بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Assalamu'alaikum," untuk ketiga kalinya Arion mengulangi salamnya tapi Delisha belum juga menjawab salamnya.
Ada apa dengan Delisha? Apa Delisha tidak mendengar salamnya? Atau Delisha memang dengan sengaja tidak mau menjawab salamnya. Sekarang apa yang harus dia lakukan?
Ketika kebingungan itu tengah menyelimuti hati dan pikirannya tiba-tiba ada tangan mungil yang meraih telapak tangannya, "Waalaikumsalam, Papa." Si kecil Aisyah menjawab salamnya dan mencium punggung tangannya.
Arion tersenyum. Dia mensejajarkan tingginya dengan Aisyah, "Hari ini putri Papa sangat cantik," dengan lembut Arion mengecup kening putrinya.
Aisyah tersenyum lebar tapi senyuman itu perlahan pudar saat dia menoleh ke arah ibunya yang hingga sekarang masih saja menundukkan kepalanya, "Papa, Mama nangis. Tadi Aisyah juga nangis tapi kata Nenek, Aisyah nggak boleh nangis nanti Papa sedih."
Arion tersenyum sendu. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum membawa tubuh mungil buah hatinya ke dalam gendongannya, "Kita hibur Mama yah. Biar Mama nggak sedih."
Aisyah mengangguk. Perlahan Arion melangkahkan kakinya mendekat ke arah Delisha. Dia mendudukkan Aisyah tepat di samping Delisha, setelah itu dia berlutut tepat di depan keduanya.
"Maukah kamu salat di belakangku?" pertanyaan itu Arion ajukan pada Delisha. Dia ingin menjalankan sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah tapi yang menjawab hanya si kecil Aisyah. Dia mengangguk dengan semangat, sedangkan Delisha tetap memilih diam. Tidak mengiyakan ataupun menolak.
Arion tersenyum kepada Aisyah. Dia membelai sayang pucuk kepala putrinya, "Ayo sayang kita salat." Arion mengambil dua sajadah yang ada di atas tempat tidur. Sepertinya sajadah itu memang sudah disediakan untuk keduanya melaksanakan salat sunah.
Arion menggelar dua sajadah itu disisi kiri tempat tidur. Menghadap ke arah kiblat.
"Papa pakein," Aisyah menyerahkan mukena bergambar Minnie mouse miliknya kepada Arion. Meminta Arion untuk membantunya mengenakan mukena tersebut.
"Iya sayang," setelah selesai membantu Aisyah mengenakan mukena, Arion kembali mengajak Delisha untuk mendirikan salat bersamanya. Namun Delisha tetap tak bergeming.
"Mama kenapa tidak mau salat sama Papa? Mama malah yah sama Papa?" pertanyaan yang terlontar dari Aisyah akhirnya membuat Delisha beranjak dari duduknya.
Arion tersenyum, "Maafkan aku, Delisha," ucapnya sebelum menghadap kiblat. Siap untuk mendirikan salat bersama keluarga kecilnya.
Delisha menarik napas dalam-dalam. Berusaha untuk mengusir rasa sesak yang sedari tadi dia rasakan. Perlahan dia melepaskan cadarnya.
"Mama jangan nangis. Papa kan sudah pulang," ucap Aisyah kepada Delisha.
Delisha memaksakan bibirnya untuk mengukir senyum, "Ayo sayang kita salat. Saat salat kita tidak boleh bicara."
Aisyah mengangguk patuh. Ketiganya mulai melaksanakan salat. Setelah salat selesai Delisha kembali mengenakan cadarnya. Arion membalikkan tubuhnya, hingga kini posisinya saling berhadapan dengan Delisha, tanpa permisi Aisyah langsung duduk di atas pangkuan Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | END
SpiritualSequel Air Mata Cinta | Dewasa Demi rasa yang tersimpan di dalam hatinya dia melampaui batasan. Dia menghalalkan cara yang tak seharusnya dia lakukan untuk dapat memiliki dia yang dicintai. Dengan teganya dia menodai dia yang dicintainya. Berharap...