Part.4 (Revisi)

8.4K 243 3
                                    

Pening mulai menggrayangi kepala cantik Grace saat Grace membuka matanya, mungkin akibat semalam ia minum terlalu banyak jadi seperti ini.

Mata cantiknya melirik jam weker di atas nakas, jam menunjukkan waktu 06.48 namun tidak membuat Grace merasa gugup atau gentar karna kesiangan justru ia malah kembali memejamkan matanya untuk mengurai rasa sakit.

Setelah di rasa peningnya sudah mulai mereda, Grace turun dari Ranjangnya, bersiap untuk ke sekolah.

15 menit berlalu ia turun dari lantai dua menuju lantai satu rumahnya dengan Stelan sekolah yang terbilang jauh dari kesan rapih, lengan kemejanya yang memang hanya sebatas siku ia gulung kembali hingga hampir mencapai pundak, bajunya yang pas tidak kebesaran dan tidak kekecilan dibuka satu kancing teratasnya, rok spannya yang pendek hanya mencapai setengah paha. Ditambah lagi ia tidak memakai Dasi, sepatunya pun berwarna biru navy.

Penampilan Grace yang seperti ini bukan menunjukkan bahwa ia seperti cabe-cabean di luar sana yang ingin pamer body. Grace justru terkesan mirip preman pasar yang kebetulan nyangkut di paras cantiknya itu, terbukti dari bajunya, ia tidak mempunyai niatan untuk mengecilkannya seperti cewek-cewek femous lainnya di sekolahnya.

Back to topic

Ia melihat bi Ida yang sedang membereskan meja makan, "Bibi." Panggilnya

"Eh Grace, tumben sudah turun?" Sindirnya, pasalnya biasanya Grace turun jam 07.10 paling cepat tapi ini masih jam 07.05,

"Yaelah bi sama aja lah, cuma beda 5 menit ini."

"Yasudah ini bibi buatin sandwich, di makan ya bibi masih ada pekerjaan di belakang."

"Iya bi." Bi Ida melenggang meninggalkan ruang makan.

Grace memakan sarapannya dengan santai, setelah selesai ia menuju bagasinya untuk mengambil mobil kesayangannya. Hari ini Grace memakai mobil karena ia tak ingin kejadian yang lalu terjebak hujan di sekolah terjadi lagi.

Jarak rumah Grace dan sekolah tidak terlalu jauh, jika ditempuh menggunakan mobil hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk bisa sampai, namun berbeda jika menggunakan motor. Mungkin akan lebih cepat dari mobil.

Sesampainya di sekolah, Grace melihat Pagar sudah di tutup. Ia tidak ingin mengambil resiko dihukum lagi karna telat, jadi ia memarkirkan mobilnya di area mini market dekat sekolah dan berjalan ke tembok samping sekolah yang tingginya hanya dua meter.

Grace mengamati keadaan, lalu ia melompat dan memanjat tembok itu dengan mudahnya. Grace memang perempuan tapi jika urusan manjat memanjat ialah jagonya, tak peduli seberapa pendek rok yang ia pakai.

Grace mendarat dengan sempurna, di sekitar tempat Grace mendarat ini adalah wilayah kelas X IPS tetapi Grace tidak peduli itu. Ia berjalan cepat menuju kelasnya.

Grace selamat, tidak ada yang melihatnya terlambat saat ini. Ia sampai di depan pintu kelasnya yang tertutup, di dalam kelas terdengar hening, ia mengira karna di dalam ada guru yang mengajar jadi suasananya tenang.

Sebelumnya Grace menyembunyikan tas nya dan hanya membawa Satu pulpen dan satu buku saja, ia mengetuk pintu lalu masuk.

Benar saja di dalam ada bu Yeti yang mengajar.

'Duh kenapa selalu pas jamnya guru itu sih gue telat. Bisa kena makian lagi nih gue' batin Grace

"Habis dari mana kamu?" Tanya nya Ketus.

"Ngambil buku di loker bu" jawab Grace dengan enteng.

Bu Yeti menyipitkan matanya, "Seberapa jauh dari kelas ke loker? Sampai kamu baru masuk setelah 15 menit saya di kelas ini?"

POSSESSIVE COUPLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang