10.

7.1K 1.4K 309
                                    

"Aku akan berusaha lebihㅡ"

"Aku akan membuktikan padamu bahwaㅡ"

"Tolong jangan jadikan akuㅡ"







Taeyong tersentak dari tidurnya. Kedua matanya melihat ke sekelilingnya dan tersadar bahwa ia masih berada ditempat sebelumnyaㅡjalan tikusㅡbegitu ia menyebutnya.

Ia tak sadar sudah tertidur dengan posisi terduduk seperti sebelumnya. Oh, sudah berapa lama ia tertidur?

Taeyong menggaruk belakang kepalanya, kemudian mulai membalikkan tubuhnya untuk kembali mengintip melalui celah bolongan.

Dengan satu matanya, ia mulai menatap kearah dalam dan yang ia temukan hanyalah mayat Jackson yang penuh darah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Jungwoo. Dimana pria itu?

Taeyong mulai meraba papan dihadapannya. Mulai berfikir untuk mendobraknya namun ia kembali teringat akan Jungwoo. Bagaimana jika Jungwoo masih disana?

Sejujurnya ia masih terkejut dengan apa yang ia lihat. Seorang Jungwoo yang menurutnya manis ternyata seorang pembunuh. Bahkan cara membunuh Jungwoo terlihat lihai, seperti psikopat-psikopat diluar sana. Membuat Taeyong berfikir bahwa apa yang dikatakan orang-orang memang benar; jangan menilai orang dari tampang luarnya saja.

Otaknya mulai berfikir untuk masuk ke dalam. Ia ingin melihat mayat bosnya itu. Meski sebenarnya ia takut, namun rasa penasarannya jauh lebih besar dibanding rasa takutnya.

Brak

Brak

Brak

Ia bahkan tidak peduli jikalau ternyata masih ada Jungwoo disana. Toh, ia hanya ingin melihat bosnya untuk terakhir kali.


Brak


Krek


Pada tendangan yang entah ke berapa, akhirnya Taeyong bisa merusak papan dihadapannya itu. Taeyong sedikit mendorong paksa papan yang sudah rusak itu hingga akhirnya membentuk sebuah bolongan kasar yang bisa muat oleh tubuhnya.

Dorongan terakhir akhirnya berhasil dan Taeyong langsung menuju mayat kaku Jackson yang sudah memutih dengan luka disekujur tubuhnya.

Kaki Taeyong lemas, hingga akhirnya ia tersimpuh saat melihat bagaimana orang yang sangat ia benci namun ia sayangi jugaㅡkarena Jackson telah membesarkan namanyaㅡsudah tewas dengan sangat mengenaskan.

Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh darah. Bahkan sebuah kapak masih bersarang di dada Jackson, membuat lelehan bening di kedua mata Taeyong kembali mengalir.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri pembunuhan yang begitu sadis. Dan lebih parahnya adalah, pembunuhan dilakukan oleh orang yang ia kenal.

"Semoga kau tenang disana, bos." Ucapnya serak seraya menutup mata Jackson yang terbuka sebelumnya.

Bosnya ini, tidak terlalu tua selayaknya bos-bos agensi pada umumnya. Memiliki paras tampan, jenaka dan tegas disaat yang bersamaan. Umurnya baru menginjak 37 tahun namun kualitas kerja tidak usah diragukan lagi. Sejak awal ia merintis, ia sudah bisa bersanding dengan para tertua lainnya. Meski licik dan gila, Taeyong tetap menghormati Jackson karena dialah, Taeyong bisa menjadi seperti ini.

Kedua pandangan Taeyong masih tertuju pada mayat kaku dihadapannya sebelum akhirnya terbuka lebar saat melihat sesuatu yang ia kenal.

Kertas itu lagi!

a PARTY-MARE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang