Menunggu Hujan (FF BTS)

8

Jimin merenungkan kembali kalimat Namjoon tentang kecurigaan itu, namun selama ini Taehyung tidak menampilkan gerak-gerik yang mencurigakan. 

Taehyung memang mengalami keterbelakangan mental yang membuat semua orang menyematkan julukan si idiot. 

Hoseok juga diam sembari fokus dengan kemudinya, juga berpikir tentang asumsi Namjoon. Keadaan menjadi hening, mereka mencoba menampik bahwa rasanya tidak mungkin jika Taehyung hanya bersandiwara. 

Namjoon memilih menolak ajakan untuk malam ini dan memilih datang esok hari, Jimin sudah menghubungi dan Yoongi hanya mengiyakan. 

Hoseok menghentikan mobilnya saat memasuki daerah taman, Jimin yang masih termenung tidak menyadari bahwa Hoseok menatap lurus ke arah puncak bukit. Suasana malam yang hening membuat Hoseok mendengar jelas isakan tangis itu. 

"Kookie ... maaf, maaf ... hyung tidak membantumu ... hyung bodoh, hyung ... Kookie marah eoh? Hyung terpaksa karena wanita jahat itu mengancam akan menyakitimu." 

Hoseok tertegun, meskipun tidak terlalu jelas namun cukup membuat Hoseok bingung. Jimin masih sibuk dengan pemikirannya hingga mata Hoseok membola saat melihat Namjoon berada tak jauh dari posisi Taehyung. 

"Jim, kau ingat tidak bahwa di persidangan, tidak ada saksi mata kejadian persisnya bagaimana, hanya karena Jungkook berada di tempat yang sama dengan korban, bukan berarti Jungkook pelakunya bukan?" 

Jimin hanya mengangguk kemudian memilih memejamkan matanya, tidak berniat bertanya apa gerangan yang membuat Hoseok menghentikan mobilnya. 

"Apa hukum orang dengan cacat mental bersaksi?"

"Aku buta hukum, tuan Jung terhormat."

"Kau pernah tidak berpikir seperti apa yang Namjoon pikirkan atau berpikir bahwa yang dikatakan Namjoon ada benarnya juga?"

"Kenapa pemikiranmu menjadi rumit?" Hoseok memilih menghembuskan napas panjang. 

"Aku tiba-tiba memiliki satu pertanyaan, apakah Taehyung berada di lokasi yang sama dengan Jungkook saat itu?"