1

1.1K 144 14
                                    

Min Yoongi selalu melihat sosok idiot itu setiap pagi, idiot mungkin sedikit kasar namun Min Yoongi tidak memiliki kosa kata lain yang lebih lembut, semua kosa kata yang dia tahu untuk menggambarkan kondisi itu akan menyakiti orang yang mendengarnya. 

Dalam diamnya, Min Yoongi mengamati sosok dengan cengiran lebar tanpa dosa dan masalah itu meletakkan susu setiap pagi, lantas berkutat di rumahnya dan pergi dengan rapi menuju sebuah lapak kecil di pasar, Min Yoongi selalu salut, bahkan meskipun banyak orang mencibir pemuda yang membawa tisu toilet kemana-mana. 

Min Yoongi tersenyum, saat menyadari bahwa kehadiran sosok itu di kehidupan normal seorang manusia menegaskan, bahwa manusia memiliki hak yang sama seterbatas apapun manusia itu. Lantas, Min Yoongi menatap ke arah kakinya yang tidak terasa. 

Min Yoongi mendadak ingin berada di posisi si idiot, menjalani hidup tanpa memikirkan beban masalah karena pemikiran yang sederhana. 

"Kim Taehyung! Kemarilah." Suatu pagi Yoongi memanggil si idiot yang mengantarkan susu di halaman rumahnya. 

"Yoongi!" Yoongi tersenyum mendengar sapaan dengan nada ceria tanpa beban tersebut. 

"Dimana Jungkook? kenapa aku tidak pernah melihatnya sejak aku pulang dari rumah sakit." Satu hal mengganjal dalam benak Yoongi selama ini adalah, sosok adik si idiot yang mendadak menghilang. 

"Kookie bilang akan pulang saat hujan, ini masih panas, tidak ada hujan, jadi Kookie tidak pulang, Kookie bilang aku bisa menemuinya di bukit dengan menatap bintang." Yoongi tertegun mendengarnya, nada polos tanpa beban yang membuat tubuh Yoongi sukses menegang. 

"Kookie akan pulang saat hujan." Si idiot kembali menegaskan kemudian tertawa dan menampakkan deretan gigi putih yang rapi. 

"Saat hujan, Kookie akan pulang ... hehehe." Tawa itu membuat Yoongi semakin tertegun, pantas dia tidak melihat sosok pemuda yang merupakan adik si idiot, pantas jika si idiot terlihat kumuh dan tidak terawat. 

Min Yoongi bahkan masih termenung saat si idiot sudah pergi mengantar susu ke rumah yang lain, hingga suara Park Jimin si pemilik bar kecil di ujung perumahan mengatakan sesuatu yang membuat Yoongi sukses menegang. 

"Jungkook sudah meninggal, tepat saat kau kecelakaan." Park Jimin menghela napas panjang, lantas menatap ke arah rumah sederhana dengan sebuah ukiran papan kayu di depannya. 

"Dan si bodoh itu masih menunggu dengan bodohnya, sampai kapan pun Jungkook tidak akan pulang."

Menunggu Hujan (FF BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang