"Kau kelihatan depresi sekali, Petter."
Bagus. Kenapa harus ada Aries ditengah-tengah ketenangan luar biasa ini?
"Blackwell," Libra memalingkan pandang.
"Oh, ya, kau sendiran? Di mana Ginny-ku dan si Meow Catboy?"
Ginny-ku, katanya.
"Maaf. Siapa yang kau maksud dengan Ginny-mu?"
"Tentu saja Virgo Brightwood. Dia gadis manis. Bukankah dia cocok denganku? Bagaimana menurutmu? Malangnya dia, harus satu kelompok dengan dua orang tidak berguna di sekolah."
"Kau-"
Suara Libra tertahan. Kemarahannya memuncak di ubun-ubun, tapi tak mampu untuk tumpah. Lidahnya kelu kaku.
"Kenapa? Hubunganmu dengannya hanya sebatas partner dan teman satu kelompok, kan? Kenapa kau marah? Jadi benar, nih, kau cemburu?" pancing Aries.
"Cemburu? Cih, untuk apa aku cemburu padamu? Aku menghabiskan waktu dengannya jauh lebih banyak darimu. Aku bisa membuatnya jadi milikku kapanpun aku ingin."
Aries melipat tangan sambil tertawa. Padahal, tak ada yang lucu di sini.
"Hahahaha! Kau sudah terlena dengan para gadis bodoh yang memuja-muja dirimu. Kau pikir Ginny semudah itu untuk didapatkan? Kau itu terlalu optimis, terlalu berharap, atau pada dasarnya kau itu memang tolol? Sampai kau tidak menyadari sikap Ginny jelas-jelas menunjukan kalau ia membencimu."
"Tahu apa kau?! Berbicara langsung dengannya saja kau baru sekali!" Libra dengan emosi menarik kerah baju Aries.
"Tapi aku benar kan, Petter?"
Tiba-tiba Libra merasa dadanya teramat sakit dan sesak. Baru malam ini Libra dapat menelan bulat-bulat kenyataan itu. Libra melepaskan tangannya dan mundur.
Benar. Kenapa Virgo selalu marah, kenapa Virgo selalu mengintimidasinya, itu karena dia benci.
"Kau sudah melakukan segala yang kau bisa untuk kebahagiaannya. Tapi kenapa dia tidak melihatmu?" Aries menarik salah satu sudut bibirnya dan menatap puas. "Karena kau hanyalah hama tak berguna."
Dada Libra semakin sesak, seolah-olah seekor banteng memaksa menyeruak.
"Sudah deh, ya. Aku akan menemui dulu calon pendamping dan penanggung jawabku untuk akhir pekan ini," Aries berlalu dengan sebelah tangan masuk ke dalam saku.
"Untuk akhir pekan ini?" Libra mengulang.
"Ya. Kau tidak tahu? Ada pekan raya dan festival besar di Lightice town. Para kandidat yang tersisa mendapat izin dua hari untuk pergi ke sana."
Libra mencoba mengingat-ngingat, apa benar ada informasi itu? Atau justru bohong? Aries memang tidak pernah bisa dipercaya.
"Itu tertulis di perkamen yang baru." Aries mengeluarkan sebuah botol kaca berisi perkamen. "Jadi kau benar-benar tidak tahu, ya? Kalau begitu, berarti kau dan kelompok menyedihkanmu telah tersingkir. Karena sekolah telah menurunkan beberapa utusan untuk menanyai kalian masing-masing pertanyaan tersulit, sebagai ujian rahasia Magastic Guardian."
Liza!
Aries benar-benar berlalu sekarang sambil tertawa puas.
Libra merutuk. Ia sudah menduga memang ada sesuatu yang tidak beres. Kenapa ia tidak bisa menyadarinya lebih awal?
Tapi kalau memang benar begitu, artinya pupus sudah harapannya-bukan, harapan mereka-kelompok 48-untuk menjadi anggota Magastic Guardian.
Okelah, Libra masih bisa menerima kalau dia tidak mungkin lagi dapat membanggakan keluarganya. Dia bisa bersabar sedikit lebih lama di bawah siksaan ayah dan neneknya, sebelum akhirnya ia bakal mati dengan luka di sekujur tubuh. Atau paling tidak, dia mungkin akan bertahan hidup sendirian di kota karena diusir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magastical (Versi Lama)
FantasyVersi revisi sedang tahap pengerjaan. Sambil menunggu, nikmati saja dulu versi sekarang. Terimakasih ### Menjadi anggota Magastic Guardian adalah mimpi hampir setiap murid di Magacia Axiple, berikut Virgo. Tapi Virgo juga tak berpendapat bahwa semu...