penyamaran

1.1K 55 2
                                    

Faya menggeram marah, namun ia harus menahannya, agar penyamarannya tidak terbongkar.

"Ups,sorry, cupu gue sengaja, haha..." kata cewek didepan Faya.

Nyari mati mereka, batin Rafa dan Vano.

"Eh, ada dua cogan ternyata, kok kalian jalan bareng si sama upik abu, nanti kalian ketularan jelek gimana?" Kata cewek berambut pirang setengah mengejek.

Rafa dan Vano hanya menampilkan wajah datar dan dingin.

Faya yang merasa dirinya dihina, hanya bisa mengumpat dalam hati, ingin rasanya ia menendang cewek cabe di depannya ini.

"Heh cupu! Ngapain lo liatin gue kaya gitu, hah! Nggak terima? Iya?" Bentak cewek itu.

Berani dia bentak gue, cih dasar cabe, gue bentak balik paling mewek, cibir Faya dalam hati.

"Nggak, biasa aja" kata Faya datar.

"Nyolot lagi lo, liat aja gue bakal buat lo nggak tenang selama sekolah disini, cabut girl's." kata  cewek itu kemudian pergi dengan antek-anteknya.

"Lo nggak papa kan, Fay?" Tanya Rafa.

"Nggak papa" jawab Faya.

"Yaudah yuk! kita ke ruang kepsek, bentar lagi masuk." Ajak Vano yang diangguki oleh Faya.

***

Rafa mengetuk pintu ruang kepsek.

"Masuk!" Perintah dari dalam yang menginstruksikan mereka untuk masuk.

"Oh, kalian anak baru itu ya? Bisa perkenalkan nama kalian?"

"Iya pak" kata mereka kompak.

"Nama saya Asyaffa Anar Putri, bapak bisa panggil saya Saffa." Kata Faya.

"Nama saya Arnold Kafeel Pratama, bisa dipanggil Arnold." Kata Vano.

"Nama saya Nathan Alvian Prasetya, bisa dipanggil Nathan" kata Rafa datar.

Mereka sengaja mengganti nama mereka dengan nama samaran yang telah mereka siapkan.

"Baik, kelas kalian di XII IPA 1, nanti kalian akan diantar bu Nia, bu Nia tolong antar mereka ke kelas XII IPA 1!" kata kepsek itu, lalu memerintah kepada guru yang bernama Nia itu untuk mengantar mereka.

***

Saat ini mereka berada didepan kelas mereka.

Bu Nia mengetok pintu dan mengatakan tujuannya.
Setelah itu, guru yang diketahui namanya yaitu bu Meta menyuruh Rafa, Faya, dan Vano masuk ke kelas.

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, ok, silahkan perkenalkan diri kalian!" Kata bu Meta.

"Perkenalkan nama saya Asyaffa Anar Putri, kalian bisa panggil saya Syaffa" Faya memperkenalkan dirinya dengan senyum selebar mungkin.

"Arnold Kafeel Pratama, bisa dipanggil Arnold" kata Vano singkat.

"Nathan Alvian Prasetya, Nathan" kata Rafa dingin dan datar.

Nggak nyamar sama lagi nyamar sama aja, dingin. Pikir Faya dan Vano.

"Apa ada yang ditanyakan?" Tanya bu Meta pada siswa di kelas.

"Bu" kata seorang siswa sambil mengangkat tangannya.

"Ya Rena, apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Alamat rumah Nathan dan Arnold dimana? Terus nomor hp nya berapa? Akun medsosnya apa? Terus..." tanya Rena tak henti-henti tapi dipotong oleh bu Meta.

"Rena, itu pertanyaan yang tidak bermutu" kata Bu Meta.

"Oke, kalian bertiga duduk di bangku kosong yang ada dibelakang" kata Bu Meta memberi instruksi.

Mereka hanya mengangguk, dan melangkah menuju bangku yang kosong itu. Tapi saat Faya melangkah tiba-tiba ada kaki yang sengaja menghalangi Faya, supaya ia terjatuh, namun bukan Faya jika tidak bisa menghindar. Faya hanya melangkahi kaki itu, tapi sebelum itu, kaki itu Faya tendang, sehingga pemilik kaki meringis kesakitan.

Haha syukurin, makanya jangan macam-macam, Faya di lawan, batin Faya dan tersenyum miring.

***

Suasana di rumah sementara Rafa, Faya, dan Vano selama menjalankan misi terlihat hening, satu diantara mereka masih enggan membuka suara, hingga Vano membuka suara.

"Fay, tadi lo udah lihat target kita?" Tanya Vano.

"Udah, dan kayaknya dia lumayan licik" jawab Faya.

"Lo tau dari mana kalau dia lumayan licik?" Tanya Vano penasaran.

"Gue tadi sempet lihat dia ngasih uang ke satpam sekolah untuk kerja sama agar ia mudah menyeludupkan narkoba ke dalam sekolah" jelas Faya.

"Nggak bisa dibiarin ini, kita harus segera bertindak. Raf, lo tau ada berapa siswa yang ikut terbawa dalam kasus ini?" Tanya Vano pada Rafa yang sedari tadi hanya diam.

"100 siswa" jawabnya singkat.

"Lumayan juga" gumam Faya.

"Mending sekarang kita istirahat dulu, setelah itu kita atur rencana" kata Vano bijak.

Rafa dan Faya mengangguk setuju.

____________________________________

Hai, selamat malam, dan selamat membaca kelanjutan cerita ku.

Semoga suka ya. Dan tunggu next next berikutnya, bye..

THE SECRET AGENT (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang