Di persimpangan yang membelah rumah kita
terpaksa salam terucap
punggung saling bicara
dari pelan
hingga lantang"Semoga hari cepat menjadi esok." Kata punggungku
"Semoga malam tak pernah sampai pagi." Kata punggungmu
Di persimpangan yang membelah rumah kita
terpaksa senyum terulas
satu merona
Satu merana
Burung riuh berkicau
Mentertawakan kita yang tiada kunjung bicara
Sesekali melengking
Meneriakan jarak yang tersisaKita sama menanti
untuk tujuan yang sulit dimengerti
Satu menanti berpisah
Satu lagi menanti bersama"Sampai bertemu pulang sekolah." Ucap senyumku lirih
"Semoga sekolah tak pernah usai." Ucap senyum bibirmu tergesa
Persimpangan tidak hanya memisah rumah
Namun ia juga membelah hati kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terus Terang
PoesíaSetiap kata adalah perang melawan diri sendiri. Hal yang paling jujur. Terkadang tidak kita inginkan, tapi itu adalah diri kita yang sebenarnya.