بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)🌿🌼🌿
Air mata Delisha tak kunjung berhenti mengalir. Pipinya yang semakin terlihat tirus selalu basah oleh air mata. Hari demi hari dia lalui dengan hati yang terluka. Dia ingin mengungkapkan segalanya. Membagi lukanya dengan orang-orang yang dia cintai dan sayangi namun lidahnya selalu terasa kelu. Dia tidak ingin melihat orang-orang yang dia cintai dan sayangi terluka karena lukanya.
"Kak Delisha," si kecil Sadewa masuk ke kamarnya dengan membawa sebuah kotak berwarna gold. Cepat-cepat Delisha menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Ada apa sayang," dengan penuh kasih sayang Delisha membelai pucuk kepala Sadewa. Sungguh andai saja dia dapat membekukan hatinya untuk tidak memikirkan perasaan si kecil Sadewa sudah pasti dia akan melaporkan Arion kepihak kepolisian. Dia berharap Arion mendekam di balik jeruji besi. Namun niat itu selalu dia urungkan saat dia mengingat keberadaan Sadewa yang sangat bergantung pada Arion.
"Ini untuk Kak Delisha dari Om Rion," Sadewa menyerahkan kotak yang ada di tangannya kepada Delisha.
Sejenak Delisha memejamkan matanya. Berharap amarah yang bergejolak di hatinya dapat dia kontrol. Semenjak kejadian terkutuk itu Arion selalu melimpahinya dengan berbagai hadiah. Dan selalu melalui Sadewa lah hadiah itu sampai kepadanya. Delisha pernah menolaknya dengan tegas dan yang terjadi adalah Sadewa menangis sepanjang hari. Sadewa tidak terima hadiah yang Omnya berikan ditolak oleh Delisha, semenjak itu terpaksa Delisha selalu menerima hadiah yang Arion berikan padanya namun tanpa seorangpun yang tahu hadiah-hadiah itu selalu Delisha bakar. Dimulai dari tas bermerek yang harganya puluhan juta sampai sepatu cantik yang hanya ada satu di dunia karena Arion sengaja memesan sepatu itu khusus dari salah satu perancangan sepatu terbaik di Paris, semuanya dibakar oleh Delisha. Semua kemewahan yang Arion berikan padanya sedikitpun tak mampu menghapus rasa benci yang bersemayam di hati Delisha. Kebenciannya pada Arion telah mengakar di hatinya.
Jantung Delisha berpacu dengan sangat kencang saat melihat apa yang terdapat di dalam kotak tersebut. Arion memberinya Al Qur'an dan dua tangkai mawar merah.
Aku tahu kamu selalu membakar apa yang telah aku berikan padamu. Namun aku yakin untuk kali ini kamu tidak akan berani membakarnya karena di dalamnya banyak rangkaian kata indah yang langsung Tuhanmu wahyukan kepada Rasulmu.
Maafkan aku Delisha. Aku sungguh menyesal. Beri aku kesempatan untuk menebus dosaku padamu.
Setelah membaca secarik kertas yang terselip di antara Al Qur'an dan mawar merah yang terdapat di dalam kotak tersebut kemarahan Delisha semakin bergolak. Dia tidak suka dengan apa yang Arion lakukan. Dia memang tidak akan membakar apa yang telah Arion berikan padanya kali ini namun dia akan memberikan Al Qur'an itu kepada masjid yang berada di dekat rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | END
EspiritualSequel Air Mata Cinta | Dewasa Demi rasa yang tersimpan di dalam hatinya dia melampaui batasan. Dia menghalalkan cara yang tak seharusnya dia lakukan untuk dapat memiliki dia yang dicintai. Dengan teganya dia menodai dia yang dicintainya. Berharap...