Upacara Magastical

47 8 0
                                    

Gelembung-gelembung biru bercahaya pecah-pecah di sekitarnya. Padahal Virgo yakin sekali, ruangan gelap tempatnya berpijak sekarang bukanlah dasar laut atau apapun yang berair. Virgo bahkan lupa kenapa ia bisa sampai di tempat begini.

Ini hanya mimpi, Virgo. Yang perlu kau lakukan hanyalah membuka matamu, Virgo meyakinkan dirinya sendiri.

Dan kemudian cahaya kuning yang hangat menyilaukan matanya dengan samar.

...

"Apa aku mengganggumu?" tanya laki-laki beriris biru itu.

Pemandangan yang Virgo dapat selanjutnya adalah ia yang masih duduk di sofa hangat di ruang perapian. Ruang perapian masih ramai sekarang. Tapi Virgo juga melihat Leo yang tertidur pulas di sofa yang lain bersama kucingnya.

"A-apa?"

"Sayang sekali kau harus terbangun dari istirahatmu setelah hari yang melelahkan. Tapi melewatkan upacara Magastical malam ini adalah hal yang lebih patut untuk disayangkan," ujar Libra seraya bangkit dari sofa.

"Jangan sok puitis begitu deh, Tuan Pieter," cela Virgo pelan. Gadis itu juga bangkit dan beralih untuk membangunkan temannya yang satu lagi dengan kucingnya sekalian.

Virgo ingat sekarang tiba waktunya upacara Magastical yang dilaksanakan 500 tahun sekali itu. Dan sedikit demi sedikit juga Virgo ingat apa yang terjadi semalam. Setelah Leo membawa banyak makanan, dan setelah semua makanannya habis, Virgo mulai mengantuk dan tidak sengaja tertidur. Sepanjang siang tadi memang hari yang melelahkan.

"Bangunlah, Leo."

Dan setelah beberapa guncangan halus dari Virgo dan beberapa cara keras dari Libra, Leo terbangun.

Sedikit demi sedikit anak mulai memenuhi kembali ruang perapian. Mereka kemudian berjalan bersama-sama menuju halaman tengah kastil untuk mengusir kesan kengerian bangunan tuanya.

"Kau belum tidur, Libra?" tanya Leo.

"Tidak. Dan siapapun tidak membutuhkan tidur setelah upacara Magastical dilaksanakan. Setidaknya sampai malam berikutnya tiba. Kecuali kalau kau tukang tidur," jelas Libra si dingin menyebalkan.

"Darimana kau tahu?" tanya Virgo curiga.

"Dari ensiklopedia putih dadakan berjalan yang menghampiri kita saat kalian berdua tertidur."

"Silverspear? Kupikir dia sibuk melakukan persiapan," alis Virgo bertaut.

"Ya begitulah guru privatmu yang kelewat khawatir itu. Dia repot-repot datang untuk memastikan kalian-khususnya Virgo tidak tidur setelah makan. Tapi melihat Virgo sudah keburu tidur, akhirnya dia juga tidak bisa berkata apapun. Jadi kusuruh saja dia membuang sampah sisa makanan kita. Dan dia berbaik hati mau membuangnya."

Untuk pertama kalinya semenjak Virgo mengenal Libra, inilah rekor perkataan paling panjang pertama yang pernah diucapkan laki-laki itu. Namun sayang, Libra ikut membubuhkan nada congkak yang menjengkelkan, yang membuat Virgo tidak mau berselebrasi sama sekali.

"Astaga, kau tidak tahu rasa hormat sama sekali ya. Dan jangan bilang kau lupa bilang terimakasih." Virgo mendengus setelahnya.

"Aku minta tolong baik-baik. Aku juga mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Hampir membungkuk-bungkuk kalau saja bahuku tidak berat," bual Libra melebih-lebihkan.

"Berat oleh egonya pasti," cerca Virgo sangat pelan. Suaranya bahkan tenggelam oleh riuh lengking, bisik, dan cekikik anak-anak. Tak menjangkau siapapun selain dirinya sendiri.

Derap langkah anak-anak yang mulai memasuki bangunan tua kastel bergema dalam lorong remang yang tadinya sepi senyap. Lapangan utama yang luas dengan rerumputan yang rapi memberi nilai tambah pada bulan. Benar juga. Virgo keasyikan mencurigai Libra sampai baru menyadari betapa indah bulan biru malam ini.

Magastical (Versi Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang