02.

13K 2.2K 721
                                    






Biasakan vote dulu sebelum baca, ok?











Happy reading!
















Taeyong dan Jaehyun kembali mengendap-ngendap. Jas yang sebelumnya mereka pakai kini sudah mereka tanggalkan dan menjadi tempat menampung​ bahan makanan.

Degupan jantung keduanya berdegup dengan kencang, tak sejalan dengan sunyinya rumah mewah ini.

Mayat sebelumnya masih ada disana, dan mau tidak mau mereka harus melewatinya sebelum kembali keatas.

Jaehyun menjadi leader dalam perjalanan mereka. Sesekali melirik kearah Taeyong yang kini sedang melirik ke segala arah dengan kedua matanya yang berpendar ketakutan.

Sebentar lagi, mereka akan melewati mayat tersebut. Dan entah mengapa jantung Taeyong lebih berdegup saat menatap mayat tersebut yang semakin dekat dengannya.








Dekat...













Semakin dekat...














Hingga,















Grep




"Arghhhh." Taeyong berteriak tak kala sebuah tangan memegang satu kakinya, membuat Jaehyun terkejut dan dengan cepat menarik Taeyong agar terlepas dari cengkeraman sebuah tangan.






Bruk






Tubuh keduanya terjatuh saat Jaehyun menariknya terlalu kencang membuat beberapa makanan yang ia bawa berjatuhan.

Taeyong shock, apalagi saat melihat tangan mayat suster itu lah yang menahannya.

"Ini gila." Ungkap Jaehyun. Jantungnya juga tak kala kencang saat melihat bagaimana tangan yang sudah membiru itu mencengkeram dengan kuat kaki Taeyong.

"Kau tak apa, hyung?" Jaehyun mendekat kearah Taeyong yang masih tak bergeming, terkejut bukan main. Dengan spontan Jaehyun memeluk Taeyong agar pria mungil itu lebih tenang.

Alunan nafas mereka beriringan, seirama dengan detak jantung keduanya yang berpacu dengan cepat.

"Tenang hyung,  ada aku." Jaehyun berusaha untuk menenangkan Taeyong dengan mengelus pelan belakang tubuh pria itu.

"K-kau melihat itu? M-mayat i-itu.. m-masihlah berㅡ"

"Shhㅡ tenanglah hyung, tenang." Jaehyun juga terkejut. Ia masih tidak habis pikir, bagaimana bisa sebuah mayat bisa memegang se-erat itu?

"Apa.. kau masih ingin mencari manajermu atau kita mencari jalan keluar?" Bisik Jaehyun.

Taeyong bimbang. Disatu sisi ia sangat ingin keluar dari tempat aneh ini, namun disatu sisi ia tak bisa meninggalkan Doyoung begitu saja. Doyoung adalah hidupnya, sejak kecil hingga beranjak dewasa mereka selalu bersama. Bahkan saat kedua orang tua mereka meninggal, mereka tetap bersama dan berjanji untuk selalu bersama.

"Aku masih ingin mencari Doyoung." Guman Taeyong.

Jaehyun mengangguk, kemudian membantu Taeyong untuk bangun dan mengambil beberapa makanan yang sebelumnya telah terjatuh.





Mereka kembali menaiki tangga, dan mencari tangga lain untuk menaiki ke lantai atas. Rumah yang sungguh sangat mewah, sangat tidak etis jika hanya ditinggali oleh CEO-nya sendiri yang masih memilih untuk lajang.





a PARTY-MARE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang