Terkoyak

3 0 0
                                    


Tak terasa kakiku berjalan maju
Engapnya udara kini jadi santapan menggebu
Rasa yang dulu mewarna merindu
Kini berubah menjadi nyanyian sendu

Otakku berbincang bincang
Dan kini hatiku tercincang
Kaca yang retak kini telah jatuh menyisakan serpihan yang melukai

Tetes air mata mengalir
Dada, tangan dan tubuh bergetar
Mencoba memungut kaca yang tinggal sebulir
Kini, siapakah diriku?

Siapa yang mengasuhku?
Siapa yang menyayangiku dengan nyanyiannya yang merdu?
Sayang oh sayang...
Aku kini hanyalah anak yang terbuang

Betapa tidak!
Hatiku bagai ditombak
Tenggorokanku berteriak
Sangat nyaring, sangat lantang

Tapi siapa yang mendengar??
Tak ada!
Siapa yang memapah?
Tidak ada!
Siapa yang melimpahi ku dengan kata kata nan arif bijaksana itu?
Tentu tidak ada!

Bahkan pujaan hati mendekat pun
Tak mau aku jemput
Kini hatiku dipagari tinggi besi
Walau hatiku ingin kan dia disisiku
Tapi hatiku sudah terkoyak!

Apalagi yang bisa aku dapati?
Surgaku kini jadi nerakaku.
Pundakku berjalan merunduk
Kakiku berjalan tersungkuk

Dan kini... Diri ini menjadi putri yang terbuang
Tidakkah pandangan pandangan itu menelisik?
Seolah mencoba menyelami kalau aku adalah kegagalan

Sejauh apapun aku mencoba menyambungkan kembali
Sejauh apapun aku berusaha
Tapi hanya aku yang berjuang,
Bukankah akhirnya aku yang tumbang?

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang