Jimin menghirup napas dalam-dalam, mencium aroma basah sisa hujan semalam. Mereka menelusuri rumah sederhana yang sangat terawat itu, menemukan kepingan yang akan membuka misteri.
Jimin lantas bertanya dalam hati, kenapa tidak dari dulu saja tanpa menunggu Yoongi kembali, mereka menyelidiki semuanya.
Rapi dan harum adalah kesan pertama saat Jimin membuka pintu, sama seperti tadi malam, namun wangi itu menjadi semakin menusuk dan terfokus pada satu ruangan.
Ruangan itu terkunci dan membuat mereka menghela napas panjang, lantas memilih ke ruangan dan mereka menemukan sebuah kunci di dalam sebuah kotak.
Sebuah kotak yang diberi pita merah, isinya macam-macam dan yang membuat mereka tertegun adalah asumsi mereka benar.
Yoongi benar soal Taehyung dan Jungkook bukanlah saudara kandung, benar bahwa penjahat itu bukanlah orang tua Taehyung dan Jungkook.
Selanjutnya adalah sebuah flashdisk yang langsung Yoongi pasang di ponsel pintarnya dan mereka tertegun begitu lama saat melihat isi video yang ada di sana.
Satu hal yang membuat mereka penasaran adalah kunci dan ruangan yang terkunci.
Mereka bergegas dan mereka terduduk lemas melihat apa yang ada di hadapan mereka. Mata Jimin berkaca-kaca melihatnya, sebuah kotak transparan yang didesain sedemikian rupa dan berisi sebuah jasad di dalamnya, tenggelam diantara cairan namun tidak berkerut.
Jimin mengenal ruangan ini, ruangan yang merupakan kamar Jungkook. Asumsi mereka benar, dan semakin kuat kebenaran itu saat melihat Taehyung berdiri tegak dengan aura menyeramkan di sekelilingnya.
"Jangan sentuh adikku! Jangan bawa adikku kemana pun!" Jimin bergetar hanya dengan melihatnya, lantas melirik ke arah kotak kaca.
"Taehyung-ah ... Jungkook sudah pulang, jadi kenapa kau masih menunggunya?" Jimin menanyakan itu dengan nada bergetar, sedangkan sosok Taehyung yang terlihat sangat berbeda itu menunduk dalam.
"Kookie akan pulang saat hujan." Taehyung kemudian mengangkat wajahnya, ekspresinya kembali berubah, lantas Taehyung terduduk sembari menangis tersedu-sedu.
"Kookie sudah pulang tapi dia tidak mau bergerak, aku menyusahkannya aku membuatnya kesulitan dengan semua yang ada pada diriku."
"Tae-ah ... kalau begitu hentikan sandiwaramu dan biarkan semuanya terbuka."
Jimin kembali membuka suara, matanya sudah berkaca-kaca saat melihat sosok yang sangat dirindukannya begitu dekat namun terasa jauh.
"Kookie bilang aku sakit dan harus minum obat, aku tidak tahu apa obat itu, dan aku selalu merasakan hal aneh setelah Kookie pergi."
"Apa yang kau rasakan Tae?"
"Aku menjadi orang yang berbeda."
FIN
Ada yang mau menyimpulkan atau berhipotesis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Hujan (FF BTS)
FanfictionIni tentang seseorang yang menunggu hujan, mencoba menagih janji kepada seseorang yang menjanjikan akan pulang saat hujan. FF ini ada rules dan challengenya.. wkwk