بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Arion memasuki masjid dalam keadaan telah berwudhu. Dia langsung melaksanakan salat tahiyatul masjid. Setelah itu dia melaksanakan salat taubat. Dalam sujud terakhirnya Arion menangis. Menangisi segala dosa yang telah dia lakukan. Berharap Sang Maha Pemilik segalanya mau mengampuni dosanya.
Ya Allah yang maha agung, tiada Tuhan yang berhak di sembah selain Mu, Dzat yang maha hidup kekal abadi dan secara terus menerus mengurus makhluk-Nya tanpa pernah berhenti. Aku bertaubat kepada Mu, aku mengakui segala dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah aku perbuat. Terimalah taubatnya hamba yang dzolim ini, yang tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri untuk berbuat mudharat atau memberi manfaat, untuk mati, hidup atau bangkit nanti.
Setelah melaksanakan salat dan memohon pengampunan dari Sang pemilik langit dan bumi Arion mengambil Al Qur'an dari rak yang terdapat di sudut kiri masjid. Dia membaca surah Asy-Syu'ara dengan penuh perasaan. Setiap ayatnya mampu nyentuh relung hati Arion.
Arion terus membacanya. Hingga akhirnya dia mampu menghafalnya. Untuk kesekian kalinya Arion menangis. Dia mampu menghafalnya dikala perjanjian telah dibatalkan. Niatnya kini menghafal Al Qur'an murni karena Allah bukan lagi karena Delisha. Delisha bukan jodohnya. Allah tak mentakdirkan mereka untuk hidup bersama karena Delisha baik sedangkan dia tidak. Dia hanyalah pemerkosa yang kini tengah berusaha untuk memperbaiki dirinya. Arion menyeka air matanya saat Ilham datang menghampirinya. Sebelum datang ke masjid ini dia sudah menghubungi Ilham untuk datang menemuinya di masjid ini ada beberapa yang ingin dia tanyakan pada Ilham.
Ilham tersenyum, "Kau tetap akan melanjutkan hafalanmu meskipun perjanjian yang kau buat dengan gadis itu dibatalkan?" Kemarin Arion melalui telepon memberitahunya kalau perjanjian dia dengan Delisha telah dibatalkan dan dia tidak akan menikahi Delisha karena dia tidak mau memaksakan cintanya dan dia pun tak mau lagi melanggar hukum yang telah Allah tentukan.
Arion mengangguk, "Aku akan tetap melanjutkan hafalanku dan aku akan berusaha untuk memurnikan niatku hanya karena Allah."
Ilham menepuk bahu Arion, "Allah sungguh baik padamu. Berjuanglah untuk terus menghafal kalamn-Nya. Ingatlah Arion, sekarang memang kalian tidak berjodoh namun tidak menutup kemungkinan nanti Allah akan menjodohkan kalian dengan cara yang terbaik. Jangan lelah untuk memperjuangkan dia melalui doa. Seperti dulu aku memperjuangkan Ranti melalui doa saat dia hendak dijodohkan dengan pemuda lain. Doa adalah senjatanya orang mukmin maka berjuanglah melalui doa dan berikhtiarlah. Karena doa tanpa ikhtiar bagai sayur tanpa garam," ucapnya mencoba untuk menciptakan canda.
Arion tersenyum tipis, namun itu sudah membuat Ilham lega.
"Oh iya apa yang ingin kau tanyakan?"
"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan, namun sebelumnya aku ingin menyetorkan surah Asy-Syu'ara yang baru aku hafalkan padamu."
"Padaku?"
"Iya. Sebab orang yang biasanya menerima setoran surahku kini tak mau lagi bertemu denganku," ucap Arion getir saat mengingat Reza yang kini membencinya. Reza lah yang biasanya menerima setoran hafalannya namun kini Reza tak mau lagi melakukan itu. Pintu rumah Delisha benar-benar telah tertutup. Baik untuk dirinya maupun Sadewa. Kemarin Sadewa ingin ke rumah Delisha, namun pintu pagarnya terkunci. Sadewa terus memanggil nama Delisha dan Reza berharap pintu akan dibuka namun pintu itu tidak ada yang membuka. Pintu itu tetap tertutup rapat meskipun Sadewa menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | END
EspiritualSequel Air Mata Cinta | Dewasa Demi rasa yang tersimpan di dalam hatinya dia melampaui batasan. Dia menghalalkan cara yang tak seharusnya dia lakukan untuk dapat memiliki dia yang dicintai. Dengan teganya dia menodai dia yang dicintainya. Berharap...