"Memang benar kalau aku yang membawamu kesini tanpa pikir panjang. Kau menyalahkanku? Terserah apa katamu. Tapi kau harus berpikir lagi, Nak. Kalau tidak ada aku disana dan tidak membawamu kesini, apa yang akan terjadi padamu, Hei bocah?"
"Dan kau juga sudah berurusan dengan organisasi kami. Kau mau keluar? Berhenti? Sudah terlanjur, Nak. Sekali kau masuk tidak akan bisa keluar lagi. Bayangkan kau masuk kedalam lubang semut--yang entah bagaimana caranya kau masuk--dan sekarang kau memikirkan bagaimana caranya keluar dari sana. Kelaut saja kau, Nak."
Y/N mengigit bibir kuat-kuat. Levi menghela nafas panjang, tak menyangka akan berbicara sangat panjang seperti ini.
"Akan kukatakan sekarang. Kau, sudah masuk organisasi pasukan pengintai. Kau tahu artinya? Kalau tahu, pasti kau tahu apa yang akan kau lakukan dan apa tugasmu. Kau tinggal mengikuti semua aturan yang ada disini, apapun itu."
Y/N mengangguk mantap, "Siap."
"Jangan pernah membantah perintah dari Commander atau pemimpin dari regumu. Termasuk aku. Kalau tidak, kau akan tahu akibatnya." Tatapan Levi menajam.
Y/N meneguk saliva kasar, "B-baik."
"Aku tahu ini masih terlalu dini, karna kau masih belum benar-benar masuk ke anggota pasukan pengintai. Kau baru melakukan pelatihan. Bersamaku. Tapi toh, nanti kau akan masuk dengan sendirinya. Apapun itu, aku tak peduli."
![](https://img.wattpad.com/cover/142439412-288-k607680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Corporal Heroes [Levi X Reader] (On Going)
FanfictionLevi ackerman namanya. Dia hebat, baik, pendiam. Walau aku tak suka cara bicaranya yg terdengar kasar dan ketus. Walaupun begitu, dia yg membuatku bertahan hidup. Dia selalu melindungiku dengan caranya sendiri. Walaupun itu menjengkelkan. Aku selalu...