Part.14 (Revisi)

6.3K 192 0
                                    

Saat ini Darrel tengah duduk di kursi pojok dekat dengan jendela perpustakaan, ia tengah menunggu kedatangan seseorang. Buku berserakan di mejanya, sedari tadi Darrel memang berkutat dengan buku-buku itu sembari menunggu bu Ineke dan salah seorang temannya yang akan mengikuti olimpiade.

Ya, Darrel ditunjuk oleh bu Ineke selaku pembimbing olimpiade bagi siswa siswi Gerilya. Selain karna Darrel pintar dalam mata pelajaran apapun, juga karna otak cowok itu sangat cepat mengingat.

Dalam waktu dekat ini akan ada kejuaraan yang diadakan setiap taunnya dalam bidang akademik, satu diantara nya adalah olimpiade Fisika. Yang dimana akan diwakili oleh Darrel sebagai perwakilan dari SMA Gerilya.

Bukan hanya fisika, sekolah Darrel juga menunjuk beberapa siswa dan siswi untuk mengikuti olimpiade lainnya seperti, Olimpiade matematika, olimpiade kimia dan debat bahasa inggris. Sementara hanya itu.

Setelah satu jam menunggu akhirnya bu Ineke datang bersama dengan seseorang. "Hai Darrel, maaf ya udah bikin kamu nunggu." Ucap bu Ineke tak enak.

Darrel mendongak, ia bingung melihat seseorang yang bu Ineke bawa. Untuk apa dia ada disini?

"Oh iya, tadi ibu dapet kabar dari orangtua Jenita, katanya dia masuk rumah sakit karna kecelakaan kemarin. Dan keadaannya tidak memungkinkan dia ikut olimpiade, dan itu juga yang bikin ibu dari tadi kebingungan nyari pengganti dia." Jenita, teman seangkatan Darrel yang juga sangat pintar. Ia mengikuti olimpiade matematika, namun tadi pagi orangtuanya mengabari bahwa gadis pintar itu masuk rumah sakit karna kecelakaan semalam. Keadaannya tak memungkinkan dirinya untuk mengikuti olimpiade yang akan diadakan dua minggu lagi. "Tapi tenang aja, ibu udah dapet penggantinya." Lanjut guru cantik itu dengan senyuman manisnya.

Darrel mengernyit bingung, matanya sedikit melirik gadis yang berdiri disamping guru itu dengan senyumnya yang mengembang anggun. "Dia penggantinya?" Tunjuk Darrel dengan ragu kearah Gracia. Ya! Gadis itu adalah Gracia Aurora Jansen , atau yang biasa disapa Grace oleh teman-temannya.

Bu Ineke mengangguk dengan mantap, menambah kerutan didahi Darrel semakin tampak. "Kenapa?" Tanya Darrel lagi yang masih merasa heran. Setaunya, otak gadis itu sangat bobrok dalam mata pelajaran apapun. Yang bisa dilakukannya adalah membuat keributan dan mencari masalah dengan siapapun.

Darrel sangat heran, biang onar seperti Grace akan diikutsertakan dalam kegiatan olimpiade? Membawa nama baik sekolah? Apa lagi itu matematika? Bahasa indonesia aja nilainya dibawah rata-rata, ini matematika? Yang membutuhkan otak ekstra dalam mengerjakannya? Bahkan Jenita yang terkenal sangat pandai dalam mapel hitung-hitungan seperti itupun nilainya belum sangat sempurna, masih ada salahnya meski hanya satu atau dua. Dan kini Gracia yang terkenal bodoh ditunjuk untuk mengikuti olimpiade? Apa Bu Ineke tak salah memilih? Yang benar saja?!

Bu Ineke duduk didepan Darrel, akan menjelaskan kebingungan yang sangat kentara dimuka siswanya itu. "Gini lho Derr, memang dari kalian banyak yang gak tau soal Gracia. Mereka hanya menilai dari luaran saja, sama seperti ibu, ibu juga awalnya bingung saat bu Risma mengusulkan nama Gracia untuk menggantikan Jenita. Tapi setelah ibu lihat nilai matematikanya, ibu kaget itu sangat memukau sekali. Bahkan jenita masih kalah dengan Gracia, dia memang bodoh dalam segala mapel, tapi dia masih punya kelebihan di matematika. Jadi ibu rasa tidak ada salahnya membawa Gracia untuk mewakili sekolah kita." Darrel sedikit tak percaya dengan penjelasan bu Ineke. Dilihatnya lagi Gracia yang tengah memandang kagum dirinya.

"Hm terserah ibu." Jawab Darrel pasrah.

"Oke. Emm Gracia?" Panggilnya kepada Gracia yang dijawab deheman dari sang empunya nama. "Kamu maukan terima tawaran ibu?"

Yang ditanya hanya mesem-mesem saja. Akhirnya menjawab. "Iya saya mau bu." Senyumnya yang sedari tadi ditahan akhirnya merekah dengan sempurna, membuat Darrel terperangah. Namun hanya sesaat.

POSSESSIVE COUPLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang