20. YOUR CHOICE ~ 1 ~

33 3 3
                                    

🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸 🌸

Sementara itu Tuan Ardijaya yang mendengar sedikit kericuhan tadi ...,

Maka ia pun langsung keluar dari ruangan kantornya dan bertanya jelas kepada pelayan baru yang belum lama keluar bersama meeti.

"Ada apa ini?"

"Kenapa berisik sekali?!" seru tanya Tuan Ardijaya dengan memasang wajah menahan amarah dan kedua alis menukik tajam.

"Siapa yang berani berlari-lari dan membuat keributan?" tanyanya kembali lagi kepada pelayan baru itu dengan mengerutkan alisnya.

"I ... itu ada se ... seseorang tenggelam di kolam pemandian." jawab pelayan itu, gugup.

"Seseorang?" mempertanyakan maksud dari pelayan itu dalam pikirannya, sambil mengernyitkan dahinya.

Tanpa banyak bertanya lagi kepada pelayan itu, maka Tuan Ardijaya pun langsung pergi berjalan menuju ke tempat pemandian miliknya.

Hanya untuk melihat apa yang terjadi, dan siapakah orang yang bisa membuat kebisingan itu? ....

"Siapakah orang asing yang bisa masuk ke dalam rumah ini?" lanjut pikir Tuan Ardijaya.

Selang dalam beberapa menit saja, Thom pun sampai di tempat pemandian yang ada di rumahnya.

Saat itu thom melihat pintu ruangan yang masih tertutup, dan juga ada dua orang pelayan wanita berdiri di depan sambil membawa pakaian ganti.

Seketika itu juga tanpa banyak bicara thom langsung mencoba menarik rolling door pintu tempat pemandian yang terkunci itu.

"Tapi Tuan pintunya terkunci dari dalam ... ," sela seorang pelayan wanita yang sedang berdiri disana.

Thom pun langsung melemparkan pandangan sinis ke pelayan itu dengan tatapan mata yang tajam, namun kemudian ia pun kembali fokus membuka pintu itu.

Lalu ia pun mencoba mendobraknya, sampai pada akhirnya pintu rolling door itupun terbuka.

Selang tak beberapa lama kemudian, datanglah meeti membawakan kunci duplicate.

Namun begitu sampai Meeti hanya dapat tercengang melihat thom telah merusak pintu ruang pemandian itu.

Saat itu Thom yang tampak cemas dan menjadi panik, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.

Setelah pintu itu terbuka, Thom pun langsung masuk ke dalam ruang pemandian tanpa mempedulikan Meeti yang baru saja datang dan berdiri tepat dibelakangnya.

Kemudian diambilnyalah sebuah handuk dari kain besar yang sudah ada tersedia di rak lemari kabinet kayu jati hitam yang ada di tempat pemandian.

Lalu Thom segera berlari menuju kolam jacuzzi, dan dilihatnyalah diriku yang waktu itu sudah terkapar terbenam di dalam kolam jacuzzi.

Dengan sigap Thom pun langsung turun ke dalam kolam air hangat jacuzzi dan segera menutupi tubuhku dengan kain handuk besar yang dibawanya.

Lalu thom pun langsung mengangkat diriku yang saat itu tenggelam dan kemudian dia membaringkan tubuhku di samping pinggir kolam jacuzzi.

Setelah itu Thom memeriksa denyut nadiku yang masih berdetak, dan juga memeriksa nafasku yang waktu itu sempat berhenti.

Begitu diketahuinya aku yang sudah kehilangan nafas, Thom kemudian dengan segera memberikan pertolongan cardiopulmonary resuscitation ( CPR ) kepada diriku.

Practice LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang