Virgo

65 13 56
                                    

Virgo berjalan muram menuju tempat duduk yang kosong pada keesokan harinya. Ia berjalan beriringan bersama Libra dan Aquarius serta Rain mengikuti di belakang mereka. Barusan Virgo menemukan Libra bersandar di tembok dekat pintu menuju asrama anak perempuan, sedang menunggunya hendak sarapan di ruang perapian.

Yang membuat Virgo sudah kesal pagi-pagi begini adalah, menyebarnya berita ia dan Libra yang berjalan bersama di sepanjang lorong asrama laki-laki.

Semuanya berpikiran negatif tentang Virgo, kecuali Aquarius dan Rain. Semalam Virgo sudah menceritakan apa yang terjadi kepada mereka berdua, ditambah menunjukan roket biasa dan gulungan perkamennya. Virgo juga akhirnya bercerita tentang bukunya yang hilang, tapi sudah dikembalikan oleh Rigel.

Pandangan Rain berubah pada Rigel. Tapi Aquarius masih sama tidak sukanya pada Rigel. Aquarius berpendapat, Rigel-lah yang telah mencuri buku catatan Virgo dan mengembalikannya untuk cari muka. Ia juga menganggap roket biasa pemberian Rigel sebenarnya suatu alat yang mungkin suatu saat akan menjerumuskan Virgo pada masalah. Tapi itu semua hanya pikiran negatif Aquarius. Baik Rain maupun Virgo tidak ada mempercayainya sama sekali.

Ketika Virgo lewat, anak-anak berbisik-bisik memandangnya. Mereka membicarakan gosip tentang Virgo kemarin.

Virgo tertunduk malu. Ia tak dapat berkata apa-apa. Kalau dia bilang bahwa Rigel yang membawanya dengan mantra Amuse, maka Rigel yang akan terjebak masalah. Tapi kalau ia terus diam, ia akan terus terjebak situasi seperti ini.

Libra melihat Virgo di sampingnya tertunduk dalam. Libra tahu, Virgo hampir menangis saat itu. Sungguh, Libra tak tahan melihatnya. Ia ingin membela Virgo.

Nyala api di perapian tungku terbesar makin berkobar. Asapnya kemudian menjadi putih. Asap putih itu tidak masuk ke cerobong, melainkan berkumpul menyatu menjadi bentuk seseorang. Madam Wigan tiba-tiba hadir di antara mereka. Ia terbentuk dari asap putih yang tadi.

"Anak-anak, aku mendapat sebuah berita hangat pagi ini. Kudengar kalian membicarakan Miss Brightwood yang berkeliaran di lorong asrama anak laki-laki bersama Mr. Pieter kemarin," Madam Wigan membuka suara. Sejenak, ruangan jadi hening. Bahkan dentingan alat makan pun tak terdengar.

Wajah Virgo memerah. Benar saja, setitik air mata siap meluncur dari ujung matanya.

"Aku yang meminta Mr. Pieter dan Miss Brightwood untuk membawa sesuatu ke lantai dua di asrama anak laki-laki," kata Madam Wigan. Ruangan jadi berisik lagi karena desisan anak-anak yang saling berbisik. Virgo begitu tertegun karena Madam Wigan datang khusus untuk membelanya.

"Sekarang, aku tidak mau ada gosip tidak benar tentang Miss Brightwood dan Mr. Pieter," kata Madam Wigan tajam. Anak-anak langsung bungkam dibuatnya. "Nah, silakan nikmati kembali sarapan kalian." Madam Wigan kembali menghilang menjadi asap putih setelah itu. Kobar api di tungku perapian kembali normal.

"Hei, Libra. Sebaiknya kita menemui Madam Wigan di kantornya nanti," ujar Virgo.

"Tentu," jawab Libra. Untuk pertama kalinya bagi Virgo, Libra menjawab pertanyaan begitu. Biasanya Libra hanya mengangguk mengiyakan, atau menggeleng tidak setuju.

Libra duduk berhadapan dengan Virgo, sementara di sebelah Virgo ada Aquarius yang duduk berhadapan dengan Rain. Mereka, khususnya Libra dan Virgo mulai menyantap makanan mereka dengan tenang. Tak ada lagi yang membicarakan mereka sekarang.

"Mohon perhatian untuk seluruhnya," seru seorang siswa tingkat High berambut merah di atas undakan, di depan tungku perapian besar. Lencana MG yang tersemat di dada almamaternya mengilap. Mungkin dia baru saja menggosok lencana itu tadi pagi.

"Mungkin sebagian dari kalian ada yang mengenalku, ada juga yang tidak. Namaku Fire Bramford. Aku adalah ketua Magastic Guardian yang sudah menjabat selama dua tahun terakhir. Pada tahun ini, kami para Magastic Guardian akan mengadakan pemilihan anggota Magastic Guardian yang baru," kata Bramford disambut tepuk tangan meriah.

Magastical (Versi Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang