بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Papa Alion kenapa balu pulang?" tanya Aisyah kepada Arion yang masih diliputi kebingungan, "Papa nggak tahu jalan pulang yah? Halusnya kalau Papa nggak tahu jalan pulang Papa halus nanya sama olang-olang bial nanti diantelin pulangnya tapi nanyanya halus sama yang udah kenal bial nggak diculik. Iyakan, Mama?" Mata bulat Aisyah menatap ke arah Delisha.
Delisha hanya mampu mengangguk lemah.
"Aisyah juga pelnah lupa jalan pulang habisnya Mama nggak jemput Aisyah telus Aisyah tanya Miss Wanda, rumah Aisyah di mana? Telus Miss Wanda antelin Aisyah pulang..." celotehan Aisyah terus berlanjut, dia sama sekali tidak menyadari kebingungan yang terpancar jelas dari wajah kakek, nenek dan Om-nya. Diantara mereka bertiga tidak ada yang pernah membahas Arion di depan Aisyah tapi kenapa si kecil Aisyah tahu kalau Arion adalah ayahnya?
"Oh iya Aisyah kan pelnah ketemu sama Papa di restorannya papa Khay. Telus kenapa Papa nggak nanya rumah Papa ke Papanya Khay pasti nanti Papa Khay bakal anterin papa pulang."
Arion terdiam, bingung harus menjawab apa.
"Apa kemarin kau menemui Aisyah tanpa sepengetahuan kami dan kau mengatakan pada Aisyah kalau kau adalah Papanya?" tanya Danang tegas setelah mendengar ucapan Aisyah kalau ternyata keduanya pernah bertemu di restoran milik Ilham.
"Saya dan Aisyah memang telah bertemu di restoran milik Ilham tapi itu terjadi secara tidak sengaja dan saya sama sekali tidak mengatakan pada Aisyah kalau saya adalah Papanya," Arion menjawab pertanyaan Danang dengan jujur, dia menoleh ke arah tangannya yang digenggam oleh Aisyah dengan erat, dia membalas genggaman putrinya tidak kalah erat.
"Jadi kalau bukan kau siapa yang memberitahu Aisyah? Tidak mungkin kan dia tahu dengan sendirinya," ucap Reza dengan nada tinggi.
"Ih Om Leza kok malah sama Papa sih?" Aisyah cemberut. Matanya melotot pada Reza, "Om Leza nggak boleh malah sama Papa nanti kalau Papa Aisyah pelgi lagi gimana?"
"A..aku yang memberitahu Aisyah," Delisha yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.
Danang, Citra dan Reza langsung menatap ke arah Delisha dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana mungkin Delisha sendiri yang mengatakan itu pada Aisyah? Bukankah dari awal Delisha lah yang sangat bersikeras untuk menjauhkan Aisyah dari Arion? Tapi pertanyaan itu mereka redam karena mereka tahu tidak akan nyaman bagi Delisha untuk menjelaskan hal itu di depan Arion dan Aisyah.
Aisyah tidak mau jauh-jauh dari Arion setelah tahu kalau ternyata Arion adalah Ayahnya. Saat Arion terlibat pembicaraan dengan Danang, Aisyah meminta duduk di atas pangkuan Arion. Wajahnya mendongak memperhatikan wajah Ayahnya yang sedang berbicara dengan kakeknya.
"Selain untuk bertemu dengan Aisyah apa niat lain Nak Arion datang kemari?"
Baru saja Arion hendak menjawab pertanyaan Danang. Namun, urung saat si kecil Aisyah mengajukan pertanyaan yang jauh sekali dari kata penting namun Arion tetap menjawabnya dengan sabar.
"Papa ini belapa?" si kecil Aisyah menunjukkan tiga jari tangan kanannya pada Arion.
"Itu tiga sayang," Arion menghitung jari itu sambil menyentuh ujungnya, "Satu dua tiga. Ada tiga kan?"
Aisyah mengangguk sambil tersenyum lebar, "Papa lukun iman ada belapa?"
"Ada enam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | END
SpiritualSequel Air Mata Cinta | Dewasa Demi rasa yang tersimpan di dalam hatinya dia melampaui batasan. Dia menghalalkan cara yang tak seharusnya dia lakukan untuk dapat memiliki dia yang dicintai. Dengan teganya dia menodai dia yang dicintainya. Berharap...