Pulau dewata Bali, termasuk salah satu destinasi wisata di negara Indonesia. Banyak turis mancanegara yang senang datang kesana. Begitu juga dengan Rafa, Faya, Vano, dan Dara, kekasih Vano sekaligus salah satu hacker terbaik di agency-nya selain Bayu. Mereka memutuskan untuk berlibur ke Bali selagi mereka libur dari tugasnya.
Faya bersandar lelah di sofa empuk hotel, duduk disamping Rafa dan menghadap Vano, "Bang, hari ini kita bakal kemana dulu?"
"Gimana kalau kita ke pantai? Pantai tanjung benoa gimana? Asyik tuh," Vano terlihat bersemangat, Dara melihat tingkah Vano hanya menggelengkan kepalanya.
Faya terlihat menyetujui usulan Vano, "Boleh juga tuh, disana juga bagus, siapa tau ada bule nyantol kan lumayan," tersenyum lebar, lumayan bisa cuci mata, pikirnya.
"Yaelah Fay, kurang ganteng apa abang lo ini, bule mah nggak ada apa-apanya." Kata Vano dengan narsis.
Dara menghela napasnya, "kamu itu, narsisnya nggak pernah berkurang, ini malah bertambah," Dara heran dengan sifat kekasihnya itu, heran dia, bisa-bisanya ia jatuh cinta pada pria narsisnya tingkat dewa, batinnya.
"Nggak papa dong yang, aku kan emang ganteng," kata Vano dengan pedenya.
"Ganjelan Genteng, iya" satu kalimat keluar dari mulut Rafa yang membuat Faya dan Dara terbahak. Si pahit lidah beraksi. Batin mereka.
Vano mencibir dan mengerucutkan bibirnya, "Tega banget lo, sama sahabat sendiri,"
"Siapa?"
"Ya lo lah Raf, siapa lagi emang," kata Vano sambil mendengus sebal.
"Yang tanya,"
Faya dan Dara saling pandang, "HAHAHAHAHA" tawa mereka pun pecah.
"Raf, lo nyebelin asli, gue nggak bakalan bantuin lo!" Kata Vano sebal.
Rafa hanya mengangkat bahunya acuh, "Bodo amat,"
***
Semilir angin pantai membuat tubuh terasa lebih rileks. Faya menatap lurus kedepan, melihat hamparan laut yang luas dan indah, disampingnya, ada seorang pria yang menaninya, dia Rafa.
"Fay"
"Hem"
"Yang tadi lo ucapin itu serius?"
"Maksudnya?"
Rafa mengehela napasnya kasar, "nyari bule ganteng," katanya datar.
Faya mendengar hal itu hanya terkekeh geli, "hehe, sebenernya iya, niat mau cuci mata, tapi bulenya bawa gandengan semua,"
Rafa mendengus, "ngapain nyari bule buat cuci mata, gue juga nggak kalah ganteng dari mereka," cibir Rafa tanpa sadar.
"Hah?" Faya cengo mendengar ungkapan Rafa, sejak kapan Rafa jadi narsis gini? Apa esnya udah mencair? batin Faya.
Rafa hanya melirik Faya, ia merutuki mulutnya yang tidak bisa direm, tapi itu bukan salahnya, salah Faya yang kurang peka.
"Aa, gue tau, jadi lo pengin jadi objek buat cuci mata gue gitu?" Kata Faya tiba-tiba dengan menaik-turunkan alisnya.
"Nggak,"
Faya melirik tanpa minat, dasar kulkas berjalan, pikirnya.
"Nyari makan yuk, Raf!" ajak Faya.
Rafa menghela napas, "dasar gila makan, yaudah ayok!" Tanpa menunggu jawaban dari Faya, ia langsung menggandeng Faya pergi.
____________________________________
Selamat siang:) di siang yang mendung ini aku update lagi (Nggak tau dirumah kalian cerah atau mendung :v) maaf aku ngga pernah up lagi, soalnya lagi menjalankan misi sekolah, yaitu PKL (kaya apa aja dah, menjalankan misi segala😂) sampai jumpa di next cerita selanjutnya bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET AGENT (Revisi)
Action" Target selanjutnya adalah robert de frans, direktur utama perusahaan Frans Corp, dia memiliki proyek ilegal dan termasuk anggota Mafia." Ucap sang ketua. "APA!!!" jawab mereka kaget. Hayoo kepo ya? kenapa mereka kaget, baca cerita aku yuk, biar ga...