Rencana

67 8 7
                                    

Pukul sembilan sudah termasuk jam tidur. Maka ketika Virgo sampai di asrama, ruang perapian sudah gelap. Begitupun kamar asramanya. Harusnya semua sudah tertidur.

Atau mungkin tidak juga. Nyatanya, dua orang gadis masih bercakap-cakap pelan di atas tempat tidur mereka.

"Aquarius, Rain, kalian belum tidur?" tanya Virgo.

"Bagus deh, kau masih mengingat nama kami," ujar Aquarius sinis.

"Aquarius! Aku, kan sudah bilang-"

"Rain! Kamu membelanya daripada aku? Dia sudah melupakan kita!"

Melupakan? "Mana mungkin aku melupakan kalian," sergah Virgo.

"Oh, yeah. Mana mungkin kan, Virgo, si cantik yang berhasil dekat dengan tiga laki-laki tampan dimana dua di antaranya merupakan idola sekolah itu, bisa melupakan temannya?"

"Aqua, ayolah! Virgo hanya sedikit-"

"Sibuk, ya kan?" Aquarius menebak. "Bagus. Dia sibuk semenjak pembagian timnya. Semenjak itu, dia tidak pernah berbicara dengan kita lagi. Ingat? Rain, kau tak bisa terus membelanya. Gadis ini bukan teman yang baik. Berani jamin, ia bahkan sama sekali tidak tahu dengan siapa kau satu kelompok."

"A-apa?" Virgo gelagapan

Oh, ya. Benar juga. Pikirnya baru terbesit tentang hal itu sekarang. Ketika pembagian tim, ia sedang tidak bersemangat mencemaskan kalau-kalau perkamennya malah mencantumkan tulisan "Gagal", sehingga ia terpaksa hanya sedikit menanggapi Aquarius yang heboh. Setelah itu, perasaannya sama sekali tidak membaik karena perkamennya malah mencantumkan dua nama yang mati-matian ingin Virgo hindari pada awalnya. Kemudian, makan siang yang menyedihkan, sore yang menjengkelkan, dan malam yang memesona. Besok dan besoknya lebih parah lagi.

Ya tapi, pada intinya Virgo sama sekali tidak punya niatan untuk mengabaikan Rain dan Aquarius. Sama sekali tidak.

"Aku tidak-"

"Besok-besok jangan kenal denganku lagi. Aku tidak menerima pernyataan apapun lagi malam ini. Selamat malam," simpul Aquarius dingin sebelum berbaring dan menarik selimutnya.

Virgo mematung di tempat. "Rain," lirihnya.

"Jangan dipikirkan, Vir. Aquarius hanya terbawa emosi," Rain mengulas sedikit senyum. "Kau tahu dia, kan?"

Meski begitu, tetap saja Virgo merasa tidak enak. Terutama pada Aquarius.

"Kau pergi akhir pekan ini atau tidak?" tanya Rain.

"Umm, yeah. Kami pergi. Kau?"

"Ya. Kelompokku juga berhasil mendapatkan pendamping dan penanggung jawab. Tapi ..., aku tidak terlalu yakin dengan kelompokku," ujar Rain ragu.

Virgo kebetulan juga ingin bertanya soal kelompok Rain. Tapi sekarang rasanya bukan waktu yang tepat. Ingatkan Virgo untuk bertanya di lain waktu.

"Bolehkah aku ..., akhir pekan ini bersama denganmu?"

"Boleh!" jawab Virgo tanpa pikir panjang.

"Benar? Ah, syukurlah!" Rain menghempaskan tubuhnya untuk berbaring. "Terima kasih."

Virgo cepat-cepat mengenakan piyamanya dan berbaring.

"Besok aku harus menemui calon penanggung jawabku. Jadi, untuk besok, mungkin aku belum bisa bersamamu lagi."

Rain berdehem. "Aku mengerti." Ia menarik selimut. "Selamat malam."

Virgo menghela napas dan memejam. "Selamat malam," balasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magastical (Versi Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang