Leo dan Aries

50 9 2
                                    

Sarapan pagi ini sudah selesai. Virgo mengecek sekali lagi tas gendongnya yang di jejalkan banyak buku dan perkamen serta alat tulisnya. Setelah Virgo benar-benar yakin ia membawa semua buku pelajarannya, ia bangkit menyusul Leo dan Libra.

"Pelajaran apa di kelasmu hari ini, Leo?"

"Kelas Potion dengan Madam Herba. Padahal seharusnya aku menjalani masa skorsingku dari kelas Madam Herba. Tapi karena aku baru saja selesai menjalani masa suspensiku dari sekolah, Madam Herba menghapus hukumanku dan membiarkanku mengikuti pelajarannya," jelas Leo.

"Itu kabar bagus. Aku senang mendengarnya," kata Virgo sepenuh hati.

"Terima kasih, Virgo."

Sementara itu, Libra kelihatan lebih suram hari ini. Mungkin karena hari ini bisa jadi adalah hari pertama mereka berlatih dengan Silverspear. Virgo sudah tak mau terlalu berpusing ria memikirkan Libra. Selagi lelaki itu tidak terlalu menyebalkan, Virgo tidak akan mempermasalahkannya. Virgo hampir menyerah untuk menasehati lelaki keras kepala itu.

Alih-alih langsung menuju kelas, ketiga anak zodiak itu memilih untuk sedikit berbincang di koridor.

"Apa kita perlu menemui Silverspear sekarang?" tanya Virgo.

"Mungkin dia sedang sibuk. Bisa-bisa kita malah mengganggunya," kata Leo yang sedang asyik memainkan telapak kaki Leon yang empuk.

"Ya benar juga sih."

"Virgo. Menurutku, kita tidak harus berguru dengan si Silverspear," Libra mengemukakan pendapatnya.

"Tapi menurutku, apa yang kau pikirkan itu semata-mata hanya karena tidak menyukai Silverspear entah apa alasannya, dan itu bukan urusanku lagi," Virgo bangkit dan menatap tajam Libra. "Dan maaf Tuan Pieter, bisakah kau mengusulkan nama guardian lain yang rela mengajarkan tiga murid tak berpengalaman dari titik nol tanpa bayaran sepeser pun?"

Libra hanya mendelik sebal dan memasang ekspresi yang menurut Virgo lebih jelek dari biasanya. Tapi yang aneh, masih saja ada murid yang lewat sambil berbisik-bisik genit pada temannya ketika melihat Libra dan tampang muramnya.

"Halo, kelompok yang menyedihkan. Kebetulan sekali kita bertemu disini," sapa seorang anak dengan nada angkuh. Aries Blackwell.

Virgo bungkam dan kembali duduk di samping Libra. Libra memalingkan mukanya dari Blackwell dan Leo tak menghiraukan anak itu, menganggapnya seolah tembus pandang dan tak dapat didengar.

"Lihat ini, teman-teman! Ketika si arogan muram disatukan dengan Meow Cat Boy," ejek Aries garis keras. Sejak kejadian di ruang makan itu, Leo tak mau lagi tinggal diam kalau sudah diejek seperti itu.

"Kau, domba brengsek! Apa masalahmu dengan kami?!" nada suara Leo makin menaik sampai di akhir kalimat. Laki-laki itu langsung saja bangkit dan mencekal kerah baju Aries. Tinggi mereka jelas jauh berbeda. Aries sampai tercekik.

"Apa yang kalian lihat? Bantu aku, bodoh!" bentak Blackwell agak tercekat pada semua pengikutnya-ada sekita lima orang, empat laki-laki dan satu perempuan. Semakin Aries meronta, semakin kuat juga Leo mencengkram kerah kemejanya yang sekarang sudah sangat kusut.

"Lepaskan Aries, Rigel!" seorang anak yang tubuhnya sedikit lebih besar dari Aries.

"DIAM KAU!! Atau akan kupatahkan leher si keparat ini! Ini urusanku dengannya! Tak ada yang boleh ikut campur!" bentak Leo. Poni-ujung-oranye-muda nya terurai, tapi Leo terus-terusan menyelipkannya di belakang telinga. Anak itu sedang mencoba mengendalikan dirinya. "Poni sialan," umpatnya.

"Dasar banci," ejek Aries pelan dan setengah berbisik.

BUGH!!

Satu tonjokan dari Leo mendarat tepat di wajah Aries. Virgo bahkan tak berkutik di tempatnya. Ia ingin menenangkan Leo, tapi Leo sedang tidak bisa didekati saat ini.

Magastical (Versi Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang