Memori menyakitkan memang membekas di benak Jimin. Satu tahun yang lalu saat Jimin berusaha menerobos penjagaan polisi dan mencoba menghentikan proses eksekusi.
Jimin hanya ingin mengatakan bahwa Yoongi akan segera datang dan waktu terlalu cepat berlalu sehingga Yoongi tidak kunjung datang dan eksekusi itu tetap dilakukan.
Jimin sudah jatuh lemas saat melihat dengan mata kepalanya sendiri Jungkook dieksekusi, dan tubuhnya semakin lemas saat mendengar kabar bahwa Yoongi kecelakaan dan semua bukti itu menghilang.
Jimin merasa kehidupan tidak adil untuk Jungkook, belum lagi saat tiba-tiba datang seorang wanita yang mengambil alih jasad Jungkook dan mengembalikannya dalam bentuk abu.
Jimin menghembuskan napas panjang lantas menatap Hoseok yang juga tengah termenung, hingga suatu hal membuat Jimin bergegas menarik lengan Hoseok.
"Kita harus menjemput Namjoon dan pergi ke rumah Yoongi!" Jimin berseru sembari meminta Hoseok mengendarai mobil dengan cepat.
"Kenapa tidak pergi ke rumah Yoongi dan meminta Namjoon untuk datang?"
"Bukan itu masalahnya. Ada sesuatu diantara Namjoon dan Yoongi, kau tahu Kim Seokjin bukan? Hari itu Kim Seokjin adalah hakimnya dan Kim Seokjin adalah ayah Namjoon, aku pikir Namjoon tidak akan mau jika kita tidak menyeretnya."
"Jimin-ah ... apa kau mengingat sesuatu?"
"Aku ingat bahwa ...."
"Bukan tentang Jungkook, ini tentang Namjoon." Hoseok menelan salivanya, memainkan jemarinya di atas kemudi kemudian menghembuskan napas panjang.
"Kim Seokjin bunuh diri setelah Jungkook dieksekusi karena kita gagal menyelamatkannya, lantas apa yang kau ingat soal Jungkook?"
"Wanita itu hanya membawa abu, tapi kita tidak tahu itu abu siapa. Hanya itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Hujan (FF BTS)
FanfictionIni tentang seseorang yang menunggu hujan, mencoba menagih janji kepada seseorang yang menjanjikan akan pulang saat hujan. FF ini ada rules dan challengenya.. wkwk