Dua Sisi

23 0 0
                                    


Dulu aku sendiri
Untuk memiliki diri sendiri
Akan tetapi, rona dunia mewarnai

Sekarang aku punya dua sisi
Ingatan lama kembali muncul
Saat rasa sakit kembali dipikul
Inikah kedewasaan itu?

Aku melihat rona-rona manusia
Seolah terus berputar seperti roda
Ada di lampu merah, ada di rumah-rumah
Mata mereka terus menatap langit

Menyadari hidup mereka tak pernah legit
Tapi yang dilakukan hanya sedikit
Terus mengongkang kaki tiap menit
Tak mau berubah, maunya serba mudah

Habislah mereka di hari tua
Duduk duduk di bangku tua
Melirik ke kanan ke kiri
Hingga tunggu waktu berhenti

Habislah masa tua mereka
Sama seperti habisnya kayu terbakar
Tak berubah dari masa ke masa
Tak pernah mau belajar dari realita

Oh duhai manusia,
Sejenak ada pertanyaan,
Dihabiskan dengan apa masa mudanya?
Menjalani hidup seolah hanya hidup
Bernapas hanya untuk hidup

Sisi yang lain, hanya diam
Sisi yang lain tak mempedulikan
Karena ia tahu yang lain hanya bisa menggumam
Mengatakan semuanya hanya kemunafikan

Dua duanya saling bertabrakan
Berkata seolah paling benar
Hanya pecundang yang berkenan
Orang lain tak boleh jadi pemenang

Langit boleh mendung
Bumi boleh menggulung
Tapi tekad tak boleh tersandung
Dari batu-batu di jalanan

Dari asap yang berusaha mematikan
Dari api yang berusaha memanaskan
Harusnya terus menggelora
Tak pernah takut akan semuanya

Karena kita akan selalu sendiri
Karena sisi yang lain hanya perlu berdiri
Karena sisi yang lain bisa memulai
Karena sisi yang lain bisa mengakhiri

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang