12.

7.2K 1.4K 536
                                    

Ketiganya kini berjalan cepat meski pandangan mereka teruji karena gelapnya cahaya sekitar. Meski begitu, tangan ketiganya tidak pernah lepas satu sama lain, mereka tak ingin kembali untuk berpisah.

Jaehyun memimpin Jalan, lalu diikuti oleh Taeyong dan terakhir Doyoung.

Sering kali Jaehyun meraba-raba dan menanyakan arah jalan pada Taeyong yang sebelumnya pernah melewatinya.

"Pintu ini! Aku melewati pintu ini dan ku rasa, ini adalah kamar milik Jackson." Ucap Taeyong saat melihat sebuah pintu yang ia kenal.

"Apakah pintu ini ada tembusannya?" Tanya Jaehyun dan Taeyong hanya menggeleng.

"Tidak. Namun ada sebuah papan dan aku menghancurkannya. Disitulah jalannya." Jawab Taeyong membuat Jaehyun mengangguk.

Jemari Jaehyun mulai membukanya, namun tertahan saat tangan Doyoung memberhentikannya.

"T-Tunggu... Sebenarnya, untuk apa kita kesana? Toh, kita sudah bersama. Bukankah sebaiknya kita mencari jalan keluar saja? Lagipula, jika kita kembali jalan lurus, kita akan langsung keluar." Tutur Doyoung membuat Jaehyun dan Taeyong terdiam.

Oh, Doyoung tentu tahu jalan keluar sini karena saat bertemu Jaehyun juga ia melewati lorong yang lurus itu. Bahkan ia tak tahu kalau disini ada ruangan tuan Jackson.

"T-Tapi... Kita juga penasaran bukan, siapa pelakunya?" Cicit Taeyong membuat Doyoung mendesah.

"Ya, aku tahu. Tapi jikalau memang mereka berdua yang menjadi dalang dari ini semua, kita mau apa? Apakah kita akan melawan dua orang psikopat itu?" Pernyataan dari Doyoung membuat Taeyong ngeri. Pasalnya, ia sendiri tak bisa berkelahi dan yang ada ia langsung dibunuh duluan oleh mereka.

Jaehyun menghela nafas. "Baiklah, kita keluar sekarangㅡ"

"T-Tunggu..." Ucapan dari Jaehyun terpotong oleh Taeyong membuat kedua orang lainnya menoleh.

"S-sebenarnya.. aku masih penasaran.." Doyoung dan Jaehyun sontak mengernyit saat mendengar penuturan Taeyong.

Sedangkan Taeyong, kini memainkan ujung kemejanya yang sudah lusuh. "Saat Jaehyun pergi bersama Chanyeol.. aku tak sengaja menemukan sebuah gagang pintu di tembok, aku sungguh penasaran dengan apa yang ada didalamnya."

"Gagang pintu.. di tembok?" Tanya Jaehyun membuat Taeyong mengangguk.

"Ya, aku yakin bahwa itu adalah sebuah ruangan karena tidak mungkin ada gagang pintu di tembok jika tidak ada ruangannya, bukan?" Jelas Taeyong.

Kali ini Doyoung terlihat berfikir, namun tak mengatakan apa-apa. Sama halnya dengan Jaehyun yang juga terdiam.

Taeyong menatap keduanya, kemudian menggaruk belakang kepalanya. Sejujurnya, ia sama takutnya dengan Doyoung. Tapi serius, di kepalanya masih penasaran dengan fungsi dari pintu rahasia itu. Dan lagipula, ia juga penasaran pada pernyataan Jaehyun yang menyatakan bahwa kedua orang itulah yang menjadi dalangnya.

Taeyong berfikir, jika asumsi Taeyong dan Doyoung saja sudah terbukti tidak benar, mengapa tidak sekalian saja membuktikan asumsi dari Jaehyun?

"Aku pikir, tidak ada salahnya jika kita kesana. Aku juga penasaran mengenai mereka sekaligus, melihat hasil dari asumsiku." Jawab Jaehyun membuat Taeyong mengangguk.

"Ya, baiklah. Kalau begitu cepat jalan. Aku sudah tidak ingin berada dirumah ini lagi." Doyoung berenggut membuat Taeyong tersenyum.

Bagaimana pun juga, sahabatnya itu tidak akan bisa menolak kemauan Taeyong terutama keingintahuan Taeyong karena Doyoung tahu, jika Taeyong tak mendapatkan apa yang ia pikirkan, ia akan terus memikirkannya hingga akhirnya membuatnya pusing sendiri.








a PARTY-MARE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang