Enam Belas

1K 157 10
                                    

Wonwoo benci Soonyoung.

Mungkin tepatnya, benci Soonyoung si perajuk.

Siang ini, sambil menyandarkan punggungnya pada tembok, Wonwoo sesekali melirik jam tangannya sambil terus mengawasi pintu gerbang. Soonyoung lama banget sih, ia menggerutu. Kalau saja Wonwoo tidak ingat seberapa spesialnya Soonyoung, mungkin sekarang Soonyoung hanya tersisa nama.

Sebenarnya, Wonwoo itu sama saja kayak Soonyoung. Orangnya enggak sabaran. Eits, tapi ada pengecualianㅡ untuk hal-hal yang 'penting' menurutnya. Misalnya, guru, atau info tugas dari grup kelas yang dikasih tau mendadak, atau juga kedatangan si pujangga hati.

Tidak menunggu lama, sosok yang ditunggu akhirnya datang. Wonwoo langsung menegakkan pundaknya, namun seketika, sorot mata cowok itu menggelap pudar.

Kenapa sih, Soonyoung deket banget sama Jaehwan?

Ini bukan sekali dua kali dia melihat pemandangan tidak menyenangkan in. Tadi siang juga begitu. Bedanya, kalau tadi siang ada Seungcheol, sekarang benar-benar hanya mereka berdua.

Soonyoung dan Jaehwan.

Wonwoo menghembuskan nafasnya. Tahan, dia harus menahan emosinya. Ini masih di lingkungan sekolah, Jeon. Akan ada banyak anak yang bakal melihat kalau Wonwoo terang-terangan menonjok Jaehwan. Menjadi topik gibahan besok di sekolah adalah hal yang buruk, apalagi posisinya sekarang yang digadang-gadang menjadi calon Ketua OSIS menggantikan Seungcheol.

Bisa-bisa, satu sekolah gempar karena tahu Jeon Wonwoo, si cowok dingin dan pintar, adalah seorang gay.

"Woi, Kwon," biarlah, emosinya bakal lumer juga kalau sama Soonyoung. Wonwoo menghentikan langkah Soonyoung, sambil tersenyum paksa ia bertanya memastikan, "Jadi 'kan, pulang bareng?"

Sekedar info, semenjak hari dimana mereka nge-date di bioskop, secara tak resmi rutinitas Wonwoo sehabis pulang sekolah jadi bertambah satu : membonceng Kwon Soonyoung. Yap, ojeknya Soonyoung sekarang ada 2. Yaitu Seungcheol saat berangkat, dan Wonwoo saat pulang.

Eits.

Bentar.

Ini Wonwoo enggak salah lihat, kan?

Soonyoung baru saja melengos, membuang nafasnya kasar dan dengan suara yang bergemuruh, dia menjawab, "Lo duluan aja, gue mau main dulu."

"Sama siapa?" tanya Wonwoo cepat, alisnya terangkat ketika Soonyoung melirik orang di sampingnya. "Jaehwan?" ia bertanya kedua kalinya.

Soonyoung mengangguk.

Ah.

Wonwoo cemburu. Lagi. Dan sekarang, sangat sangat cemburu. Dia terdiam beberapa detik, matanya melakukan scanning cepat pada Jaehwan yang cuman bisa nyengir. Menyiratkan sumpah-kwon-lo-kalo-mau-cari-korban-jangan-gue-napa.

Menghela nafas kasar, Wonwoo akhirnya mengulas senyum tidak ikhlasnya dengan pura-pura ikhlas (yang mana masih tetap kelihatan tidak ikhlasnya), dan mengucapkan salam perpisahan sebelum masuk ke parkiran. Meninggalkan Soonyoung dan Jaehwan disana. Dimana sekarang, si penolak tawaran Wonwoo mendapat toyoran empuk dari Jaehwan.

"Lo kenapa sih, bego banget?"keluh Jaehwan, "Tadi kesel lihat dia sama Seulgi. Eh, giliran dikasih enak malah nolak," kata Jaehwan heran.

Soonyoung terdiam. Ditatapnya nanar punggung Wonwoo. Udahlah. Enggak ada salahnya kan, siang ini dia pulang tanpa gratisan?

"Gapapa, gue lagi pengen sendirian aja."

*
*
*
*

Simpangan Cinta ㅡ soonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang