Pertanyaan dan Kebenaran

31 8 0
                                    

Virgo sekali lagi menyesap teh dari cangkir sambil mengagumi susunan ruangan yang menurutnya elegan ini-dindingnya berwarna kayu gelap bercorak dengan aroma buku tua dan teh. Di ruangan mereka sekarang ada sebuah rak buku ukuran sedang yang tidak terlalu penuh buku (Liza bercerita kalau dia sangat suka buku. Di rak itu adalah buku-buku favoritnya), serta sofa tamu di tengah-tengah ruangannya, yang kemudian menyatu dengan dapur yang begitu simpel. Sebuah ruang rahasia di antara jajaran rak buku perpustakaan. Tempat tinggal Liza si Librarian.

"Kau pandai membuat teh," puji Virgo.

"Terimakasih. Aku jarang mengonsumsi teh. Senang ada yang berkunjung lagi ke tempatku setelah beberapa dekade berlalu," kata Liza. "Jangan terkejut begitu. Tehnya masih baru. Aku tidak mungkin menyajikan teh dari kotak yang sama dengan teh-teh yang aku sajikan pada teman-temanku yang lain dulu."

Tentu saja. Hantu tidak minum teh. Mereka menyerap sari pati makanan. Dan ekspresi Virgo sepertinya kentara sekali kalau tadi ia mencemaskan usia teh di tangannya yang sudah terlanjur tinggal setengah cangkir.

"Bagaimana latihan kalian?" tanya si gadis Librarian.

"Baik. Kami dapat guru gratis yang overprotektif dan ada maunya," jelas Libra setajam anak panah. Oh, bagus. Lelaki itu mulai berulah.

"Ah, maaf. Maksud Libra, kami dapat pelatih yang berbaik hati mau mengajari kami-terutama aku sedikit-sedikit untuk menghadapi ujian berikutnya secara cuma-cuma," ralat Virgo buru-buru setelah melotot kesal pada Libra. "Kau tahu, kan? Guardian Silverspear."

"Ah, ya. Alby Silverspear. Anak lelaki albino itu. Dia lumayan populer di kalangan para gadis. Dia jarang berkunjung ke perpustakaan. Makanya dia agak asing bagiku. Tapi aku tahu dia anak baik."

"Dia lumayan sibuk," ujar Virgo memaklumi.

"Kau benar. Oh, katanya ujian berikutnya belum ditentukan secara pasti, ya?"

"Ya. Makanya aku jadi gugup. Aku takut sekali kalau ketika hari itu tiba-tiba datang," Virgo skeptis.

"Aku tahu kalian semua berbakat. Kalian bisa dipercaya. Kalian pasti lolos," Liza menyunggingkan lagi senyumnya.

"Terima kasih, Liza," kor ketiga anak dari kelompok 48.

Banyak sekali hal yang mereka bicarakan. Tidak, sebenarnya hanya Virgo dan Liza. Libra hanya manggut dan sesekali menimpali kalau perlu, sementara Leo duduk kebosanan sambil memainkan ekor Leon. Perbincangan anak perempuan, tentu saja. Libra dan Leo jadi kikuk sendiri.

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Sesuatu?"

"Ya. Pada kalian bertiga. Itu pun kalau kalian tidak keberatan. Dan ... bagaimana kalau sebagai gantinya aku akan memberitahu sebuah rahasia?" tawar Liza.

Semuanya terdiam sejenak.

"Satu rahasia setiap pertanyaan."

Seriously?

"Tentu saja kami tidak keberatan, Liza," jawab Virgo tanpa minta persetujuan dari Libra maupun Leo. Lagian, tak ada gunanya juga berunding. Mereka juga kebetulan kelihatan setuju-setuju saja. Memangnya apa sih yang mau Liza tanyakan?

"Baiklah, jadi.... Sebenarnya, apa yang membuat kalian tertarik bergabung dengan Magastic Guardian?"

Ruangan masing hening. Jawabannya sangat berkaitan dengan masa lalu dan masa depan. Masalahnya, masa lalu Virgo tidak menyenangkan, yang membuat Virgo begitu pesimis mengingat masa depannya. Virgo tak mau mengingat masa menyedihkan itu lagi. Tidak tahu kalau Libra dan Leo.

"Ada yang mau mulai?" Virgo memecah keheningan dengan agak canggung. Dua anak lelaki yang ditanya sampai sedikit berjengit karena terkejut dan, Leo kelihatan sekali paling grogi. Ekspresinya sulit dibaca. Yang jelas, dia tidak kelihatan senang.

Magastical (Versi Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang