Entah apa isi dari surat itu , tetapi aku yakin kalau isinya dapat menjawab setiap pertanyaanku.
Aku pun bergegas mengambil surat itu , dengan perasaan gugup tak menentu aku pun membuka dan mulai membaca isi surat itu.
Begitu aku membacanya , aku sungguh tidak pernah menyangka , kalau ternyata isi surat itu adalah surat ucapan perpisahan dari mama untuk diriku.
"mereka telah pergi ! mereka meninggalkan diriku !" Seruku dalam hati seakan tidak dapat menerima semua.
Hal itu membuatku terpaku meratap pilu , aku sungguh sangat terkejut dan tidak menyangka sama sekali.
Rasanya tubuh ini menjadi sedikit gemetar , sampai-sampai surat yang masih ku pegang saat itu pun terlepas dari genggaman tanganku.
"Kenapa ?! kenapa kalian meninggalkan aku ?" tanya hati kecilku kembali yang terus berputar-putar dalam benak pikiranku.
Tanpa terasa air mata ini mengalir perlahan membasahi wajahku , dan perasaan sesak begitu mencekik nafasku.
Serasa tidak dapat mempercayai yang sedang terjadi , "kenapa keluargaku meninggalkan diriku seorang diri ?" tanyaku di dalam pikiranku menerawang kalut.
"Apa salahku ? kenapa kalian tega pergi begitu saja tanpa membawa diriku bersama kalian !" seru ku bertanya sendirian dalam hati berulang-ulang.
"Mama , kak gilang , mya jangan pergi tinggalkan aku sendiri disini." kataku di dalam hati yang terasa begitu sesak.
"Tidak , tidak , kalian semua tidak boleh pergi meninggalkan aku !" seru ku di dalam hati sambil menghapus air mataku.
Tanpa peduli atau pun berpikir panjang , lalu aku pun berlari keluar rumah mencoba untuk mengejar mereka dan berharap juga kalau aku masih sempat untuk menyusul keluargaku yang sudah pergi saat dini hari.
Namun begitu aku membuka pintu rumahku , aku pun menjadi sangat terkejut.
Karena saat ketika aku membuka pintu , ternyata waktu itu ada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu rumahku.
Orang itu adalah thom si asistant bos itu , saat itu dia tepat berdiri di depan hadapanku bersama dengan para orang-orang pekerjanya.
Sewaktu itu aku sangat panik sampai-sampai aku tidak peduli dengan kedatangannya , lalu aku pun tanpa sengaja menabrak tubuhnya.
• • • • • • •
Tabrakan kecil itu membuat kami sama-sama terjatuh saling timpah , dan selang beberapa detik kami pun terdiam terpaku sejenak saling berhadapan pandang.
Dimana pada saat itu kedua pasang mata ini bertemu dan beradu pandang , antara mata bertemu dengan mata.
"Apa-apaan ini ?!" Seru thom marah , yang serentak memecahkan keterpakuanku.
"Mama...!" seruku tersadar , sehingga aku pun langsung bangun dan berdiri dan lalu aku segera bergegas berlari pergi meninggalkan thom dan yang lainnya.
"Apa-apaan kau ?! hey... mau kemana kau ?!" teriak thom saat melihat aku langsung berlari pergi.
"oww ...! shut !" ketus thom kembali , memaki kesal yang kemudian bangkit bangun berdiri sambil membersihkan jas baju.
"Liat apa kalian ?! Cepat lakukan pekerjaan kalian !" perintah thom dengan kesal kepada para pekerjanya , yang kemudian orang-orang pekerja itu pun segera memulai melakukan pekerjaan mereka.
Lalu thom memasuki rumah itu , dan mulai memandangi isi dalam rumah tersebut sambil tersenyum jengkel.
"Apa yang harus ku lakukan ? anggap saja ini karma untuk kalian." Ucapnya lirih dengan senyum dingin yang menyungging di sudut bibirnya.
Lalu ia duduk bersantai di sofa yang ada di ruang tamu dalam rumah itu dan kemudian memejamkan matanya sejenak.
Saat itu pikiran thom melayang jauh kembali ke masa lalunya yang begitu pahit dan juga menyakitkan dirinya.
Ingatan itu terus membawanya tenggelam di dalam keheningan ruangan itu untuk beberapa waktu lamanya.
Tampak terlihat jelas semua ekspresi kegeraman , kekecewaan , dan kekesalan terpancar pada raut wajahnya karena menahan semua rasa emosi dari setiap kenangan di masa kecilnya dahulu.
Seolah-olah semua bentuk kekecewaanya di masa lalu kini telah terbalaskan sudah , tapi apakah semua yang ia lakukan ini benar atau tidak ?
Entahlah sebenarnya ia sendiri sudah melupakan perasaan sakit itu , tapi entah mengapa kini takdir yang tertulis itu sendiri yang membawanya kembali lagi.
"Jangan salahkan diriku bila balasan itu datang pada kalian." ujarnya kembali berbicara kecil dan melirih sinis.
• • • • • • •
Tiba-tiba datanglah meeti menghampiri thom , " Tuan thom ! pekerjaan mereka sudah selesai , dan sekarang kita harus segera menyegel rumah ini." jelas meeti kepada thom.
Mendengar ucapan meeti memecahkan semua larutan emosi dalam pikiran thom , kemudian thom langsung tersadarkan diri dan membuka matanya.
"Apa anda ingin bersantai sejenak dahulu ?" tanya meeti karena melihat thom yang sejenak terlarut dalam kenangan.
"Tidak perlu." jawab thom singkat yang kemudian beranjak berdiri dari sofa yang didudukinya itu.
Saat hendak melangkah , tiba-tiba mata thom melihat sebuah kertas di bawah meja dekat kakinya.
Sepasang mata thom yang tertuju pada kertas itu langsung menyadari kalau itu adalah sepucuk surat , perlahan thom mengambil surat itu dengan tanganya dan membacanya.
Sebersis senyum sinis keluar dari bibirnya , sambil melipat kertas surat itu dan lalu menyimpanya di dalam saku jas bajunya.
"meeti ! setelah menyegel rumah ini , kalian segera pulang saja. aku ada urusan yang lain." ucap thom merencanakan sesuatu.
"Baik , tapi Pak Menteri meminta anda malam ini untuk pulang ke rumahnya." jelas meeti menegaskan.
Tapi thom tidak mempedulikan ucapan meeti sama sekali , malah terus berjalan pergi meninggalkannya disana.
Seperti biasa tanpa banyak basa-basi dengan santainya thom berjalan menuju mobil , "aku ingin menyetir sendiri , kau antarkan saja meeti pulang." ucap thom saat itu kepada supir pribadi miliknya.
Ia pun menaiki dan mengendarai mobilnya seorang diri , lalu bergegas segera pergi meninggalkan rumah itu.
"Entah kali ini , apa lagi yang akan dilakukan oleh tuan thom." pikir meeti saat itu sambil menghela nafas panjangnya , yang jelas semua yang dilakukan oleh tuannya selama ini selalu bersangkutan dengan masa lalunya.
Walau thom tidak pernah terbuka dan lebih sering diam , tapi sebagai asistant kepercayaan yang sudah bekerja cukup lama , meeti sangat mengerti dan memahami semua sifat thom bahkan juga semua kegiatan dan pekerjaan thom pun dia yang selalu membantu mengurusnya.
Tapi untuk petama kalinya meeti tidak tau apa yang ingin dilakukan thom sekarang ini , namun satu hal yang pasti kali ini tuannya tidak pulang.
maka habislah sudah , "pasti Pak Menteri akan menghukum diriku." pikir meeti gelisah sambil menghela nafas panjangnya kembali dan menggelengkan kapalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Practice Love
RomanceAda berapa bnyak mimpi yang sering kita kejar,... Jika suatu hari kita dihadapi dua pilihan .... yang manakah harus aku pilih ? Di antara cinta atau uang ? dapatkah aku memilih ke duanya... Atau hanya memilih salah satunya... Yang pastinya semua pil...