Samar-samar lalu kudengar dari belakangku, suara seseorang datang melangkah ke arah diriku sambil berkata."Sungguh ironis bukan, seperti inilah nasib orang-orang yang mencoba melawan kami." jelasnya saat itu.
Perlahan aku memalingkan wajahku untuk melihat siapa yang datang dan berbicara padaku, saat itu aku sangat terkejut begitu mengetahui kalau itu adalah dia ....
"JAHAT !!! dasar kalian semua orang jahat !" seruku kepadanya sambil menunjukan emosiku pada orang itu, yang ternyata ia adalah si asistant bos itu.
Perasaan marah dan penuh emosi, seakan merasuk di jiwa juga menutup mataku.
Dengan begitu marah, aku pun mendorong tubuhnya si asistant itu sampai ia terjatuh di tanah.Bagaikan layaknya orang kesurupan, tanpa sadar aku menerjangnya dan mencoba mecabik-cabik serta menyerangnya terus tanpa henti menggunakan kedua tanganku.
Anehnya si asistant itu tidak melawanku sama sekali dan malah hanya berusaha menghindari setiap serangan dariku saja.
Tapi bagiku, itu adalah suatu kesempatan....
Kesempatan yang terbaik, yang membuka celah antara aku dan si asistant itu.Oleh karena itu aku pun terus menyerangnya tanpa henti dan secara membabi buta, tidak mempedulikan apapun lagi.
__Hei__Hei__!!!
"Apa-apaan ini?!"teriaknya.
"Kau sudah gila yah ?!" sambungnya menyentak marah.
"Hentikan ... atau aku akan ...!" serunya yang terputus karena sambil menghindari setiap serangan itu.
Tanpa mempedulikan kata-katanya, aku terus saja menyerangnya bertubi-tubi ....
Lagi, lagi, dan lagi, aku ... seakan tidak mau berhenti sebelum bisa melukainya, karena saat itu yang ada di kepalaku hanya perasaan kesal penuh amarah ....
___Sekali saja, sekali saja ...!!!___
"Rasanya aku ingin sekali saja, salah satu seranganku dapat mengenai dirinya ...!" pikirku saat itu menegaskan diriku atas kegilaan yang sedang ku lakukan.
"Tapi tak satu seranganku mengenai dirinya ...." jelasku sendiri dari dalam hati.
Akan tetapi si asistant itu sangat pandai sekali menghindarinya , seolah semua seranganku tampak tak berarti baginya.
• • • • • • •
Akhirnya lama-kelamaan ia pun tampak mulai kesal dan terbawa emosi juga oleh karena tindakkan ku yang masih belum juga mau berhenti menyerangnya.
"Dasar perempuan gila ...!" katanya sambil menghardik seranganku.
Lalu dengan singgap ia menghindari seranganku, dan kemudian menahan seranganku dengan mengunci kedua lengan ku di dalam genggaman tangannya.
"Lepaskan ... lepaskan ...!!" seruku dengan kesal.
"Tidak akan ... dasar perempuan gila !" hardiknya kembali yang semakin erat mengunci genggaman tanganya, sehingga membuat aku merasa kesakitan.
Lalu ia pun menarik lenganku dengan kasar dan hendak membawaku ke suatu tempat, ke dekat mobilnya.
Aku pun berusaha menolak dengan mencoba melepaskan pergelangan tanganku dari genggamannya yang semakin lama kian semakin kuat.
"Diamlah ... ikut denganku dan jangan melawan lagi !" gertaknya, memerintahku dengan bisikan suara yang menakutkan.
Begitu terasa sakit pergelangan pada tanganku, sampai serasa lengan ini akan putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Practice Love
RomanceAda berapa bnyak mimpi yang sering kita kejar,... Jika suatu hari kita dihadapi dua pilihan .... yang manakah harus aku pilih ? Di antara cinta atau uang ? dapatkah aku memilih ke duanya... Atau hanya memilih salah satunya... Yang pastinya semua pil...