Perasaan Kepadamu

80 8 0
                                    


      Engkau yang kuberi semua kasih tapi tidak bisa kupanggil kekasih. Di dadaku berdegup-degup kata-kata yang bertanya di mana dirimu? Dan rindu kini menjadi udara yang meluap di kamarku. Setiap malam sesak sebelum tidurku.

     Perasaan kepadamu tumbuh. Diuji oleh malam tanpa kabar-kabar. Angin-angin hanya membawa surat dari pasangan lain. Diberi makan harapan dan kesabaran. Meski terkadang kudapati perasaan itu mencuri air di kedua kolam mata. Tapi aku biarkan. Jika rindu mampu bertahan, mungkin itu pertanda Tuhan masih merencanakan sebuah pertemuan.

     Aku ingin menyuruhmu pulang namun sadar aku tak pernah menjadi sebuah rumah untukmu. Aku mengerti malam itu kau bersandar di pundakku karena hilang separuh dirimu. Dan patah hati membuat kita bertindak tanpa berpikir.

     Suatu malam aku meminta kepada Yang Maha Kasih agar mencabut perasaan kepadamu di tubuhku. Namun kasih malah bertambah besar dan sakit menjelma parasit yang hidup di tubuhku.

     Aku mencoba memejamkan mata dan mengulang lagi perjalanan denganmu. Namun tetap aku tidak bisa menerjemahkan air mata dan pelukan yang mencabut segala macam masa lalu dalam hatiku. Aku tetap kehilangan jejakmu meski jalan-jalan yang pernah kita pijak teringat jelas di pikiranku.

     Wajahmu acapkali tampak saat aku sendiri, dan wajahmu dapat kucecap kala jalanan terlihat lebih kosong daripada jiwaku sendiri. Aku mencoba teriak di persimpangan gedung-gedung tinggi. Tempat pertama aku melihatmu sedang didekap tubuh lain. Namamu menggema ke hatiku selamanya.

Terus TerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang